#17

2.9K 254 26
                                    

Waktu berlalu dengan lambat, suasana yang emosional membuat dunia seketika senyap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu berlalu dengan lambat, suasana yang emosional membuat dunia seketika senyap. Sarah melepas pelukannya, wajahnya tampak sembab. Bahkan air matanya masih saja jatuh, membasahi wajah Sarah tak terkendali. Ditatapnya Lanara lekat-lekat, berharap putrinya dapat menyadari betapa ia sangat menyayangi dirinya.

"Mama itu sayang banget sama Lanara, sayaaang banget. Kamu adalah anugerah terindah yang pernah mama miliki ... "

"Dan mama bener-bener bersyukur, bisa dikasih kesempatan untuk jadi ibunya Lanara ... " Sarah kembali terisak. Bahkan setetes air mata kembali jatuh dari kelopak mata Lanara. Walau ekspresinya datar sekarang, tapi mereka semua tau, jauh di dalam sana Lanara juga sedih.

"Mama minta maaf, karena sampai sekarang, mama belum bisa buat Lanara sembuh. Tapi tolong, mama mohon sama kamu, jangan kayak gini sayang. Mama ngak bisa kehilangan kamu, ngak akan bisa sayang." Sarah putus asa, menggenggam salah satu tangan Lanara dan meletakkan kepalanya di sana, ia memohon.

Gemya tertunduk, air matanya berlinang. Dan Regan yang sedari tadi hanya diam, dan mencoba menenangkan Lanara. Mendadak melepas genggamannya dan beranjak keluar ruangan.

"Maaf ma," lirih Lanara.

Diraihnya wajah Sarah, mengarahkan Sarah agar kembali mengangkat kepalanya. Dan mata mereka bertemu setelahnya. Lanara menyeka air mata yang masih singgah di wajah Sarah.

"Lanara ngak akan ngelakuin itu lagi."

"Janji?" Lanara mengangguk mengiyakan.

Suasana mulai mereda, tak seemosional sebelumnya. Membuat Gemya yang mulai reda, tersadar jika Regan sudah tak lagi berada disana. Mereka bertiga beranjak, Sarah menuntun Lanara kembali ke brankar. Sedangkan Gemya berjalan ke luar untuk mencari Regan.

Dan ternyata Regan ada di lorong, berdiam diri sembari bersandar ke dinding. Dengan tatapannya yang kosong.

"lo ngapain ?"

Regan menoleh.

"Gimana dia?" tanyanya tanpa menjawab pertanyaan dari Gemya.

"Udah baikan."

Regan menghela nafas panjang. Membuat Gemya mengeryitkan dahinya heran.

"Lo Kenapa?"

"Laper."

"Hah?"

Regan terkekeh.

"Oh ya, gue penasaran, gimana lo bisa tau?" tanya Gemya yang membuat ekspresi Regan seketika berubah.

"Tau apa?" tanyanya seolah tak paham.

Gemya menghela nafas. Kemudian memperjelas pertanyaannya. "Tau kalau dia mau bunuh diri."

Dan anehnya Regan malah tersenyum smirk setelahnya.

"Gue ngak ada bilang tuh, kalau gue tau."

"Kalau lo ngak tau, trus ngapain lo tadi tiba-tiba lari ke ruangan dia?" tanya Gemya tak percaya.

Milikku Zeylan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang