📌 Chapter 8: Ada yang Salah

223 14 2
                                    

"Yang terlihat belum tentu bisa dirasakan."

______

Kelas 10 IPA 1 terlihat lenggang. Wajar saja, ini masih pukul enam pagi. Chyra adalah murid pertama yang datang ke kelasnya. Gadis itu nampak tidak bersemangat. Wajahnya pucat dengan lingkaran hitam di sekitar matanya. Ketika masuk ke dalam kelas pun dia langsung menelungkupkan kepalanya di atas meja. Sampai beberapa menit kemudian seseorang datang dan langsung menggebrak mejanya.

"Ara!" ujarnya sedikit berteriak sehingga membuat Chyra melonjak kaget.

Chyra menatap tajam pelaku yang kini dengan tanpa rasa bersalah langsung duduk di kursi sebelahnya. "Masih pagi loh ini. Rindu mau buat Chyra mati mendadak apa gimana?"

"Ya elah, Ra. Gitu aja kok marah. Btw, tumben datang jam segini? Biasanya juga udah mau bel baru masuk."

"Terserah aku lah mau pergi kapan," kata Chyra masih dengan ekspresi kesalnya.

"Ampun, dah. Lo lagi pms apa gimana?"

"Gak tau. Bodo amat. Chyra ngambek sama Rindu!"

Rindu terkekeh ketika Chyra berkata demikian. "Lucu banget, sih kamu tuh," ujarnya sembari mengunyel-ngunyel pipi Chyra.

"Jauhin tangan Rindu dari pipi Chyra!"

Bukannya mendengar, Rindu malah semakin menempelkan tangannya. Sontak hal itu membuat Chyra kesal setengah mati.

"Rindu mau aku potong tangannya?"

"Heh?" Rindu nampak terkejut lalu secepat mungkin menjauhkan tangannya dari jangkauan Chyra. "Lo itu, ya, bener-bener pengen gue culik tau gak?"

"Gak tau dan enggak mau tau," balas Chyra. "Udah, ya, Rindu. Sekarang Chyra mau lanjutin tidur Chyra yang terganggu akibat ulah Rindu. Intinya Chyra masih kesal sama Rindu. Jangan deket-deket Chyra dulu."

"Dih!" Rindu mengerutkan alisnya bingung. "Masih pagi enggak boleh marah-marah. Anak kecil kok marahin orang besar," goda Rindu.

Chyra merajuk. Itu yang dapat Rindu simpulkan pada akhirnya. Sahabatnya ini memang rada-rada aneh.

"Ada masalah apa di rumah?" tanya Rindu dengan berbisik.

Chyra menegakkan tubuhnya. Gadis itu lalu menatap Rindu dengan bibir mengerucut. "Rindu," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa-kenapa? Sini cerita sama gue dulu. Mumpung di kelas belum rame yang datang." Rindu merangkul Chyra untuk menenangkan gadis itu.

"Rindu beneran mau dengerin cerita Chyra?"

"Iya, Sayang. Siapa lagi yang lo punya kalau bukan gue."

Chyra memeluk Rindu dengan erat. "Chyra enggak kenapa-napa, Rindu."

"Hah?" kaget Rindu dengan mulut terbuka lebar. "Terus kenapa lo jadi sok sedih kayak tadi, sih. Anjirlah!"

"Rindu jangan ngomong kasar gitu. Enggak baik. Chyra sedih karena Rindu bangunin tidur Chyra." Gadis itu bersandar di bahu Rindu untuk tidur kembali. Tadi dia sengaja menjahili sahabatnya itu.

"Gue tau lo lagi bohong." Sedari tadi dia hanya ingin memancing Chyra untuk bercerita, tetapi sepertinya sahabatnya ini belum siap untuk menceritakan masalahnya. "Anak kecil enggak boleh bohong, nanti di azab sama Allah," kata Rindu menasehati. Namun, orang di sebelahnya malah mendengkur membuat Rindu mendesah kecewa.

***


Sudah beberapa hari ini Chyra tidak masuk kelas. Semenjak kejadian pagi itu, Rindu merasa ada yang disembunyikan dari Chyra. Sesuatu yang ditutupnya rapat-rapat tanpa ingin ada seorang pun yang tahu.

The Way I Hate You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang