Ketika mentari mulai menghilang disusul oleh gelapnya malam, Rindu berdiri di depan jendela kamarnya yang terbuka lebar. Gadis itu tidak menghiraukan panggilan dari ibunya yang menyuruhnya turun untuk makan malam.
Dia mendongak lalu melihat betapa indahnya malam hari ini. Langit yang dipenuhi oleh bintang serta diterangi oleh rembulan, tetapi sayang sekali perasaannya jauh berbeda dengan keadaan di atas sana.
Akhirnya, kali ini Rindu merasakan yang namanya kecewa kembali. Sayangnya, sosok itu juga seorang laki-laki yang amat dia cintai. Selain ayah, Samudra juga berperan besar dalam kehancuran hatinya saat ini.
"Sam?"
Samudra menggigit bibirnya saat mendengar suara gadis itu. Dia sedikit terkejut ketika melihat Rindu ada di sini dan bekerja di cafe ini sebagai pramusaji.
"Sam, kamu ngapain di sini?" Gadis itu juga sama terkejutnya dengan Samudra. Bedanya raut wajahnya Rindu terlihat sangat bahagia.
Di saat Samudra ingin menjawab pertanyaan Rindu, Chyra datang dari belakang dan langsung memeluk cowok itu tanpa aba-aba.
"Loh, Chyra?" Rindu semakin bingung karena sahabat dan juga pacarnya ada di sini.
"Eh, Rindu, lo kerja di sini?" tanya Chyra yang tidak menjelaskan kebingungan Rindu.
"I-iya," jawab Rindu dengan gugup. Dia melirik ke arah Samudra yang juga menatapnya dengan tajam. "Lo ngapain di sini, Ra?"
"Ehe, ini." Chyra terkikik sejenak lalu menarik tangan Samudra agar mendekatinya. "Ini pacar gue, Rin. Namanya Sam—"
"HAH?" Rindu berusaha mencerna kalimat yang diucapkan Chyra barusan. "Maksud lo?"
"Dengerin gue dulu makanya, Sist. Ini Samudra, sahabat kecil gue yang pernah gue ceritain sama lo. Sekarang dia adalah pacar gue."
Rindu benar-benar terkejut saat Chyra berkata bahwa Samudra adalah pacarnya. Bagaimana bisa takdir mempermainkannya sedemikian rupa? Gadis itu menatap Samudra untuk meminta penjelasan.
"Itu bener, Sam?" lirihnya tidak percaya. Meskipun Samudra adalah sahabat Chyra, mengapa lelaki itu tak memberitahunya dan tega mengkhianati rasa cintanya?
"Eh, kalian udah kenal, ya?"
Samudra menggeleng. "Enggak. Aku enggak kenal dia. Orang baru aja ketemu pas mesen makanan."
Deg!
Rindu membelalak tidak percaya dengan kalimat yang dikatakan Samudra. Apakah benar cowok yang masih berstatus sebagai pacarnya ini tidak menganggapnya ada? "Sam, are you kidding me?"
"Lo siapa, sih? Enggak usah sok kenal, deh!" bentak lelaki itu membuat Rindu memundurkan langkahnya. Dia menantang lelaki itu lewat tatapan matanya.
"Cukup, Samudra. Enggak perlu pura-pura lagi!"
"Pura-pura?" Kening Chyra berkerut dalam. "Maksud lo apaan Rindu? Enggak usah ngaco jadi orang, deh. Aneh-aneh aja," protesnya saat merasa perkataan Rindu benar-benar menjengkelkan. Memangnya dia siapanya Samudra?
"Lo berdua—" Rindu menunjuk mereka dengan ibu jarinya lalu mengukir senyum miring di bibirnya. "—good luck. Semoga langgeng."
Andai saja waktu itu dia tidak bertemu dengan kedua orang itu, mungkin hingga saat ini Rindu masih dibohongi oleh Samudra. Lelaki yang katanya akan berubah menjadi lebih baik saat bersamanya. Sialan! Samudra hanya bisa berpura-pura padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Hate You [End]
Fiksi RemajaChyra Anzaela Permana. Anak kecil yang selalu ceria tanpa memperlihatkan kesedihannya. Itu dulu ... sebelum satu rahasia yang ia ketahui tentang orang tua kandungnya. Bahkan, rahasia itu baru ia ketahui setelah 10 tahun kemudian. Sebuah fakta yang m...