Prolog

1.5K 37 7
                                    

"Kamu membuatku bingung di antara dua pilihan, bertahan atau meninggalkan."


•••




"Anzel, Ano punya hadiah." Lelaki dengan paras imut itu menyembunyikan sesuatu di belakang tubuhnya. Ia mempertaruhkan harga dirinya untuk memberikan hadiah ini kepada Chyra.

Sedangkan Chyra, hanya menatap malas sembari mengutak-atik layar ponselnya. "Apa?"

Meskipun sedikit tidak nyaman dengan reaksi yang diberikan Chyra, lelaki itu tetap mengeluarkan hadiah itu sembari berkata dengan nada riang. "Tarrra!"

Ternyata itu adalah sebuah buket bunga matahari yang sangat indah.

Lelaki dengan nama Ceano itu sudah sangat khawatir ketika Chyra terdiam lalu menatap bunga di tangannya dengan termenung.

"Lo serius?" Chyra merasakan seluruh tubuhnya kaku. Bagaimana bisa Ceano mengetahui seluruh kesukaannya? Kemarin lelaki itu tahu jika Chyra tidak bisa makan pedas, kemarin lagi dia melarang Chyra hujan-hujanan agar tidak terkena asma. Lalu sekarang ....

Melihat raut wajah Chyra yang mulai berubah, Ceano menjauhkan bunga itu agar Chyra tidak semakin murka. "Anzel enggak suka, ya? Maaf," lirihnya. "Aku buang aja bunganya. Maaf banget, ya, Anzel."

"Jangan!" cegah Chyra menahan lengan Ceano agar tidak membuang bunga itu ke tong sampah. "Gue suka."

Chyra menarik napasnya dalam-dalam. Dia mengambil bunga matahari itu lalu tersenyum lebar. "Gue suka banget, Ano. Gimana bisa lo tahu semua hal tentang gue, hm?"

"Beneran, An? Astaga, aku pikir kamu bakalan benci sama aku karena ngasi bunga itu," kata Cean takut-takut.

"Kenapa?" tanya Chyra sedikit nyolot ketika Ceano terciduk memperhatikan tanpa berkedip.

"Eh enggak." Terlihat jelas sekali kalau Ceano sedang salah tingkah. Cowok itu menggaruk belakang telinganya sembari tersenyum malu.

"Kenapa?" gertak Chyra dengan wajah garangnya.

"Uhm, itu ... Ano suka lihat Anzel senyum, cantik banget, adem lihatnya. Ano suka!" ujar Ceano dengan satu kali tarikan nafas. Astaga, sekarang wajahnya memerah karena malu. Dan tadi, bagaimana bisa lelaki sepertinya berkata seperti itu di depan Chyra Anzaela Permana.

"Thank's."

Jawaban Chyra  itu membuat Ceano mati kutu. Apa itu artinya Chyra mulai menganggap dirinya ada? Ah, sepertinya Ceano terlalu banyak berkhayal.

***

"Anzel, aku mau pergi hari ini."

"Hah? Kemana? Jadi, rencana kita buat jalan gagal?"

"Ke suatu tempat. Aku janji besok bakalan ajak kamu."

"Oke take care, kita bisa pergi lain kali."

***

Anzel

13 Panggilan tidak terjawab

Lagi dimana?
Lupa lagi sama janji kita hari ini?

"Anzel." Ceano membolakan kedua matanya. Dia melirik jam di handphonenya dan tersentak kala melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore.

The Way I Hate You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang