Cean berencana untuk pergi ke rumah Chyra siang nanti. Ini juga karena permintaan dari Ibu Chyra yang terus-menerus memaksa Cean untuk menemuinya. Pertama-tama dia masuk ke ruang kerja bundanya. Tepat sekali, hari ini Bunda tidak berangkat ke kantor.
"Bunda," panggil Cean lalu masuk ke dalam. Hubungannya dengan sang Bunda berangsur membaik semenjak wanita itu tahu tentang penyakitnya.
Bunda mengalihkan pandangannya ke arah Cean sembari mengangkat sebelah alisnya. "Cean boleh pakai mobil sendiri? Hari ini Cean mau keluar," Cowok itu menarik napas panjang, "sebentar aja. Cean janji!"
Wanita itu tampak berpikir sejenak lalu tanpa berkata apa pun dia memberikan kunci mobilnya pada Cean. Anak itu langsung tersenyum gembira sembari memeluknya dengan erat. "Terimakasih, Bunda," katanya sebelum pergi dengan terburu-buru.
Dalam diam wanita itu menarik senyumnya segaris, ikut bahagia melihat anaknya begitu senang ketika dia mengizinkan untuk membawa mobil sendiri.
Cean langsung tancap gas menuju rumah Chyra. Ramainya lalu lintas kota Jakarta tak menyurutkan niatnya untuk bertemu keluarga itu. Di perempatan lampu merah, Cean melihat Chyra bersama dengan pacarnya.
Awalnya Cean tak ingin menghiraukan hal tersebut, tetapi karena rasa penasarannya cowok itu mengikuti mobil avanza berwarna hitam itu dari belakang. Dia hanya ingin memastikan bahwa Chyra pergi ke tempat yang aman bersama pacarnya.
Namun, semakin jauh perjalanannya, Cean dibuat heran ketika mereka masuk ke dalam sebuah jalan sepi penduduk. Pemandangan di daerah sini begitu indah, Cean saja baru mengetahui jika di dalamnya juga terdapat sebuah hotel megah.
Cowok itu awalnya ingin berhenti mengikuti dua orang tersebut, mungkin Samudra hanya ingin mengajak Chyra berkencan di tempat dengan nuansa baru. Dia berusaha harap maklum.
Lagi-lagi Cean mengubah arah tujuannya ketika merasa cemas akan keberadaan Chyra. Cowok itu berhenti di bawah sebuah pohon beringin besar dan menemukan pemandangan Chyra turun dari dalam mobil dengan dress hitamnya bersama Samudra.
Keningnya berkerut ketika mengamati pakaian Chyra yang terlihat sangat pendek hingga memamerkan pahanya. Bahkan ketika dua orang itu sudah masuk ke dalam dengan bergandengan tangan, Cean masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Merasa khawatir dia pun ikut masuk ke dalam. Cowok itu menarik tudung jaketnya sehingga wajahnya tidak terlihat jelas. Beberapa saat kemudian, dia melihat keberadaan Chyra yang ada di ujung ruangan sendirian. Cean turut mencari keberadaan Samudra, tapi tidak berhasil dia temukan.
Dari sini dia bisa melihat beberapa orang yang tertarik pada bentuk tubuh Chyra, tetapi tidak berani untuk menghampiri gadis itu hingga seorang cowok datang memberinya segelas minuman. Cean menaruh curiga pada minuman itu ketika cowok yang tadi ada di samping Chyra terlihat memaksa gadis itu untuk meminumnya.
Cean mengikuti Chyra hingga ke lantai tiga. Dia bersembunyi ketika Chyra seperti menyadari keberadaannya. Cowok itu melebarkan mata ketika melihat Samudra menarik paksa Chyra masuk ke dalam dengan tidak memakai baju atasan. Jantungnya bergerak dua kali lebih cepat. Cean takut akan ada hal buruk yang terjadi pada Chyra.
Dua puluh lima menit menunggu, Chyra masih belum keluar dari kamar itu. Cean yang khawatir setengah mati itu pun berinisiatif memanggil beberapa orang satpam dan meminta mereka mendobrak pintu kamar.
Cowok itu meneguk ludahnya kasar ketika melihat Samudra yang berada di atas tubuh Chyra. Keringat dingin mulai mengucur di keningnya, apalagi saat Samudra terlihat panik dan memakai bajunya asal sementara Chyra lelaki itu biarkan dalam kondisi baju robek dan dadanya terlihat jelas.
Cowok itu langsung membuka jaketnya lalu masuk ke dalam kamar dan menutup tubuh polos Chyra. "Tenang, Anzel. Kamu aman sekarang," katanya sembari memeluk gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Hate You [End]
Teen FictionChyra Anzaela Permana. Anak kecil yang selalu ceria tanpa memperlihatkan kesedihannya. Itu dulu ... sebelum satu rahasia yang ia ketahui tentang orang tua kandungnya. Bahkan, rahasia itu baru ia ketahui setelah 10 tahun kemudian. Sebuah fakta yang m...