📌Chapter 12: Pain

284 13 2
                                    

Chyra merasa sangat bersalah melihat raut sedih dari Rindu tadi. Bagaimanapun, dulu Rindu pernah menjadi teman terbaiknya. Chyra tidak akan melupakan itu dalam hidupnya. Ketika dia akan meminta maaf langsung kepada Rindu, gadis itu langsung menghindarinya dan menukar tempat duduk dengan Siti.

Berulang kali Chyra mengetikkan kalimat di ponselnya. Selalu seperti itu lalu dihapus lagi. Chyra merasa lebay ketika membaca ulang. Ini kali pertama Rindu menjauhinya. Padahal biasanya gadis itu tidak pernah baper. Mau se-menyakitkan apa pun perkataannya, Rindu akan selalu berada di sampingnya. Akan tetapi, sepertinya Chyra sudah sangat keterlaluan. Dia pun sadar akan itu.

Akhirnya yang dapat Chyra ucapkan hanyalah permintaan maaf seadaanya beserta janji untuk mentraktir Rindu ke Starbuck. Pesan itu sudah terbaca, sebelum beberapa detik kemudian seisi kelas dibuat kaget dengan makian Rindu.

Chyra yang melihat itu hanya bisa tersenyum tipis, lalu senyumannya bertambah lebar ketika Rindu membalas pesannya.

Bestie

Y

Nama kontak Rindu belum pernah dia ubah ... walaupun mereka sudah tidak lagi seperti seorang sahabat. Chyra menyayangi Rindu, tetapi dia tidak mau membuat sahabatnya ikut terluka karena masalahnya.

***


Dua jam pelajaran terasa membosankan bagi gadis berhijab ini. Guru-guru yang berceloteh ria itu seperti membaca dongeng penghantar tidur. Ah iya ... ingatkan jika dia masih kesal dengan Chyra. Bahkan di saat gadis itu sudah masuk ke kelas dan duduk di sebelahnya pun, Rindu langsung meminta Siti untuk bertukar tempat duduk dengannya. Alhasil, dia duduk di belakang, tempat yang minim pencahayaan dan tidak akan ketahuan guru jika dia menumpukan kepalanya di atas meja. Hanya untuk hari ini saja dia di sini. Hari ini ... intinya sampai kemarahannya mereka.

Sesungguhnya Rindu tidak benar-benar marah, dia hanya sedikit merajuk karena Chyra sama sekali tidak berniat membujuknya ataupun mempertahankannya sebagai sahabat. Padahal, kan, Rindu sangat menyayangi gadis itu lebih dari apa pun. Menyebalkan memang! Chyra dan keras kepalanya. Awas saja jika gadis itu meminta maaf, Rindu tidak akan memaafkannya dengan mudah. Harus ada perjuangannya dulu! Lihat saja!

Iseng-iseng Rindu membuka ponselnya. Selain karena gabut, penjelasan tentang materi sejarah itu sama sekali tidak membuatnya tertarik. Rindu mengembangkan senyumnya ketika sang pacar memberitahu bahwa mereka akan bertemu nanti malam.

Membayangkannya saja sudah membuat gadis itu kelimpungan, apalagi jika bertemu langsung. Ah, jadi tidak sabar! Padahal kan mereka sudah dua tahun berpacaran. Apalagi sudah sering jalan bersama, bergandengan tangan, berpelukan, hingga ... hanya Rindu dan Samudra yang mengetahuinya. Akan tetapi, rasa cinta Rindu tetap menggebu sama seperti saat pertama kali gadis itu yakin jika dia benar-benar menyukai seorang Samudra. Bahkan, nama pria lain tak pernah hadir dalam pikirannya. Hanya Samudra ... dan akan selalu pria itu, selamanya.

Selain Ayah, Ibu, dan juga Chyra, Rindu juga menyayangi Samudra lebih dari apa pun di dunia ini.

Omong-omong tentang Chyra, tadi Rindu melihat gadis itu mengetikkan sesuatu di ponselnya sembari melirik ke arah Rindu, tapi Rindu masih dalam mode ngambek. Harus dibujuk dulu.

Pesan dari Chyra mulai masuk ke ponsel Rindu. Niat awalnya, Rindu ingin mengabaikan. Akan tetapi, rasa penasaran terlebih dahulu mendominasi. Jadi, dia membuka pesan Chyra saat itu juga. Dasar tidak tetap pendirian!

Chyra💜
Maaf
Nanti janji deh gue traktir Starbuck
Tapi besok 😗

"OALAHH JANCOK! ANJ-"

The Way I Hate You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang