Hai, aku update...
MAAP YA TELAT, TAPI, SELAMAT TAHUN BARUUU 😊😊😊
---
Aya menata meja makan bersama Beatrix sebelum dirinya ditinggalkan berdua besama laki laki menyebalkan dari keluarga Overstatern yang datang kesini. Pemuda itu juga tampak biasa biasa saja, sesekali menynggingkan senyum sebagai formalitas kepada Aya.
Tapi tetap saja itu seram.
"Jay!" Seru William berlari kearah meja makan. Aya takut takut kalau pemuda idiot itu tersandung sepatunya sendiri yang sedikit kebesaran.
Jayden menoleh kearah William, senyumnya semakin merekah. Sungguh, Aya sempat berpikir kalau kedua pemuda itu menjalin kasih diam diam. Tapi, di abad ini mana mungkin? Walaupun Aya sendiri yakin diluar sana pasti ada yang berpacaran dengan sesama jenis.
Aya berusaha tidak memikirkan kedua pemuda konyol itu. Pikirannya sibuk dengan Andi, sudah beberapa hari ini Aya tidak melihat pemuda itu. Kata Dereck juga Andi sibuk, lalu Lami hanya melewatinya seperti biasa dan berucap perkataan yang sama sekali tidak bisa Aya pahami.
Malam ini kata Beatrix akan banyak tamu dari jauh, teman dari Dereck dan Andi akan singgah disini. Apalagi besok sekolah sudah di mulai, dan tentu saja mereka akan berangkat bersama sama besok menggunakan mobil keluarga Hasselt yang banyak ini.
"Louise."
"Ya?"
"Aku rasa kita pernah bertemu sebelumnya." Kata Jayden dengan nada yang sedikit kaku.
"Ya, saat dirumah makan itu." Balas Aya.
"Bukan disana, tapi ditempat lain." Ujar Jayden membuat Aya mengerutkan keningnya bingung.
"Rumah rumah tinggi persegi panjang, penuh dengan kaca, lalu ada kendaraan bukan seperti kud-
"Kamu ini pemakan obat ganja, ya? Halusinasi sekali. Disini tidak ada yang namanya rumah persegi panjang kawan!" Tegur William.
Wajah Aya pucat pasi. Perkataan Jayden seakan akan pemuda itu berada dinasib yang sama, sama sama terseret ke zaman antah berantah dengan nama yang sama sekali tidak pernah tercatat disejarah manapun. Bahkan wajah Jayden tampak serius, Aya tidak terlalu bisa memastikannya karena wajah pemuda itu selalu serius.
Lagi lagi William memecahkan keheningan. Pemuda itu menggebrak meja dengan keras membuat sendok dan garpu berkelontangan jatuh ke lantai membuat perhatian Aya kearah pemuda itu dengan kesal. Pemuda itu tidak pernah mengizinkannya untuk berpikir serius.
"Ambil. Taruh seperti semula, aku muak dengan sikapmu semakin lama! Kamu tidak tau aku sudah hampir satu jam menatanya dengan- siapa namamu?"
"Jay, Jayden." Kata Jayden.
"Kamu tidak tau aku sudah hampir satu jam menata dengan Jayden dan sekarang kamu menghancurkannya. Aku minta sekarang ambil, dan bereskan atau akan aku beritau kepada Beatrix kalau kamu mengambil potongan kuenya kemarin." Ancam Aya lalu mengangkat gaunnya sedikit dan berjalan meninggalkan dua pemuda itu.
"Teef!" Seru William sambil terkikik membuat Aya membalikan tubuhnya berjalan cepat sambil menyambar garpu dimeja terdekat.
Aya menarik William, lalu mendorong pemuda itu hampir terlentang ke meja makan. Tangannya menodongkan garpu ke leher pemuda itu, sedangkan Jayden disana hanya berdiri seperti lilin melihat sahabatnya yang hampir dibunuh dengan seorang gadis memegang garpu. Siapa yang tidak tau umpatan yang dikatakan oleh William tadi? Maknanya berarti jalang. Walaupun fungsinya hanya untuk bercanda, tapi gadis mana yang ingin menjadikan kata kata itu menjadi lelucon sebagai panggilan?
Aya bisa melihat William tersekat bahkan menahan nafasnya sambil memejamkan matanya karena takut Aya benar benar menyula pita suaranya.
"Apa menurutmu tadi lucu?" Desis Aya.
"Lucu, iyakan?" Ujar William sambil meminta dukungan dari Jayden yang mulai bersadar ke dinding sambil mengangkupkan lehernya. Aba aba kalau pemuda itu takut lehernya disula oleh Aya juga.
"Apa tadi lucu?" Tanya Aya ke Jayden membuat wajah pemuda itu berubah menjadi pucat dan menggelengkan kepalanya lemah.
"Tapi menurutku lucu!" Seru William membuat Aya mencengkram kerah William hingga terangkat lalu menghantamkannya ke meja membuat pemuda itu tersedak.
"Maaf, aku minta maaf!" Seru William sambil menetralkan suaranya yang masih tersekat.
Aya masih mencengkram erat kerah pemuda itu. Aya tidak tau kenapa dirinya bisa seemosional ini dengan William setiap harinya.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN?!" Teriak Beatrix yang sudah diikuti oleh Lami dan Andi yang sedang membawa kue.
Aya menoleh membuat gadis itu reflek melepaskan cengkraman kerah William. Sedangkan pemuda yang tidak ada sopan santun itu berdiri tegak disebelahnya dengan keadaan yang acak acakan. Jayden masih ada ditempatnya mungkin masih terkejut. Aya bisa melihat tatapan dingin Andi dan tatapan Lami yang menuntut penjelasan. Sebenarnya ini adalah cara paling buruk untuk mempercantik dan merubah sikap didepan gebetan. Mata Aya terpaku kepada Andi yang mulai meletakan kotak kue bersama Lami lalu meninggalkan ruangan diikuti oleh Jayden.
Ruangan ini hanya menyisakan Beatrix, Aya, dan manusia super menyebalkan bernama William yang sangat ingin Aya lenyapkan dari bumi.
"Aya, belakangmu ada bercak darah." Bisik William takut takut membuat Aya menatap datar pemuda itu.
"Banyak, dan kali ini aku tidak bercanda." Lanjut William.
"Aku harap nanti saat aku mulai berpura pura kamu menangkapku, ya?" Balas Aya berbisik membuat William mengangguk pelan.
"Aduh.. semuanya berguncang..." Aya sudah siap menjatuhkan tubuhnya, dam dirinya menjatuhkan tubuhnya.
'Bruk
Tanpa ditangkap William tentunya.
Aya sedikit mengintip kearah William yang menoleh kearahnya sebentar sambil mengucapkan kata 'impas' tanpa suara.
William brengsek! Pekik Aya dalam hati sambil merasakan seluruh tubuhnya sakit karena berbenturan ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
NETHERLAND, 1860 [✓]
AléatoireNETHERLANDVERSE - ©ariadne 2021 Ayara atau biasa dipanggil dengan sebutan Aya adalah seorang mahasiswi Sastra Belanda yang harus pusing dengan segala macam hal yang berkaitan dengan sejarah dan budaya Belanda yang sangat berkaitan erat dengan Sejara...
![NETHERLAND, 1860 [✓]](https://img.wattpad.com/cover/282015085-64-k405395.jpg)