Lanara menutup pintu kamarnya, kemudian bersandar di sana. Ia terdiam dan matanya mulai berkaca. Ia terperosok perlahan hingga terduduk di lantai.
Ia tak ingat apapun, tapi entah kenapa hatinya terasa sakit, seolah dadanya telah dicabik-cabik tanpa rasa ampun. Tangisannya tertahan, ia merasa kacau sekarang.
Sarah mengetuk pintu kamar Zeylan, dengan membawa kotak obat di tangannya. Ia terlalu khawatir dengan Lanara hingga tidak sempat menanyakan kondisi Zeylan yang sama kacaunya tadi.
Zeylan membuka pintunya, membiarkan Sarah masuk. Ia duduk di tepi kasur di ikuti oleh Sarah. Di pegangnya dagu Zeylan kemudian melihat wajah putranya itu dengan seksama. Ada luka baru lagi yang singgah di wajah putranya itu.
"Kamu berantem lagi ya?" tanya Sarah lembut, dan Zeylan menggeleng menidakkan.
"Ngak kok ma." Sarah terdiam sesaat, ia tau Zeylan berbohong.
"Maafin mama ya, mungkin mama belum bisa jadi ibu yang baik buat kalian," ujar Sarah sedikit pilu, sembari mulai membersihkan luka di wajah putranya itu.
"Ngak usah minta maaf, Mama udah jadi ibu yang baik kok," ucap Zeylan lembut, mencoba menghibur Sarah yang terlihat sedih. Sarah yang mendengar itu, mulai berkaca-kaca, air matanya mulai jatuh.
Lanara terisak, digigitnya bibir bawahnya kuat. Melampiaskan rasa sakitnya di sana.
Dan dibalik pintunya, ada Ryn yang menyandarkan kepalanya ke pintu kamar Lanara. Ia masih merasa bersalah pada kakak tirinya itu.
Sarah keluar dari kamar Zeylan, dan di dapatinya Ryn ada di depan kamar Lanara.
"Ryn?" Ryn menoleh, wajahnya sembab. Segera Sarah menghampirinya.
"Kamu kenapa sayang?" tanya Sarah lembut sembari mengelus pipi anaknya itu. Dan tangisan Ryn kembali pecah dibuatnya, bahkan Lanara dapat mendengarnya.
"Ryn salah, maafin Ryn."
"Salah apa sayang?"
"Ryn yang buat kak Lanara nangis, Ryn ... Ryn cuma mau bales kak Lanara karena dia nyebelin, Ryn ngak tau kalau dia bakal kayak gitu." Ryn terisak, dan Lanara tersenyum pilu mendengarnya dari balik pintu, begitu juga Sarah.
Di peluknya Ryn yang masih menangis, membiarkan putranya itu melepaskan bebannya.
"Mama jangan marah ya, Ryn salah, maafin Ryn. Ryn ngak akan ganguin kak Lanara lagi. Ryn janji."
"Iya, mama ngak marah."
Zeylan yang juga mendengar suara tangisan Ryn, segera keluar dari kamarnya. Dan di dapatinya Sarah yang memeluk Ryn hangat, membuatnya kembali teringat kejadian di gedung tadi. Saat Lanara mulai memeluknya erat, dan menumpahkan segalanya di dalam pelukannya dan juga Regan, ia terdiam.
Hari sudah gelap dan Zuan akhirnya tiba di rumah, dan saat ia masuk, ia merasakan hawa yang berbeda di sana. Terasa sedikit lebih hangat dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milikku Zeylan
RomanceDia terlalu fokus menyembuhkanmu, sampai lupa kalau dirinya juga sakit -Lanara Jika trauma adalah penderitaan paling nyata bagi korban. Maka rasa bersalah dan penyesalan adalah hukuman paling nyata bagi pelaku. "See u ninja," pamitnya.