Jika ditanya apa yang ingin dilakukan remaja 17 tahun itu, mungkin dia tak akan bisa menjawab satu pun. Terlalu banyak keinginannya yang terhalang oleh semesta. Suaranya seringkali tak didengarkan, tak ada yang bisa membaca aksaranya. Memang, di dunia ini tidak ada yang berpihak padanya.Lelaki itu mengangguk lalu tersenyum sebagai ucapan terimakasih kepada dokter yang sudah memeriksa keadaan bundanya. Wanita itu sudah siuman, tetapi sampai sekarang, dia belum berani untuk menampilkan wajah di hadapan sang Bunda. Di dalam sana hanya ada beberapa perawat untuk memastikan keadaan Bunda agar baik-baik saja.
Dokter yang merawat Bunda tadi adalah sahabat dari ayah tirinya atau mantan suami dari Bunda. Dokter Haris namanya Dia sudah menjadi dokter pribadi di sini selama kurang lebih sepuluh tahun. Bunda hanya kelelahan akibat terlalu banyak bekerja, tubuhnya mengalami dehidrasi ringan, itu kata Dokter Haris saat Cean bertanya tentang kondisi sang Bunda.
Sebelum pergi, dokter itu berpesan pada Cean, "Jangan biarkan dia berpikir terlalu keras, ataupun berada dalam tekanannya. Hal seperti itu akan memperburuk keadaan mentalnya."
"Jauhkan dia dari hal yang tidak dia sukai. Paling penting untuk membiarkan dia istirahat selama beberapa hari agar kondisinya bisa cepat pulih."
Cean mengangguk, sempat terbersit sedikit kekecewaan dari dalam hatinya mengingat Bunda pingsan karena dirinya sendiri. Cowok itu tidak bisa memenuhi permintaan wanita yang menjadi cinta pertamanya. Kalau Bunda enggak suka Cean, berarti Cean harus pergi di saat Bunda sudah siuman, ya?
"Kapan bunda bisa sadar, Dok?"
"Dua sampai tiga jam lagi. Tergantung dari kondisi fisik maupun psikis-nya sendiri."
Cean meraih tangan Bunda lalu meletakkan di pipinya. Baru kali ini dia bisa merasakan sentuhan bundanya, walupun itu tidak secara langsung. Rasanya hangat dan juga nyaman. Jika bundanya sadar, mungkin bukan elusan lembut yang dia dapat, melainkan tamparan seperti beberapa waktu lalu.
"Mama cuma kelelahan aja, kan, Dok?" tanya Cean sekali lagi untuk memastikan kebenarannya. Dia tidak mau jika Bunda bernasib sama sepertinya.
Dokter Haris menepuk pelan pundak Cean. "Iya, jangan cemas. Kamu harus menjaga beliau agar cepat sembuh."
Cean merapikan rambut Bunda yang berantakan. Kapan lagi dia bisa sedekat ini dengan bundanya. Maka dari itu dia memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin.
Sebenarnya ada hal yang ingin dokter itu katakan mengenai kondisi psikis dari Bunda Cean, tetapi beberapa hari lalu pasiennya itu sudah bilang untuk tidak memberitahukan kepada siapa pun mengenai penyakit yang dia derita, termasuk anaknya sendiri. Akhirnya dokter itu mengalah dan memilih menyetujui perjanjian antara dia dan pasiennya.
"Dokter pulang dulu, ya. Nanti akan ada suster yang membatu perawatan bunda kamu."
Cean menyalimi dokter itu ketika dia hendak pergi. "Terima kasih banyak, Dok. Cean berhutang budi banyak sama Dokter."
"Ah, kamu bisa saja. Kalian sudah seperti keluarga bagi Dokter," katanya sembari tersenyum manis.
"Cean enggak tahu harus bayar kebaikan Dokter dengan cara apa lagi."
Dokter itu mengacak rambut Cean. "Yang penting kamu dan Bunda kamu selalu sehat. Itu sudah cukup bagi saya."
"Sekali lagi terima kasih banyak, Dokter." Cean memeluk dokter Haris dengan erat. Ia tersenyum pilu saat dokter itu membalas pelukannya. Mungkin begini rasanya jika dipeluk ayah sendiri. Selama ini Cean hanya bisa membayangkan itu dari hatinya yang paling dalam.
Ketika Dokter Haris pulang dan dua orang perawat sudah sampai untuk merawat Bunda yang ada di kamar, barulah Cean beranjak pergi dari sana. Dia mengambil ponsel yang ada di saku celananya kemudian terkejut ketika mendapati banyak notifikasi panggilan tidak terjawab dari Chyra. Keningnya pun berkerut heran. Sepertinya ada hal penting yang ingin Chyra bicarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Hate You [End]
Novela JuvenilChyra Anzaela Permana. Anak kecil yang selalu ceria tanpa memperlihatkan kesedihannya. Itu dulu ... sebelum satu rahasia yang ia ketahui tentang orang tua kandungnya. Bahkan, rahasia itu baru ia ketahui setelah 10 tahun kemudian. Sebuah fakta yang m...