Di atap sekolah, Regan yang tengah tidur, dinyenyakkan oleh angin yang terus membelainya lembut. Cuaca yang tidak terlalu terik membuatnya benar-benar nyaman sekarang.
Namun sayangnya itu semua harus berakhir, karena tiba-tiba saja pintu atap dibuka dan menimbulkan suara cukup keras hingga memaksa Regan untuk bangun. Regan jengkel, dengan malas ia membuka matanya dan melihat ke arah pintu.
Yang mana itu adalah salah satu anak buahnya. Regan segera duduk, berpikir ada hal penting hingga anak buahnya itu berani mengganggu tidur siangnya. Regan menatapnya dalam, menunggu anak buahnya itu menyampaikan pesan.
"Kita udah berhasil nangkep target baru. Anak-anak nungguin lo di bawah."
Mendengar itu, Regan langsung tersenyum senang.
"Bawa gue kesana," titahnya. Anak buahnyapun langsung mengangguk, memimpin jalan.
Merekapun pergi.
—○●○—
Kembali pada Zeylan, ia sudah tak bisa mengelak lagi, karena ialah yang dengan sengaja terlibat dalam situasi itu. Zeylanpun bertarung melawan geng berandal itu sendirian, sedangkan Lanara hanya terdiam di tempatnya masih tak percaya jika Zeylan datang menolongnya. Karena seperti yang diketahui, keduanya tidak seakur itu untuk saling peduli.
Karena jumlah anak buah Regan yang cukup banyak, Zeylan sempat kewalahan menghadapi mereka semua. Hingga beberapa kali, ia tak sempat menghindar dari beberapa pukulan yang dilayangkan untuknya. Sehingga membuatnya mendapatkan memar dan beberapa luka kecil di tubuhnya.
Lanara yang melihat itupun sejatinya ingin membantu, tapi karena ada Zeylan di sana, ia takut jika saudara tirinya itu akan melaporkannya pada Sarah. Dan tentu saja karena Lanara yakin jika Zeylan bisa mengalahkan mereka dari cara bertarung saudara tirinya itu. Dan benar saja, Zeylan pada akhirnya bisa melumpuhkan mereka semua.
Setelah mendapatkan kemenangannya, Zeylan melihat ke arah Lanara sejenak. Memastikan gadis itu baik-baik saja. Lanara yang kebetulan masih memperhatikan Zeylan, membuat keduanya secara tak sengaja melakukan kontak mata. Mereka saling tatap. Tatapan yang sedikit lebih teduh walau masih ada rasa saling tak suka di sana.
"Yaudah yuk cabut," ajak Zeylan.
Lanara mengangguk kemudian mengikuti Zeylan dari belakang.
—○●○—
Regan tiba di bawah. Namun bukan targetnya yang ia dapati. Melainkan anak buahnya yang sudah habis babak belur, ia merasa kesal.
"Tadi ada Zeylan, dia nolongin target lo," lapor salah satu anak buahnya yang sebelumnya memimpin.
"Zeylan?" Anak buah Regan mengangguk, dan Regan tertawa merasa lucu mendengar fakta itu.
Sedangkan Zeylan dan Lanara yang sudah tiba di parkiran, mendapati kondisi parkiran yang sudah sepi. Sembari menunggu Zeylan menyiapkan motornya, Lanara hanya menatap wajah Zeylan yang sedikit lebam karena pukulan para berandalan tadi.
"Ngapain lo liat-liat," katanya dingin dan Lanara segera memasang ekspresi jijik.
"Yaudah cepet naik," sambung Zeylan dengan sedikit kesal, dan itu berhasil membuat Lanara merasa heran.
"Gue?" tanya Lanara sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Bukan, tapi tiang di belakang lo."
"Cih!" Lanara tersenyum jengkel.
"Yaudah cepetan naik," perintah Zeylan sedikit memaksa, merekapun pulang bersama.
Seperti biasa, Sesampainya di rumah. mereka segera disambut oleh Sarah dengan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milikku Zeylan
RomanceDia terlalu fokus menyembuhkanmu, sampai lupa kalau dirinya juga sakit -Lanara Jika trauma adalah penderitaan paling nyata bagi korban. Maka rasa bersalah dan penyesalan adalah hukuman paling nyata bagi pelaku. "See u ninja," pamitnya.