Hari ini Chyra terlihat menaiki sebuah mobil bersama Samudra untuk pergi ke suatu tempat. Lebih tepatnya cowok itu yang memaksa Chyra hingga datang ke rumahnya. Sudah berapa kali menolak pun, Chyra tidak akan bisa menghalangi ide gila dari Samudra.
"Kamu mau ajak aku ke mana, sih, Sam?" Samudra fokus menyetir tanpa menjawab pertanyaan Chyra.
Gadis itu tampak risih ketika dress berwarna hitam dengan potongan rendah di atas lutut yang diberikan Samudra ini terlihat memerkan paha mulusnya. Chyra tidak mau memakainya, tetapi Samudra langsung mencengkram tangannya dengan kuat. Chyra ketakutan saat melihat reaksi cowok itu. Dia sangat kasar, dan Chyra juga tidak punya pilihan lain selain tetap menggunakan pakaian tersebut.
"Samudra?" Samudra tersenyum manis pada Chyra lalu membantu gadis itu untuk membuka sabut pengaman.
"Kita ngapain di sini?" bingung Chyra ketika Samudra membawanya di sebuah hotel yang jauh dari jalan besar. Hotel itu kelihatan sepi dari luar.
"Masuk, yuk, temen-temen aku udah nungguin di dalam." Chyra tetap berusaha berpikir positif meskipun hatinya dilanda beribu keraguan.
Setelah masuk ke dalam, barulah Chyra sadar bahwa ternyata hotel ini tidak seburuk kelihatannya. Ruangan aulanya tampak megah, bergaya eropa serta dihiasi lukisan pada zaman kuno dulu. Warna putih gading mendominasi ruangan ini.
Samudra menarik tangannya dengan lembut hingga Chyra yang sedang memakai heals pun bisa mengimbangi jalannya. Kursi di ruangan ini sudah hampir terisi penuh, Samudra sampai harus membawa Chyra ke kursi di barisan ujung paling belakang.
"Kamu kok enggak bilang mau bawa aku ke pesta pernikahan temen kamu?" Samudra menaruh jari telunjuknya di bibir Chyra.
Mereka duduk di kursi dengan berpegangan tangan. "Jangan bawel. Coba deh pikirin tadi gimana kalau kamu beneran nggak mau pakai dress yang aku kasi. Bisa-bisa kamu cuma pake baju santai ala anak-anak rumahan."
Chyra menekuk wajahnya lalu menepuk paha Samudra dengan pelan. "Kamunya main rahasia-rahasian, sih. Kaget dong akunya. Coba aja bilang dari awal, pasti langsung aku turutin."
"Biar suprise, Sayang."
Chyra menggeleng kemudian tersenyum lebar ketika teman-teman Samudra menghampiri mereka. Dia sempat bersalaman dengan beberapa orang sebagai tanda perkenalan.
"Halo, Bro!" Seorang lelaki dengan jas mirip dengan Samudra itu menghampiri mereka lalu memeluk erat satu per satu.
"Wih, gimana kabar lo? Udah dapet pacar baru di amrik?" Orang itu tertawa dengan terbahak hingga kedua matanya menyipit.
Cowok itu melirik ke arah Chyra dari bawah hingga ke atas, sontak hal itu juga ikut membuat pandangan Samudra beralih ke padanya. "Hei, cantik, nama kamu siapa?"
Chyra bersembunyi di belakang Samudra ketika cowok itu semakin mendekatinya. Samudra yang melihat itu pun langsung menjauhkan Chyra darinya. "Sorry, Van, tapi ini punya gue."
Cowok itu tampak terbelalak lalu terkekeh geli. "Ganti lagi pacar lo?" tanya Ervan membuat Chyra tersentak kaget. Jadi, dia bukan yang pertama?
"Dia mah tiap bulan ganti pacar," celetuk seorang wanita dengan lipstik merah merona. Sepertinya wanita itu sedang mengejek Chyra terlihat dari tatapan sinisnya ketika netra mereka bertemu.
"Eh, jangan gitu dong, kesian itu cewek barunya ketakutan." Itu perkataan dari laki-laki yang nampaknya adalah pacar dari wanita yang barusan mengejeknya.
Tiga orang itu langsung terbahak tanpa memperhatikan lirikan tajam yang sudah Samudra berikan. "Lo pada enggak usah ngaco! Dia pacar pertama gue. Harusnya hari ini kalian baik-baik sama dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Hate You [End]
Teen FictionChyra Anzaela Permana. Anak kecil yang selalu ceria tanpa memperlihatkan kesedihannya. Itu dulu ... sebelum satu rahasia yang ia ketahui tentang orang tua kandungnya. Bahkan, rahasia itu baru ia ketahui setelah 10 tahun kemudian. Sebuah fakta yang m...