Langkah Sarah terhenti, ketika satu kata itu terdengar olehnya. Satu kata yang mulai merubah segalanya. Ia segera berbalik, menatap haru ke arah Lanara yang sudah terbangun. Dan dengan tangan kecilnya itu, ia mengosok-gosok matanya pelan.
"Mama?" panggil Lanara lagi dengan suara seraknya.
Satu kata dari Lanara yang langsung menyentuh hingga ke uluh hati. Membuat Sarah merinding, masih tak percaya. Jatungnya terus berdegub kencang, hingga ia terus memegangi dadanya, khawatir jika itu akan meledak. Senyumannya juga merekah, mengembang sangat indah. Bahkan Setetes air mata haru juga ikut membuktikan betapa bahagianya Sarah waktu itu.
.
.
.Sarah menatap dalam ke arah Lanara yang masih tersenyum tipis padanya.
"Kenapa ngak pernah cerita? Mama pikir kamu udah lupa semuanya."
Lanara menggeleng.
"Ngak semuanya ma, cuma kejadian itu aja."
Sarah menghela nafas. Seolah ia mulai mengerti, atas sifat Lanara selama ini.
"Lain kali, kalau ada apa-apa kamu cerita ke mama ya. Jangan takut ataupun ngak enakkan, hm?"
Lanara mengangguk, dengan sudut bibirnya yang sedikit dinaikan membentuk senyuman tipis disana.
"Oh ya ma, boleh Lanara tanya sesuatu?"
Sarah mengangguk.
"Mama ngak suka sama Gemya ya?" tanyanya to the point. Membuat Sarah sedikit kelabakan.
"Dan dulu, waktu Gemya tiba-tiba pindah dan ngilang. Apa mama tau apa alasannya?" tanyanya lagi.
Sarah terdiam sesaat, menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya mulai berbicara. "Iya, mama ngak suka sama dia. Dan kalau Lanara mau tau alasannya apa, itu karena dia pernah hampir buat mama kehilangan kamu. Makanya mama juga sampai minta dia buat jauhin Lanara. Tapi alasan kenapa dia tiba-tiba pindah dan ngilang mama ngak tau," ujar Sarah dengan jelas, yang bisa diterima oleh Lanara.
"Jangan benci dia ya ma, waktu itukan dia ngak sengaja, lagian dia juga ngak tau kalau Lanara sakit," pinta Lanara.
"Tapi tetep aja, karena dia mama hampir kehilangan kamu sayang," balas Sarah memberi penolakan.
"Tapi karena dia juga, hari ini mama ngak jadi kehilangan Lanara ma."
"Dan mama tau ... alasan dulu Lanara mau ikut kelas bela diri, itu juga karena dia ma. Karena Lanara mau ngelindungi dia ma. Dia yang selalu nempelin Lanara dan sembunyi di balik Lanara, buat Lanara ngerasa lebih kuat ma ... makanya, tolong jangan benci dia ya ma, hanya karena satu kesalahan yang dia ngak sengaja," lanjut Lanara dengan penuh harapan.
"Oke, mama ngak benci dia. Tapi bukan berarti kamu bisa deket sama dia ya."
Lanara menghela nafas berat, menunjukkan bahwa ia tidak setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milikku Zeylan
RomanceDia terlalu fokus menyembuhkanmu, sampai lupa kalau dirinya juga sakit -Lanara Jika trauma adalah penderitaan paling nyata bagi korban. Maka rasa bersalah dan penyesalan adalah hukuman paling nyata bagi pelaku. "See u ninja," pamitnya.