#10

3.6K 422 61
                                    

Kaki kecil yang penuh luka itu berjalan perlahan, membuka lemari pendingin yang ternyata masih kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaki kecil yang penuh luka itu berjalan perlahan, membuka lemari pendingin yang ternyata masih kosong. Dipegangnya perutnya yang lapar kemudian menutup kembali lemari pendingin itu.

Ia berjalan ke kamar mandi, mengambil air dari bak dengan menggunakan tangannya kemudian meminumnya.

"Ngapain kamu?" bentak seorang wanita yang membuat gadis kecil itu kaget dan sontak langsung menyembunyikan tangannya di belakang. Wajahnya yang penuh lebam ketakutan, dan mencoba menahan tangisnya.

.
.
.
Lanara terjatuh, membuat Zeylan yang ada disampingnya kaget.

"Lan?" panggil Zeylan khawatir. Tubuh Lanara mulai gemetar, dan ia kesulitan bernafas.

Gemya yang melihat itu dibuat khawatir juga merasa bersalah sedangkan Keyri merasa puas.

Zeylan langsung teringat apa yang di lakukan Regan kemarin, dan langsung mepraktekkannya di sana. Di peluknya Lanara hangat, memberi perlindungan dan rasa aman untuk gadis itu.

"Gak papa Lan, ada gue. Gue akan jagain lo, oke. Gue ada di sini. Tenang ya," kata Zeylan dengan lembut sembari mengelus kepala Lanara pelan.

"Gak papa, gak papa nangis aja. Gue bakal lindungin lo."

Keyri yang awalnya senang kini mulai merasa kesal melihat perlakuan Zeylan terhadap Lanara. Ia tak suka ada yang lebih manarik dari dirinya.

Zeylan dan Regan adalah bintang dari sekolah ini. Itu alasan dia selalu menempeli Regan dan juga Zeylan. Namun karena Zeylan terlalu dingin dan jutek membuatnya menyerah, dan hanya menempeli Regan saja. Sehingga menimbulkam rumor kalau mereka pacaran.

"Ck. Lebay banget sih," kesal Keyri.

Zeylan yang mendengar itu, menatapnya sinis, mengisyaratkan bahwa ia merasa muak. Dan itu membuat Keyri semakin kesal.

Lanara yang masih ada di pelukan Zeylan, perlahan mulai merai baju Zeylan dan menggenggamnya erat. Namun tangisannya masih tertahan.

Taksi yang Zeylan pesan sudah datang, dan dengan segara ia menggendong Lanara dan membawanya ke dalam mobil. Meninggalkan Keyri yang masih kesal dan Gemya yang tampak khawatir.

.
.
.

Wanita itu memasang wajah dingin, sedangkan gadis kecil itu mundur perlahan dengan tubuh yang gemetar. Dan tiba-tiba saja, wanita itu langsung menarik tengkuk leher gadis kecil itu, menariknya dan mencelupkan kepalanya ke dalam bak. Gadis kecil itu memberontak, namun ia terlalu lemah.

Sampai beberapa detik kemudian baru kepalanya di angkat kembali kepermukaan. Ia menangis, memohon ampun namun itu tak dapat menghentikan aksi wanita itu. Kepalanya terus saja dicelupkan ke dalam bak. Itu terus terjadi lagi dan lagi.

Sudah puas melakukan aksinya, wanita itu menghempaskan tubuh mungil itu kelantai. Gadis kecil itu sungguh tak berdaya, bahkan menangispun ia tak mampu lagi.

Milikku Zeylan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang