Epilog : Horologium

236 34 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*
*
*

"Kamu bukan Jayden." Aya menatap pemuda yang sedari menunduk untuk membawanya pergi dari tempat pernikahannya.

Berlari dari Koningsplein ke Weltevreden adalah hal yang paling menyiksa dari pada berlari dari trade mil dengan kecepatam penuh dengan menggunakan sepatu tinggi dan gaun pernikahan yang berlapis lapis.

Pemuda itu menoleh kepadanya, mengangkat kepalanya dengan tatapan penuh menyesal. Padahal kalau Aya tau sedari tadi dirinya berlari dengan pemuda ini, Aya tidak akan pernah merasa menyesal sedikitpun.

Andi, yang membawanya pergi adalah Andi.

"Kamu tidak ingin menampar pemuda tidak tau diri sepertiku, Louise?" Tanya Andi.

Tubuh Aya bergetar, tangan kanannya menutup mulutnya yang hendak menangis. Andi melakukan hal bodoh kesekian kalinya demi dirinya dan untuk orang terdekatnya, tapi ini tindakan paling bodoh daripada yang bodoh selama dirinya mengenal pemuda ini.

Kedua sepasang insan itu terdiam.

Dengan cepat Aya memeluk pemuda itu dengan erat, menangis sambil sesekali mencaci apa yang sudah pemuda itu lakukan.

"Maafkan aku, Louise." Andi membalas pelukan Aya, pemuda itu menaruh dagunya diatas pucuk kepala Aya. "Aku tau ini egois, tapi-

"Tindakanmu membawaku pergi adalah tindakan yang keliru Andika Suryadi!" Seru Aya menatap Andi.

"Aku akan membawamu pulang Louise, tempatmu bukan disini." Jawab Andi lagi.

"Kamu harus ikut denganku."

"Zamanmu bukan tempatku Louise, dan Zamanku bukan tempatmu. Aku harus mementingkan egoisku kali ini, aku akan mengantarmu pulang."

"Katanya kamu mencintaiku!" Seru Aya sambil terisak.

"Biarkan rasa ini aku terkubur disini," Andi menunjuk dadanya. "Louise, aku siap menyambut perpisahan, perpisahan denganmu sekalipun."

"Jangan memaksamu, aku bisa terus menetap disini."

"Melihatmu bersama orang lain?"

"Andi..."

"Kita adalah kedua insan yang tidak akan pernah diizinkan untuk menyatu Louise, kita beda segalanya, termasuk asal usul kita yang berbeda." Ujar Andi lagi.

NETHERLAND, 1860 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang