📌 Chapter 30 (2): Posesif

113 6 0
                                    


"Dia ada di lantai atas semenjak—" Rindu mengecek jam di tangannya, "—tiga jam lalu mungkin?"

Cean yang mendengar itu langsung membelalakkan matanya tidak percaya. Dia langsung berlari menuju lantai atas cafe ini dengan kecepatan penuh bahkan hampir saja menabrak orang yang tengah lewat. Cean meminta maaf lalu beranjak pergi mengambil bunga yang ada di atas mejanya dan membuang benda itu di tempat sampah.

Tanpa sadar perilakunya kali itu diamati oleh seorang gadis dari jauh. Dia pun tersadar akan satu hal, secret adminer-nya Chyra. Seorang sahabat yang kini berhasil menggoreskan luka dalam hatinya.

Cean menapaki tangga demi tangga dengan langkah tergesa. Jantungnya mulai berdetak tidak karuan. Setelah sampai di lantai dua, netranya menangkap keberadaan seorang gadis yang dia cari. Gadis itu duduk di meja paling ujung. Awalnya, Cean tidak menaruh curiga sama sekali bahkan senyumannya masih tercetak jelas dari bibir pucatnya.

Akan tetapi, ketika dia hampir sampai, Cean mendapati keberadaan seorang pria yang sedang duduk di samping Chyra. Perlahan, senyumannya luntur saat melihat lelaki itu dengan mudahnya merangkul lalu mencium kening Chyra dengan mesra. Chyra juga kelihatan tidak menolak dan menerima sentuhan itu dengan senyum yang merekah.

Cean biasa saja jika kejadian itu tidak nampak secara langsung di hadapannya. Namun, Cean tidak akan bisa ketika dia sudah menunggu sekian lamanya, tetapi kenyataan membuktikan bahwa orang yang sedang dia tunggu sedang bermesraan dengan lelaki lain. Rasanya seperti dijatuhkan dari angan yang paling tinggi lalu terhempas dalam jurang penuh duri.

Lelaki itu meneguk ludahnya kasar, niatnya untuk menemui Chyra berangsur hilang. Nyatanya gadis itu tidak pernah peduli dengan keberadaannya. Cean memegang bagian dadanya yang terasa nyeri.

Tak ingin melihat pemandangan di depannya lebih lama lagi, Cean memilih untuk berbalik dan menjauh dari dua orang itu secepatnya. Belum saja lima langkah dia berjalan, suara seorang gadis yang sudah lama tidak ia dengar menyapa pendengarannya.

"CEAN!" katanya sedikit berteriak. Saat itu Cean masih belum berani untuk berbalik badan. Dia takut jika itu hanyalah ilusinya saja.

"Cean hei, ke sini." Untuk panggilan yang kedua kalinya, barulah Cean yakin jika suara itu benar-benar nyata.

Lelaki itu menghampiri meja di hadapannya dengan senyum yang dipaksakan. Dia sampai harus mengepalkan kedua tangan, menyakinkan hatinya untuk tetap tabah.

"Gue udah dari tadi nunggu lo," ceritanya membuat Cean tersenyum miring. Tidak tahu saja jika dia yang menunggu gadis itu lebih lama.

"Sebelumnya gue mau ngenalin lo sama dia." Chyra menunjuk lelaki di sebelahnya. "Beberapa kali gue udah pernah ceritain dia sama lo. Namanya Samudra, pacar gue."

Andai saja ... andai jika Chyra tidak menyebutkan kata pacar, mungkin Cean masih biasa saja. Akan tetapi, ketika kata itu terucap, matanya mau tak mau mengarah kepada lelaki yang telah merebut Chyra darinya.

"Samudra." Lelaki itu menjulurkan tangan kanannya sebagai salam perkenalan. Cean menegang, dia tidak merespon perkataan Samudra walau sepatah kata pun.

"Oke, sorry." Samudra kelihatan canggung lalu menarik tangannya kembali. "Maksud gue, gue mau minta maaf sama apa yang udah gue lakuin kemarin," katanya to the point.

Sementara Chyra memperhatikan interaksi kedua lelaki itu dengan gelisah. "Gue juga minta maaf karena udah nyebarin berita yang sama sekali enggak bener sama Chyra. Gue tau itu salah, maka dari itu gue mohon tolong maafin gue. "

Cean menunduk, hal itu juga yang membuat Chyra semakin cemas. "Cean." Panggilan dari Chyra berhasil membuat Cean mengangkat wajahnya.

"Maafin gue jug—"

The Way I Hate You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang