Enjoy this story
"Dari mana kamu?"tanya Alta pada Siska yang baru saja tiba di mansion dengan pakaian yang bisa dibilang kurang sopan.
"Kenapa kamu harus tau? Urus saja anak kurang ajar kamu itu,"ketus Siska.
"Tidak usah seperti anak kecil Siska, kau itu sudah tua bersikaplah selakyaknya seorang ibu dan istri yang baik,"ujar Alta.
"Terserah aku dong, kamu aja gak peduli sama aku,"ujar Siska.
"Kalau aku gak peduli sama kamu mungkin sekarang kamu sudah mati Siska,"ujar Alta dengan nada tinggi.
"Kami berani bentak aku mas? Selama ini kamu gak pernah sekalipun bentak aku, tapi semenjak ada anak itu kamu bentak-bentak aku,"ujar Siska dengan emosi.
"Kenapa nyalahin Cira? Justru harusnya kamu bersyukur masih ada yang peduli dengan keadaan aku sama Farez, emangnya kamu pernah peduli? Gak sama sekali. Kamu taunya cuman arisan, shopping, dan keluyuran gak jelas. Ingat ya Siska kamu itu sudah menjadi seorang ibu, bukan lagi anak muda,"bentak Alta.
"Aku mau bebas mas, kenapa sih kamu,"ujar Siska.
"Makan tuh bebas, sekalian gak usah minta uang ke saya. Seminggu ini tidak ada yang untuk kamu,"ujar Alta lalu pergi dari sana.
"Sialan,"desis Siska.
Siska juga ikut beranjak dari sana, tanpa mereka sadari sejak tadi ada seorang maid yang menyaksikan itu dengan serius seperti sedang menonton kisah Indosiar.
"Mampus, makanya jadi orang jangan sombong. Makan tuh kere,"ujar maid itu dengan pelan.
"Eh bi, ngapain disitu,"ujar teman maid, sebut saja namanya Yati dan maid tadi adalah Sri.
"Biasa Ti, nonton sinetron secara live,"ujar Sri.
"Yahh saya ketinggalan dong bi,"lesu Yati.
"Pasti nanti malam ada lagi kok tenang aja,"ujar Sri.
"Yes asik, ntar malam pasti lebih hot lagi ya bi karena ada non Mentari,"ujar Yati.
"Benar kamu Ti, non Mentari emang the best deh. Karena dia mansion ini lebih berwarna lagi,"ujar Sri.
Mereka berdua pun bergosip ria membicarakan perkara rumah tangga majikan mereka, maid gaul.
***
Bel pulang sudah berbunyi, saatnya semua murid pulang ke rumah mereka masing-masing.
"Mentari cepetan dikit napa, lemot amat lo jalannya,"ujar Farez.
"Sabar dong bro, lo kira kaki gue ada roda apa,"ujar Mentari.
"Gitu aja ngegas lo,"ujar Farez.
"Terserah gue dong, mulut kan mulut gue bukan mulut lo,"ujar Mentari.
"Heh bocil berani lo sama gue?"ujar Farez sambil menatap Mentari dengan tajam.
Mentari menggelengkan kepalanya, "gak berani,"cicit Mentari.
Farez menepuk pelan kepala Mentari, "bagus. Lo gak boleh berani sama gue, ingat gue ini majikan lo,"ujar Farez.
Mereka berdua pun melanjutkan langkah mereka dengan Farez yang terus menggandeng tangan Mentari, tanpa sadar mereka berdua sudah menjadi sorotan publik, eh sekolah.
"Oi bos,"panggil Davan.
Farez menoleh ke belakang melihat teman-temannya yang menyusul dirinya .
"Kenapa?"tanya Farez.
"Nanti malam ada rejeki lagi bro, ikutan gak lo?"ujar Langit.
"Ikut lah masa gak,"ujar Farez.
"Tapi tantangannya harus bawa doi, nah berhubung lo jomblo beda dari si terik yang playboy, gimana dong?"tanya Farel.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZI [COMPLETED]/TERBIT DI APK KUBACA
Teen FictionALFAREZI by ferayarayaya [ Teenfiction-Humor-Romance] Hai pembaca baru, selamat datang di cerita ini. Saya harap kalian bisa menikmati dan menyukai cerita ini, squelnya bisa dibaca terpisah ya bestie🧡 Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak da...