Dia terlalu fokus menyembuhkanmu, sampai lupa kalau dirinya juga sakit -Lanara
Jika trauma adalah penderitaan paling nyata bagi korban. Maka rasa bersalah dan penyesalan adalah hukuman paling nyata bagi pelaku.
"See u ninja," pamitnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pintu yang terbuka, dengan posisi Regan yang berdiri mematung di sana. Menarik perhatian para siswa yang kebetulan lewat. Di tambah lagi samar-samar suara tangisan seseorang, membuat jiwa - jiwa keingintahuan mereka bergejolak.
Dengan langkah pelan, tanpa suara Regan berbalik. Kemudian menatap tajam ke arah para siswa yang diam - diam mencoba mengintip itu. Yang seketika langsung membuat mereka semua berhamburan pergi, karena khawatir akan berurusan dengan Regan. Namun deru langkah para siswa tadi, membuat Zeylan berhenti. Karena berpikir salah satu diantara temannya Lanara sudah kembali.
Dilepasnya tubuh Lanara pelan, lalu kembali membaringkannya. Kemudian segera keluar dari balik tirai. Namun dengan sebelumnya memastikan tidak ada lagi air mata di wajahnya itu.
"Lo udah bawa ... " pertanyaannya terhenti ketika mendapati bukan Rasca ataupun Dyon yang ada di sana.
Regan kembali berbalik, menatap Zeylan datar. Dengan masih memegang tas dan juga gelas berisikan air hangat di tangannya.
"Kenapa lo bisa disini ?" tanya Zeylan dingin, bahkan tatapannya benar - benar tak bersahabat.
Regan hanya diam, tak langsung menjawab pertanyaan itu. Matanya melirik sebentar ke arah tirai tempat Lanara berada. Kemudian memberikan tas dan juga gelas yang ada di tangannya itu.
"Urusin dia dulu."
Zeylanpun menatap tas dan juga gelas yang di sodorkan oleh Regan. Cukup lama, sampai.
"Atau gue aja yang ..." Regan mencoba menawarkan diri. Namun gagal, karena Zeylan langsung dengan cepat mengambil tas dan gelas itu dari tangan Regan. Membuat Regan merasa lucu melihatnya.
Dan dengan cepat Zeylan mencari obat dokter Veni di tas Lanara. Yang seharusnya ada, karena gadis itu masih dalam masa pemulihan.
Regan ikut menimbrung, ditatapnya khawatir gadis yang setengah sadar itu.
"Lo bisa cepetan ngak sih," keluh Regan, melihat Zeylan masih berkutat pada tas Lanara.
"Ck," Zeylan melirik sinis Regan.
Dan akhirnya obat itu ketemu juga, walau membutuhkan cukup banyak waktu. Karena entah kenapa Lanara menyimpannya ditempat yang sangat sulit dilihat.
Zeylan segera mengeluarkan beberapa pil, kemudian segera bergegas menuju lemari peralatan buk Asri mencari lumpang dan alu untuk menggiling obatnya. Karena melihat kondisi Lanara pasti akan sulit jika menyuruh gadis itu untuk menelannya.
"Lo mau ngapain lagi ?" tanya Regan yang tak paham.
"Udah lo diem aja."
Dan Regan langsung paham saat Zeylan mulai menggiling obat-obatan itu.