#12

3.2K 369 18
                                    

Zeylan sudah kembali ke rumah sakit, namun amarahnya belum surut sepenuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zeylan sudah kembali ke rumah sakit, namun amarahnya belum surut sepenuhnya. Karena itu ia memilih untuk tetap di dalam mobil, mencoba menenangkan pikirannya yang masih kusut. Ditariknya nafasnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan.

Jika bukan karena Zuan, sudah dapat dipastikan hari ini adalah akhir dari Keyri. Dan untung lagi ada Regan dengan kegilaannya, jika tidak, sudah pasti pukulan itu akan mendarat tepat di pipi mulus Keyri.

Regan yang sedari tadi mengikuti Zeylan, menatap dalam ke arah rumah sakit. Itu rumah sakit yang sama, saat ia bertemu Lanara kemarin. Ia ingin turun dan masuk ke dalam namun yang ia lakukan hanya diam dan mengamati sekitarnya. Ia tersenyum smirk kemudian melajukan mobilnya dan pergi dari sana.

Setelah mendapatkan informasi mengenai ruangan Lanara di rawat. Orang dengan pakaian serba hitam itu segera menuju ke sana. Dikenakannya topi hitam yang menutupi sedikit wajahnya. Ia tak ingin ada yang mengenalinya, tanpa terkecuali.

Dan saat Ia sudah tiba di depan ruangan Lanara. Orang itu malah terdiam. Tangannya hanya bertengger di gagang pintu, tak mendorong ataupun melepaskannya.

Sampai ia mendengar suara langkah kaki dari balik pintu itu. Membuatnya seketika masuk ke ruangan di seberangnya. Dan saat sudah masuk, Ia terengah-engah, jantungnya masih berpacu cepat.

Namun sial, ruangan yang ia masuki ternyata juga ada pasien yang sedang di rawat. Dan Itu membuat ia dihujani tatapan kebingungan dari keluarga pasien.

"Kamu siapa?" tanya salah satu keluarga pasien.

Orang itu tampak gugup. "Aah, kayaknya saya salah masuk ruangan," ujarnya sembari pura-pura terkekeh menertawai kebodohannya. "Kalau gitu saya permisi dulu ya, maaf udah ganggu."

Ia segera keluar dengan menunduk, dan berlalu pergi. Seolah baru selesai berkunjung. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti saat tangan kekar itu menjegatnya.

"Mau kemana?"

"Zeylan?" batinnya.

Sontak ia segera berbalik dan menghindar. Namun Dengan cepat Zeylan menarik tangan orang itu. Menghempaskan topi yang ia kenakan hingga menampakkan wajah misterius di baliknya.

"Gemya?" Zeylan menatapnya sinis.

"Ngapain lo di sini?"

Gemya mengeles, walau sedikit gagap. "Gu-gue habis jenguk sodara." Zeylan menaikkan sebelah alisnya tak percaya.

"Gue tanya sekali lagi, ngapain lo di sini?" tekan Zeylan.

"Beneran, gue habis jenguk sodara gue."

Zeylan yang sudah muak menarik paksa tangan gadis itu. Membawanya ke ruangan yang tadi ia masuki. Yang sedari tadi, Zeylan sudah melihatnya terus berdiri di depan ruangan Lanara. Lalu segera kabur ke ruangan di depannya ketika ayahnya Zuan keluar.

Milikku Zeylan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang