#34 Tombak Poseidon?

3 2 0
                                    

Marzuki menyayangkan Mattulada tidak sempat menanyakan atau paling tidak tahu sedang apa Kiyai disana.
"Itulah Mattulada, seandainya dia itu mau menerima alat komunikasi yang saya berikan tentu saja, kita bisa berkomunikasi dengannya"

"Mungkin Sarah bisa membujuk Kiyai untuk mau menerimanya Prof, jadi jika terjadi apa-apa kita bisa bantu dia Prof, tapi tadi saya yakin dia tidak sedang ada masalah. Sepertinya Pak Kiyai dan anak perempuan itu baik-baik saja kok. Saya yakin begitu karena saya melihatnya berjalan dengan santai bahkan si anak tersenyum melihat Kiyai."

Sarah yang berada disitu dan ikut mendengarkan percakapan tersebut langsung bersedia menyampaikan tujuan Cogent memberikan alat komunikasi tersebut,
"Ok nanti jika dia kesini saya akan membujuknya." Ujar Sarah.

Mattulada berdiri dan berjalan keluar,
"Saya ke Makasar dulu, Prof."
"Ok Mattulada, thanks Foie Grasnya" ujar Marzuki
"Sama-sama Prof Data"
"Nah itu cocok nama untukmu Marzuki, Prof Data" Sarah seperti menemukan nama julukan untuk Marzuki selama ini yang sudah menemukan nama julukan hanya Mattulada. Mattulada pun pergi meninggalkan Sarah dan Marzuki.

"Oh ya Marzuki, kamu sebentar lagi jadi bapak." Sepertinya, Sarah menyampaikan kabar gembira ini tanpa rencana.

"Hah serius, bukankah kita tidak mungkin punya anak karena,,, ah serius, loh kamu tau dari mana?" Marzuki kaget dan tidak percaya, entah harus bahagia atau takut. Secara susunan DNA Marzuki dan Sarah bukan manusia lagi. Bagaimana nanti anaknya? Ini yang ditakuti Marzuki.

Seharian mereka membicarakan soal kehamilan Sarah. Hari itu Sarah dapat merasakan ketakutan Marzuki. "Sudahlah Marzuki jangan pikirkan terlalu jauh nanti kita tunggu apakah saya benar-benar hamil atau tidak, kalo hamil kita bisa cek dini bagaimana perkembangannya. Jangan khawatir berlebih. Kamu Profesor Data sekarang. Jangan bergaya seperti Marzuki."
Professor Marzuki sudah tau Sarah hamil jauh sebelum Sarah menyampaikannya, dia hanya ingin untuk urusan keluarga suasananya se-manusiawi mungkin dan senormal mungkin.

"Saya tidak khawatir saya senang Sarah, kalo khawatir soal kemungkinan kamu tidak menjaga jabang bayimu dengan baik, itu mungkin saja iya. Sebab kamu kalo asik mengerjakan sesuatu suka lupa waktu. Saya hanya khawatir kesehatan si bayi saja."

"Ok kalo begitu, namamu sekarang Profesor Data, Mattulada MADA, tinggal saya saja, yang belum ada nama, hmmm apa ya kira-kira?"

Professor Marzuki tahu mengapa Sarah mengalihkan pembicaraan,
"Kamu ALTER, atau Mama Alter" Marzuki meledek Sarah.

Malam itu indah bulan sabit dapat dinikmati dengan sempurna di markas COGENT. Tentu saja itu karena pemandangan disana tidak terhalang sedikitpun, diluar ruangan atau didalam ruangan pemandangannya menjadi sama saja.

"Menurutmu Holy Man bisa menerawang anak kita?" Marzuki kaget,
"Siapa Holy Man?, Menerawang? Sarah kamu mulai percaya hal mistis?"

"Apa kamu lupa siapa saja temanmu sekarang? Lupa Nurmeilina? Lupa Leak?"
"Ok Sarah pointnya apa? Dan siapa Holy Man?"

"Holy Man adalah pak Kiyai, biar semua sudah ada nama samarannya. Pointnya cuma mau tau jabang bayi ini."
Marzuki tersenyum,

"Wah bagus juga namanya, Holy Man, bagaimana dengan Nurmeilina Siluman Ular atau si LEAK? Apa namanya?"
Sarah mengernyitkan dahi melihat keatas kanan seolah ada sesuatu disana,
"Hmmm siapa ya, aku gak tau juga, oh kalo Nurmeilina nama sandinya Viper aja bagaimana? Sedangkan si Leak bisa diberi nama Spectre atau Phantom. Ah tapi semua itu tentu terserah mereka, ini cuma iseng-isengan kita, kita nggak berhak menentukan nama mereka. Ya kan?"

Mereka asik saling komentari nama, sementara di negara lain Móguī sudah mempersiapkan dirinya untuk menaklukkan dunia, Móguī adalah ancaman pasti yang akan membuat dunia tunduk padanya, termasuk COGENT. Seandainya mereka tau Móguī mempersiapkan diri untuk menghancurkan tatanan dunia tentu mereka tidak sibuk dengan pilih nama.

Hybrid ke dua untuk Móguī hampir selesai. Sementara Hybird nomor satu terus dilatif bela diri KunFu oleh ahli-ahli kungfu di China. Jika Móguī terus berkonsentrasi untuk bersiap dan berkonsentrasi tidak seperti pertama kali Ia menyerang MADA, bukan tidak mungkin menaklukan dunia adalah hal yang mudah baginya.

Persiapan Móguī kali ini lebih matang dan siap melawan dunia. Apakah dia akan membangun pasukannya?, Jika iya seperti apa pasukannya? Móguī adalah maniak, berbahaya jika Ia membangun ratusan pasukan berkekuatan King Kong. Mengingat ketidak stabilan mental Móguī.

Meski ia tidak melatih dirinya karena merasa yang ada dalam dirinya adalah Dinosaurus dan 'KingKong' namun demikian Ia tetap fokus untuk pasukannya dan mereka terus dilatih bela diri.

Sementara di kelompok lain ada keseruan lainnya dan entah bagaimana akhirnya Mattulada tahu bahwa Sarah hamil. Pikiran Mattulada sama saja dengan Marzuki, bagaimana nanti anaknya, apakah Sarah mengerti cara mengurus anak, apakah anaknya manusia biasa atau manusia super, atau wujudnya berbeda, banyak pertanyaan-pertanyaan lucu dalam benaknya, apakah nanti yang lahir adalah monitor? Atau landak Afrika? Maksudnya apakah anaknya nanti cacat atau normal. Tapi Marzuki tentu tau seperti apa anaknya nanti, begitu Mattulada berpikir untuk menenangkan dirinya. Semoga saja semua baik-baik saja.

Hybrid kedua Móguī telah selesai dan hasilnya sesuai harapan, seratus persen tanpa kekurangan. Móguī ingin mencoba Hybrid ke dua. Sama seperti Hybrid pertama, Móguī terlalu kuat buat mereka. Sama seperti Hybrid pertama Móguī hanya menggunakan tenaga lawannya yakni tenaga dari Hybrid 02 itu sendiri untuk mengalahkan Hybrid 02. Móguī mengatakan
"Kamu dan Hybrid 01 akan melawan saya sekaligus secara bersama disini besok, persiapkan diri kalian dengan baik."

Di tempat dan situasi berbeda hari ini Mattulada mencoba tombak dalam air yang diciptakan Marzuki untuknya. Sebenarnya Mattulada tidak merasa memerlukannya namun dia mengerti sahabatnya ini sulit untuk berhenti menciptakan setiap hari dia online jutaan pengetahuan masuk kedalam dirinya, dia perlu mengeluarkan ilmunya untuk memberi keseimbangan pada dirinya. Dan kali ini tombak dalam air, apakah dia terinspirasi dari Poseidon? Ah apapun itu saya tetap akan mencobanya, apakah menghambat akselerasinya atau tidak. Dia juga akan mencoba menggerakan Tombak tersebut didalam air.

Ternyata tombak tersebut tidak harus selalu dipegangnya sebab tombak tersebut bisa mengecil, seperti antena radio tahun 1980an yang bisa ditarik dan didorong masuk. Namun tentunya ini lebih canggih yang di buat Marzuki dan kekuatannya tiga ratus kali lebih kuat dari berlian. Itu yang disampaikan Marzuki ke Mattulada salah satu campuran materi yang diingat oleh Mattulada cuma Lonsdaleite.

Ketika di coba didalam lautan akselerasinya sangat baik dan Mattulada tidak sulit untuk menggerakkannya didalam laut, sama saja seperti menggerakkan samurai di darat. Keseimbangan dan kekuatan pedang tersebut luar biasa. Pastinya dikerjakan dengan cara dan menggunakan alat yang mutakhir dan materinya pun tentu materi terbaik. Mattulada munyukainya, dan menerima tombak itu dengan senang hati.







34

COGENT   - The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang