Mimpi buruk akan selalu ada sekeras apapun kamu berusaha untuk tidur.
—Lanara Megabiru.
.
.Gadis kecil itu melangkah perlahan, mengendap - ngendap, berusaha tak menimbulkan suara. Ia ingin mengejutkan temannya yang saat ini sedang menggambar di mejanya. Dan saat sudah dekat,
"Baaaa!!!" teriaknya sekuat tenaga. Membuat temannya itu kaget sejadi-jadinya. Sedangkan ia tertawa puas karena rencananya berhasil. Namun tawa itu tak bertahan lama. Karena setelahnya, langit malam mulai menghampirinya.
—○●○—
10 tahun kemudian.
Di sebuah gedung di pusat kota, pesta meriah tengah berlangsung, tertulis selamat bahagia Sarah & Zuan di depan pintu masuk. Sedangkan di suatu tempat di dalam gedung itu, Zeylan sedang menatap Lanara tak suka, begitu juga sebaliknya. Keheningan sangat terasa diantara mereka, yang sekarang sudah resmi menjadi saudara tiri.
"Sarah mungkin udah jadi nyokap gue, tapi gue tetep nggak suka sama lo," ungkap Zeylan dengan dingin.
"Santai aja kali, gue juga nggak suka kok sama lo," balas Lanara tak mau kalah.
"Cih!" jengkel Zeylan kemudian berlalu pergi dengan kesal, dan Lanara hanya tersenyum tipis melihat reaksi saudara tirinya itu.
Dan tak lama, datang Ryn menghampiri Lanara. Dan dengan jutek ia bertanya, "Mana kak Zeylan?"
Lanara berlutut menyesuaikan tingginya dengan Ryn.
"Aku sembunyiin," godanya.
"Cih!" Ryn berlalu pergi dengan kesal.
"Wah, beneran saudara kandung ternyata." Lanara terpukau.
Pesta berakhir cukup malam, mereka baru tiba di rumah pukul 12 malam. Ryn yang sudah tertidur, digendong oleh Zuan ke kamarnya. Lalu setelahnya menghampiri Sarah untuk segera beristirahat. Namun sebelum itu, ia terlebih dahulu mengantarkan Lanara ke kamar yang telah disiapkan.
"Nah, ini kamar kamu. Nanti kalau butuh apa-apa bilang aja ya, jangan segan-segen," kata Zuan lembut dan Lanara mengangguk paham.
Hari demi hari kian berganti dan setiap anggota keluarga mulai menyesuaikan diri. Semuanya tampak berjalan baik, kecuali hubungan kakak beradik di keluarga itu.
Lanara yang awalnya sekolah di SMA Garuda dipindahkan oleh Zuan ke SMA yang sama dengan Zeylan yaitu SMA Anak bangsa. Walaupun pada awalnya Zeylan menentang keputusan ayahnya itu. Tapi sekali lagi, ia harus terpaksa mengalah dan menerimanya.
Akhirnya semua sudah selesai diurus oleh Zuan, dan hari ini Lanara sudah bisa masuk sekolah. Karena berada di sekolah yang sama dengan Zeylan, Zuan meminta agar mereka pergi bersama. Namun lagi-lagi Zeylan tidak menyetujuinya, walau pada akhirnya ia tetap melakukannya.
Tapi tak seperti yang diharapkan, karena saat sudah jauh dari rumah, Zeylan langsung menghentikan motornya secara tiba-tiba.
"Turun," perintah Zeylan dengan dingin.
Lanara yang tak tau apa maksudnya hanya bisa menurutinya saja. Namun setelah memastikan Lanara sudah benar-benar turun, Zeylan langsung menancapkan gas dan meninggalkan Lanara di sana.
"Eh! Zeylan."
Lanara menghela nafas panjang. Perang dingin masih berlangsung diantara keduanya. Namun, karena kesulitan mencari kendaraan dan terjebak macet, membuat Lanara terlambat datang ke sekolah padahal ini adalah hari pertamanya. Sungguh awal yang begitu buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milikku Zeylan
RomanceDia terlalu fokus menyembuhkanmu, sampai lupa kalau dirinya juga sakit -Lanara Jika trauma adalah penderitaan paling nyata bagi korban. Maka rasa bersalah dan penyesalan adalah hukuman paling nyata bagi pelaku. "See u ninja," pamitnya.