Hujan itu seharusnya turun ke bumi, bukan pipimu.
-Regan De Aslan-Sarah yang semakin panik, tanpa sadar mulai membuat gangguan kecemasan Lanara kambuh. Tangan gadis itu mulai dingin, nafasnya memberat.
"Mah ... "
Gemya yang sadar, segera beranjak mendekati Lanara.
"Tante Lanara tante," paniknya.
"Lanara ? Sayang - ."
Sarah akhirnya melepas pintu itu, dan segera mendekati Lanara. Memeluknya hangat, berharap itu akan segera berhenti.
"Sayang it's okey, ini mama. Mama ada disini, mama ngak akan pergi. Mama akan jagain lanara, ya sayang ya, tenang ya. Ini mama." Sarah mendekap erat tubuh Lanara.
"Kenapa kalian berdua ngak mati aja sih, nyusahin tau ngak," ujar ibu Lanara sembari menantap Lanara kecil dan adiknya Lyli tanpa rasa iba.
Satu kilasan baru terlintas di kapala Lanara, menikam jatungnya hingga menggetarkan seluruh tubuh. Air matanya jatuh, nafasnya tertahan.
.
.
."Lanara!! Buka pintunya!!"
Lanara menangis keras, ketakutannya benar-benar utuh. Tubuhnya dingin, meringkuk di sudut kamar. Terus menatap ke arah pintu yang tak henti-hentinya di gedor dengan keras. Dan untungnya sudah dikunci olehnya.
Ya, Itu Ibunya yang mencoba masuk, dan ia tau, ia akan mati jika pintu itu terbuka.
"BUKA!!"
"BUKAA!!""
"BUKAAA!!"
"BUKA SIALAN!!!""
Tangisan Lanara semakin pecah, berharap ibunya itu akan kasihan. Namun ternyata semesta juga merenggut harapan kecilnya itu. Karena kegilaan ibunya semakin menjadi. Dimana ia mengambil kursi dari meja makan dan langsung menghantamkannya ke pintu kamar Lanara.
Brakk!!
Lanara tersentak, mendengar suara keras itu.
"Mamaa ... Nara takut!"
Brakk!!
Suara itu terus terdengar, seolah tak akan berhenti sampai pintu itu terbuka. Bahkan hingga kursi itu sudah berubah bentuk menjadi kepingan, ibunya masih tak kunjung menyerah.
"Mamaaa-"
"AAAAAAAAKKKHH!! DASAR ANAK SIALAN!! CEPAT BUKA PINTUNYA!!"
Jeritan yang sangat mencekam, bahkan air hangat kini mulai terasa diantara selangkangan Lanara. Gadis kecil itu mengompol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milikku Zeylan
RomanceDia terlalu fokus menyembuhkanmu, sampai lupa kalau dirinya juga sakit -Lanara Jika trauma adalah penderitaan paling nyata bagi korban. Maka rasa bersalah dan penyesalan adalah hukuman paling nyata bagi pelaku. "See u ninja," pamitnya.