Lima puluh lima

122 27 4
                                    

Hai!!!
Aku ada rencana Netherland dibuat Pentalogi (5 seri, terdiri dari pre-quel, stan alone, sama sequel) Kalian setuju gak?

Maaf kalau aku mulai Slow Update, soalnya jarang buka wattpad karena udah mulai sibuk ujian ehehehe

-----

Hanya tersisa Andi dan Rosè diatas sini, mungkin Jayden yang sebentar lagi akan keluar dari kamar belakang karena habis mengeksekusi ketiga orang biadab, dengan hukuman yang tidak kalah biadabnya.

Andi menatap wanita yang pasrah itu seperti kambing penurut, tanpa suara sedikitpun seakan akan siap menyongsong maut. Rosè tidak menyombong, tidak berteriak kalau Andi tidak layak melakukan ini itu.

"Ada sepatah dua kata terakhir?" Bisiknya.

"Aku akan bicara," Rosè lalu berdiri ditengah tengah pondium, sebelum mengalungkan sebuah tali di lehernya juga.

"Aku Rosè...

Intinya wanita itu memberikan pidato terakhir yang mencapai 5 menit, sesekali wanita itu menoleh kearah Ayu yang enggan menatapnya. Andi juga enggan memberikan Rosè menatap Ayu seakan akan ingin dikasihani. Karena Andi yakin kalau sebenarnya Rosè adalah manipulator sejati sampai akhir hayatnya.

Tidak peduli kalau penampilannya kuyu, bahkan menjijikkan didepan kolega koleganya dulu bahkan didepan rakyat yang dulu dia tindas.

Andi menoleh kearah Jayden yang sudah mulai menggunakan pedang bersih, dan menoleh kearahnya meminta sebuah pertimbangan. Andi tau kalau pemuda itu tidak setuju dengan ide ini, tapi Andi tidak peduli. Sekarang dirinya pemimpin disini. Sebagai Pewaris Eerens.

"Sudah cukup deklarasimu." Ujar Andi keras disambung dengan teriakan setuju dari para hadirin.

Andi menoleh kearah Louise yang matanya sudah memerah, Ayu yang menghilang entah dimana dan ketiga keluarganya yang menatapnya penuh dengan arti. Andi tidak menangkap arti dari ekspresi mereka.

Langit semakin sore dan dirinya tidak ingin membuang waktu. Andi ingin cepat cepat makan makan dengan orang orang terdekatnya, merayakan kematian ketiga penjahat paling ulung disekitar mereka.

Rosè mengalungkan tali ke lehernya, dan Andi dengan kasar menendang kursi pendek tempat wanita itu berdiri tanpa aba aba dan menuju kedepan, membelakangi para penonton eksekusi kreatif abad ke-19 nya.

Tepat 10 peluru darinya dan bersamaan tusukan pedang dari belakang tepat di jantung dari Jayden. Membuat semuanya tercekat.

Terlalu banyak darah, terlalu dramatis, terlalu sadis, memuakan, dan sangat menjijikan. Semuanya pulang sebelum Andi mengatakan perkataan terakhirnya, kecuali orang orang terdekatnya.

Jayden bahkan menatap Rosè dengan sayu, wanita itu sekarat seakan akan Tuhan enggan mencabutnya dan ingin merasakan sakit luar biasa dari 3 hukumannya. Andi tidak peduli, dirinya menatap wanita yang pucat pasi dengan banyak darah dari beberapa bagian tubuh, cekatan leher dan tusukan di jantungnya.

Andi telah menggunakan Godly Butchery atau tiga hukuman dengan versinya sendiri.

"Kita harus menurunkannya, lagipula kalau diturunkan juga umurnya hanya sekejap!" Kata Jayden membuat Andi menatapnya tanpa ekspresi.

"Tidak, biarkan dia tau rasanya sesak sambil merasakan sakit. Sama seperti yang dia lakukan pada William." Kata Andi.

"Leher itu semata mata mengingatkannya pada cekatan keadaan Dereck dan Jacob, dan tembakan itu--" Andi menunjuk perut dan kepala Rosè yang berdarah karena tembakan, "itu cukup mengingatkannya pada ibuku yang selalu dia cap dengan Jalang milik Jeffery." Lanjutnya sambil tertawa seperti orang sinting.

Tangannya merasa ditarik oleh seseorang.

Plak

Tamparan keras dua kali menyentuh pipi Andi secara bolak balik. Di hadapannya ada Louise yang menatapnya dengan penuh marah, Andi tidak pernah dipukul oleh gadis ini, sama sekali tidak pernah. Louise hampir menyelamatkannya dari beberapa hal yang bisa membuatnya terjerumus dari kematian sepanjang tahun ini.

Louise menoleh kearah Rosè yang semakin lama tersendat sendat lemah.

"Turunkan dia," titah Louise tanpa peduli larangan Andi.

Ketiga pemuda itu menurunkan jasad Rosè dengan hati hati. Membaringkannya ke lantai pondium yang bersimpah darah dan sisa organ tubuh yang menjijikan.

"Ini namanya pembunuhan, bukan hukuman mati. Ini bukan kreatif tapi menjijikan. KEMANA AKAL SEHATMU!" Seru Louise.

"BAGAIMANA KALAU- ini bukan Andika Suryadi, siapa kamu?! Kekasihku tidak seperti ini, aku tidak peduli namamu berganti Andi. Tapi, menjadi pribadi lain? Itu keliru, kamu bukan membalas dendam tapi mempermainkan mereka dengan kelakar keji." Jelas Louise.

"Aku mencintaimu. Aku akan menikahimu."

"Sudah gila!" Seru Louise keras keras.

"Tidak ada yang menentangku lagi, Louise. Tidak ada seorangpun, termasuk kamu." Katanya.

Lami mendesak maju, "bagaimana bisa kamu membunuh-- astaga, Cornelius, Beatrix, bagai- aku tidak tau ingin berkata apa sekarang! Kamu benar benar seorang pembunuh..."

Andi menaikan bahunya dengan acuh, dirinya tidak peduli. Andi sudah puas dengan darah darah itu, mungkin selanjutnya dirinya harus bisa menebas dan menghasilkan banyak korban darah untuk para penindasnya dulu.

Dirinya melihat kearah Ayu yang duduk menyamping menatap kearah Rosè, berbicara tanpa suara-- mungkin berdoa untuk menghapus dosa dosa wanita itu, lalu menutup mata wanita itu untuk beristirahat dengan tenang.

"Bagaimana dengan kabar besok?" Tanya Renjun.

"Bagaimana kalau Jeffe-

"Ayahku yang memintaku untuk membebaskannya, dan aku diminta untuk membanggakannya dengan menjadi ahli waris dan memberikan keadilan." Potong Andi acuh.

Chenle menatap teman sekaligus keluarga, sesama keluarga angkat dari Hasselt. "Keluarga Hasselt memang gila, pengacau, pengkhianat, pemberontak, panglima tapi manusiawi... yang tadi itu biadab!"

☆☆☆

Informasi kilat,

Godly Butchery adalah suatu penyiksaan terkejam diabad pertengahan yang di kenakan untuk perlaku kejahatan yang buruk dari yang terburuk. Biasanya Hukuman Godly Butchery (biasanya dilakukan di Inggris) ada 3 tahapan atau biasa disebut dengan 3 kematian (agak terlalu jijik kalau dibahas disini jadi silahkan check google atau website national geographic)

Berkat pengesahan Undang Undang Perampasan maka Hukuman Godly Butchery dihapuskan pada tahun 1870.

--sumber : National Geographic

NETHERLAND, 1860 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang