Andi melangkahkan kakinya ke taman milik tuan Hasselt yang sangat luas, Andi sudah izin kepada sang tuan rumah untuk memetik beberapa bunga untuk ibunya. Ibunya menyukai bunga mawar, bunga mawar merah muda yang sering sekali Andi lukis atas permintaan ibunya.
Ibunya seorang buta huruf, tapi dibalik itu semua ibunya pintar berhitung. Kadang orang tua Chenle meminta ibunya ikut berjualan untuk menambah penghasilan. Karena itu juga Andi besar bersama dengan Chenle, walaupun kadang anak itu sangat pelit dengan embel embel kata aku ini menghemat. Padahal Andi juga tidak memaksa.
Dirinya menyibukan diri mencabuti duri duri bunga mawar dengan baik, dirinya tidak ingin ibunya berdarah karena mawar penuh duri ini. Berkali kali tangannya berdarah karena kurang teliti menggunting duri tanaman tersebut, kadang Andi juga hanya merenung melihat cairan merah itu keluar dari jarinya atau mungkin kalung yang melingkar di lehernya.
Kata ibunya kalung ini harus dijaga, tidak ada yang boleh mengambilnya karena ibunya susah payah mendapatkannya. Andi sedikit tidak percaya kalau kalung ini milik William, pemuda ahli botani yang memukulnya habis habisan waktu itu, Andi juga tidak percaya kalau ibunya mencuri kalung permata ini. Andi tidak akan menuduh apalagi mempercayai sugesti ibunya mencuri warisan keluarga lain.
Andi menatap hutan atau mungkin perkebunan rumah tuan Hasselt. Salah satu perkebunan disana dipagari, katanya karena terlalu banyak jurang dan hewan liar. Tapi, menurut Andi ada sesuatu disana. Mungkin tuan Hasselt menutupi kalau dia tidak jauh beda dengan orang Netheland yang lain, mengeruk hasil kekayaan negeri ini banyak banyak. Andi membenci kaum mereka, kaum yang mengeruk kekayaan, korupsi, melakukan perbudakan. Terutama kaum Netherland yang memberi contoh kepada negeri ini.
"Dor!" Seru seseorang membuat Andi menoleh.
Lagi lagi Louise.
"Kamu berdarah, tuh! Sini aku obat-
"Dengan Lami saja. Jadi, aku harap kamu tidak mendekat dan pergi mencari Lami." Kata Andi.
"Aku ini tidak mau disuruh suruh! Kamu lupa, ya?" Tanya Louise sambil melipat tangannya didepan dada.
'Tidak, kenal denganmu saja tidak." Jawab Andi.
"Kalau gitu kita berkenalan lagi saja! Ini akan ketiga kalinya aku akan memperkenalkan diri kepadamu." Ujar Louise dengan senyum lebar membuat Andi sangat muak dengan senyum itu.
Andi tidak menyukai perhatian Louise yang berlebihan, dirinya tidak ingin diancam atau jatuh atau dipukul oleh orang tua Louise waktu pertama kali datang kesekolah. Sebenarnya itu bukan pertama kalinya Andi ditindas oleh kaum rambut terang seperti mereka, mungkin ini yang ke ratusan kalinya dalam 16 tahun hidupnya. Bukan hanya dengan orang tua Louise, Andi juga sangat tidak menyukai dan mencurigai gadis itu dari logat bicara, gaya berjalan dan tingkah laku.
Andi tau tentang banyaknya pemberontakan pada tahun ini. Tapi, perkataan Louise waktu mereka pertama kali bertemu sangat mengganjal sampai saat ini. Pembawaannya optimis sekali seakan tau akan masa depan.
"Bunga itu untuk siapa?" Tanya Louise.
"Jelasnya ini bukan untukmu." Jawab Andi.
"Aku juga tau itu tidak mungkin untukku sekarang, mungkin suatu hari nanti kamu memberikan bunga itu padaku." Kata Louise.
"Yang akan memberikan bunga untukmu adalah orang Netherland yang akan melamarmu, bodoh. Sampai aku matipun aku tidak akan memberikan apapun padamu!" Balas Andi membuat Louise mengerucutkan bibirnya.
Andi tidak peduli kalau perkataannya melukai Louise. Andi ingin menjauhi gadis itu, ingin menutup telinga saat gadis itu berbicara kencang atau bergelayut ditangannya dan menarik perhatian orang lain tentang betapa hina Louise, dan betapa tidak tau dirinya Andi berani mendekati seorang anak Netherland yang lumayan terkenal dan terkemuka ditempat ini.
Andi memutuskan untuk berdiri, membersihkan celananya yang banyak sampah berasal dari duri duri bunga mawar tadi. Dirinya berjalan melewati Louise yang mulai mengukutinya. Sungguh, ingin sekali Andi menyudutkan gadis itu agar sadar akan perbedaan mereka.
Tidak peduli lagi dengan Louise, Andi tetap terus berjalan menyebrangi dan masuk kedalam tempat tempat sempit untuk bertemu dengan ibunya yang di rumah. Andi harap ibunya ada di rumah, dirinya tidak ingin sia sia membawa bunga untuk melepas rindu tetapi ibunya sibuk bekerja menjadi pembantu orang orang yang tidak tau diri itu.
"Andi!" Louise menyamakan langkahnya kepadanya seakan akan mereka setara. "Kita mau kemana?" Tanya Louise.
"Kita? Aku sama sekali tidak mengajakmu." Jawab Andi.
"Baik. Kamu mau kemana?" Ralat Louise membuat Andi menatap kearah langit biru diatasnya dan menatap gadis dihadapannya lagi. Sungguh, Andi ingin sekali hidup tanpa bayang bayang kena ancam kematian atau kena pukul.
"Bukan urusanmu. Berhenti mengikutiku, Nona." Jawab Andi membuat gadis itu terdiam ditempatnya membuatnya Andi mengambil kesempatan untuk pergi.
Tbc...
Halo kalian!!!
Lagi pada ikut trend bunga gak? Nih aku juga mau kasih kalian bunga 🌷

(Maap gambarnya jelek)
KAMU SEDANG MEMBACA
NETHERLAND, 1860 [✓]
RandomNETHERLANDVERSE - ©ariadne 2021 Ayara atau biasa dipanggil dengan sebutan Aya adalah seorang mahasiswi Sastra Belanda yang harus pusing dengan segala macam hal yang berkaitan dengan sejarah dan budaya Belanda yang sangat berkaitan erat dengan Sejara...
![NETHERLAND, 1860 [✓]](https://img.wattpad.com/cover/282015085-64-k405395.jpg)