📌 Chapter 9: The Truth

395 16 1
                                    


"Rinduuuu!"

Bangku yang mereka berdua duduki tiba-tiba saja berderit saat Chyra bangkit tanpa aba-aba. Rindu hampir saja terjengkang jika dia tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya dengan baik. Maklum saja, bangku yang hanya muat diduduki oleh dua orang itu itu sudah tua sekali, bahkan tampak berkarat jika dilihat dari dekat.

"Anjir woi! Kalau mau diri bilang-bilang juga kali." Rindu merasa jantungnya akan copot detik itu juga.

Chyra terkekeh dengan geli. "Hehe, maaf Rindu. Chyra tadi mau nanya, kita enggak masuk ke kelas, ya?" tanyanya dengan polos.  Padahal Rindu yakin jika tadi gadis di depannya ini sudah mendengar bel masuk berbunyi setengah jam lalu.

"Udah bolos aja, dah. Gitu aja kok ribet!"

"Ih, tapi Rindu, nanti nama kita berdua di alpa dari kelas, terus nanti dihukum gimana?"

"Lo aja udah bolos tiga hari terakhir ini. Kemana aja lo? Mana tadi songong banget ngomong sama gue," kesal Rindu sembari memanyunkan bibirnya. Masih ingat di benaknya tadi bagaimana Chyra berbicara dengan logat lo-gue. Rindu sempat kaget dan tidak percaya bagaimana gadis se-polos ini bisa menjadi sebar-bar tadi.

"Chyra tadi keren banget," puji Chyra kepada dirinya sendiri. "Tapi Rindu ... maafin Chyra, ya. Chyra lagi ada masalah sama papa sama mami. Chyra pikir Rindu enggak seharusnya tahu masalah yang Chyra alami. Cyhra enggak mau membuat Rindu merasa terbebani."

"Hah? Lo udah ketemu sama Papa lo?" Rindu bertanya dengan alis menukik tajam. "Eh, tapi bukannya dia udah lama banget menghilang, ya? Kok baru muncul sekarang?" herannya lagi. Ya, sedikit banyaknya Rindu tahu bagaimana hubungan Chyra dengan keluarganya. "Gue ini sahabat lo apa bukan, sih? Masa masalah sebesar ini gue aja enggak tahu!" kesal Rindu mulai emosi.

"Sabar, Rindu. Ini Chyra lagi mau cerita," sahut Chyra untuk menenangkan Rindu.

"Rindu mau tahu nggak? Sebenarnya papa Chyra itu udah lama banget ada di samping Chyra, tapi dia enggak mau ngaku."

"Loh? Gimana toh maksudnya?"

"Beberapa hari lalu ... Chyra tahu tentang semuanya," kata Chyra sembari tersenyum dengan pedih.

"Sini-sini cerita," ajak Rindu sembari menepuk kursi kosong di sebelahnya.

"Waktu itu Chyra mau minta maaf sama mami karena suatu hal, tapi pas mau masuk kamar mami, Chyra denger Om Nathan ngomong kasar banget sama mami."

"Jadi kamu menyesal menikah dengan saya?"

Chyra yang ada di depan pintu kamar itu pun mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam sana.

"Brengsek!" maki Jesika membuat Chyra tersentak kaget. Sebenarnya apa yang telah terjadi di dalam sana? Jeda beberapa detik sebelum sesaat kemudian maminya kembali melanjutkan ucapannya.

"Selama ini hanya aku yang berjuang dalam pernikahan kita. Kamu hanya memikirkan dirimu sendiri tanpa tahu ada orang lain yang butuh perhatian kamu. Kamu lebih memikirkan Chyra daripada Radit. Pikiran kamu masih sempit, Nath. Kamu terlalu fokus ke masa lalu, sampai lupa bahwa di masa sekarang aku selalu nunggu kamu untuk melihat ke arahku."

"Chyra anak kandung saya. Jadi wajar saja saya memperlakukan dia berbeda. Dari awal saya sudah bilang bukan bahwa pernikahan ini semata-mata hanya untuk mewujudkan keinginan Chyra saja. Sampai kapan pun saya tidak akan pernah mencintai kamu."

Deg!

Tanpa sadar, Chyra mengeratkan pegangannya di ganggang pintu. Anak? Kalimat tadi seakan menamparnya dengan keras. Bagaimana bisa? Kenapa pria itu tidak jujur dari awal? Kenapa harus sembunyi-sembunyi? Chyra merasa seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa di sini. Maminya? Dia telah membuat maminya menderita karena menikahi orang yang tidak mencintainya.

The Way I Hate You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang