Ia tidak bisa lagi mengelak, benda tajam yang ada dileher semakin keras menekannya mengakibatkan darah keluar dari lehernya. Ketika itu Ia memutuskan untuk meminum keenam botol tersebut. Ia pasrah dan tidak tau lagi berapa lama Ia sanggup bertahan untuk hidup. Sementara mereka yang menyikasanya menunggu terus berada didekatnya sampai tiga puluh menit kedepan dengan terus menginterogasinya. Tujuan mereka tetap berada didekatnya adalah, agar dapat melihat efek dari yang diminum Dokter Mattulada dan juga untuk memastikan bahwa yang diminum Dokter Mattulada tidak bisa dimuntahkan lagi olehnya. Mereka tetap mengancam, namun Ia tak lagi dapat mendengarnya. Setelah itu semua mereka berlari, entah berlari karena telah melakukan kejahatan atau kembali berlari untuk mencari korban baru.
Dokter Mattulada berusaha menuju rumah, rasa takutnya sudah hilang, yang dipikirkan hanya apa yang akan terjadi pada dirinya, berapa lama Ia sanggup bertahan hidup? Sebagai seorang Dokter Ia merasa percuma kerumah sakit, Ia tahur sudah terlalu lama cairan itu didalam tubuhnya. Ya cairan itu sudah satu jam didalam perutnya, sedangkan jika ia kerumah sakit dengan keadaan seperti itu, sedikitnya Ia membutuhkan waktu tiga puluh menit baru sampai kerumah sakit. Lebih baik iya pulang kerumah, dan membuat catatan untuk rekan risetnya dan menjadikan jenazahnya sebagai 'kelinci percobaan' dan mengambil sample dari dirinya.
Sampai dirumah, badannya terasa terbakar, Ia menduga kuat bahwa ini adalah proses inflamasi dari Salamander. Setengah jam kemudian tiba-tiba Ia merasa kedinginan. Ia mencoba untuk fokus, dan itu berat untuk dilakukan dalam keadaan seperti ini, namun Ia memaksa diri untuk bisa berfikir. Lalu Ia teringat bahwa Ia bisa berusaha menyinari dirinya dengan lampu UV dan menghangatkan dirinya dengan lampu halogen. Ia teringat dengan Chameleon, yang suka menyerap panas dan berubah warna.
Lalu ia terjatuh. Didalam sendirian bagaimana mungkin jenazahnya ditemui orang dengan cepat jika keadaan seperti sekarang? Dan dengan lingkungan rumah Dokter Mattulada yang terbilang sepi? Dua belas jam berlalu. Selama itu juga handphonenya sibuk. Ia sudah mendapat pesan singkat sebanyak dua puluh enam kali. Menerima pesan gambar sebanyak delalan kali dan mendapat miscall sebanyak tujuh puluh lima kali.
Dokter Mattulada telah pergi meninggalkan kesadarannya selama dua belas jam. Ia membuka matanya namun belum bisa bergerak, Ia kaku. Dia harus menunggu satu jam untuk bisa bergerak dan benar-benar bangun dari tidurnya. Ia sadar mencoba mengingat semua kejadian semalam. Pertama kali yang Ia ingat adalah, 'tulang patah' bahkan bunyinya masih bisa Ia dengan ketika mengingatnya. Paling sedikit ada dua tulang patah yang parah yakni dibagian rusuk dan tangan, karena pukulan benda tumpul dan beberapa memar di paha, muka dan benjolan di kening dan tentunya berdarah dimana-mana. Tapi darah-darah itu telah mengering.
Dia mencoba untuk duduk dan tidak akan mencoba berdiri mengingat apa yang telah menimpanya semalam. Namun Ia merasakan tubuhnya seperti lebih ringan. Dan ketika Ia mencoba merasakan seluruh tubuhnya dan mencari dibagian mana saja yang terasa sakit. Saat itu juga Ia merasa ada yang tidak beres, sebab Ia tidak mampu menemukan dibagian mana ditunuhnya yang merasakan sakit. Apakah Ia mati rasa? Ini lebih bahaya dari dugaannya, atau apakah dia sudah mati? Mati yang paling pertama yang sempat terlintas dalam pikirannya. Namun Ia yakin dirinya masih didunia. Lalu apakah sebegitu parahnya sehingga Ia mati rasa? Ah tidak saya dapat merasakan semua bahkan saya duduk sekarang. Begitu Ia memberi semangat pada dirinya.
Lalu Ia mencoba untuk berdiri, ketika berdiri Ia merasakan tubuhnya ringan dan tidak menemukan sedikit nyeripun. Ini aneh, apa yang terjadi pada tubuhnya? Yang membuatnya semakin bingung Ia merasa lebih bugar dari hari sebelumnya. Rasa seperti ini hanya bisa dirasakan sepuluh tahun yang lalu. Ini terasa seperti sepuluh tahun lebih muda dan semangat ini adalah semangat anak muda. Apa yang terjadi? Bahkan ilmu kedokterannya tidak dapat menjawab. Ia masuk ke kamar yang tadi malam Ia tidak sempat masuk kedalamnya lalu ia bercermin.
Heran sekaligus takjub, hari ini seperti melihat mukjizat berkali-kali baginya. Kali ini Ia diherankan dengan tidak ditemukan satu pun memar diwajah atau tubuhnya, intuisinya mengatakan bahwa risetnya berhasil. Ia menemukan penyembuhan sempurna ala Salamander dia membuka baju dan celananya, betul tidak ada satupuh memar. Rasa dingin semalam muncul lagi. Dia putuskan untuk berjemur keluar bukankah Chameleon melakukannya?
Dia menuju keatap rumah mencoba berjemur disana dan mencari tahu apa saja yang terjadi disekitar rumahnya semalam, dia ingin mencari jejaknya lewat sisa-sisa kerusuhan yang mungkin masih ada dijalan. Ia membuka bajunya lalu berjemur sambil melihat kebawah. Sepuluh menit sudah Ia berjemur & merasakan sensasi kulitnya terpapar sinar matahari seakan ada puluhan tangan menyentuh lembut kulitnya bahkan dia merasakan itu sampai ketulangnya, seperti sebuah rangsangan untuk bergerak.
Saat itu Ia tersentak, Laboratorium! Wah apa yang terjadi dengan Laboratorium? Seketika itu ia mengingat semua yang terjadi semalam, pantas terasa sepi sekali hari ini. Dia bergegas turun untuk mencari handphone, menyalakan televisi dan mencoba hubungi teman-temannya. Handphone tersebut di temukan dibawah sofa. Ia melihat handphonenya ada tujuh puluh lima kali miscall dan dua puluh enam kali text.
Dokter Mattulada membuka satu persatu pesan text dan gambar yang hampir semua isinya menanyakan kabarnya dan apakah dia baik-baik saja? Juga tentunya menanyakan apa yang terjadi? Dan Ia mendapat kiriman foto Laboratoriumnya terbakar dari sahabatnya.
Mattulada membalas semua pesan namun Ia harus tetap merahasiakan apa yang terjadi pada dirinya. Sekarang ia menuju kulkas mencari susu dan meminumnya. Terkejut Ia melihat kulkas itu memancarkan cahaya. Lebih terkejut lagi ketika tahu bahwa cahaya itu adalah pantulan dari dirinya. Ia mengingat sifat ini ada pada Chameleon yang dapat mengeluarkan cahaya sehabis berjemur. Namun Ia lebih bercahaya dari Chameleon si bunglon itu. Langsung pergi bercermin untuk memastikan apa yang terjadi. Betapa kagetnya ia menemukan tidak hanya dirinya berpendar tapi kulitnya juga terlihat jauh lebih muda. Ah saya kaya! Menemukan obat awet muda! Yes aku kaya! Pikirnya.
Baru saja sesaat lalu ia bersemangat, sesaat kemudian pikirannya mulai berkecamuk lagi. Ia sadar, tidak mungkin keluar rumah dalam keadaan seperti ini. Dia hanya bisa menunggu dan berharap bahwa pendar ini akan hilang. Setelah itu ia akan mencoba melihat Laboratorium. Sekarang dia kembali mengingat hasil risetnya, Ia semakin yakin menemukan obatnya, obat kanker. Meski belum pasti seratus persen, namun ia mulai menyadari kemungkinan dapat menyembuhkan Kanker! Melihat apa yang terjadi padanya tentu saja itu mungkin. Formula yang ia ciptakan adalah mukjizat. Bahkan bukan hanya kanker mungkin ia telah menemukan 1 obat yang dapet menyembuhkan segala jenis penyakit. Memanjangkan umur, membuat yang tua kembali muda, dan hal-hal luar biasa lainnya dalam dunia kedokteran.
Bahagia.. Ya mulai saat itu apa yang dirasakan Dokter Mattulada hanyalah bahagia. Dan sekaligus merasa lapar. Tapi tidak ada satu pun makanan dikulkas atau lemari dapurnya yang Ia ingin makan, meski banyak pilihan. Seperti ada rasa mual melihat makanan yang sebelumnya ia suka.
Seperti orang ngidam dia ingin sesuatu untuk dirinya, yaitu seafood.! Jenis makanan yang bisa membuatnya muntah hanya dengan melihatnya saja, tapi itu sebelumnya. Kali ini berbeda, sekarang adalah Dokter Mattulada yang lebih sehat, lebih kuat, lebih segalanya bahkan terasa dan terlihat lebih muda.
Kebetulan didekat rumahnya ada restoran seafood terkenal, pikirannya menuju kesana. Pendar ditubuhnya pun mulai hilang. Dia keluar rumah dengan semangat, keceriaan dan tentu saja kelaparan.
Kali ini Mattulada ingin berjalan kaki, setelah sebelumnya menengok ke garasi dan melihat motor besar kebanggaannya baik-baik saja.
#3
KAMU SEDANG MEMBACA
COGENT - The Beginning
Science FictionCOGENT adalah sebuah markas besar dari sekelompok manusia-manusia super. COGENT dibentuk oleh Professor Marzuki, Dokter Mattulada dan Sarah Johnson. ***** Awalnya mereka hanya bertiga namun kejahatan didunia semakin banyak, Dokter Mattulada tidak mu...