66. Manusia Berkunjung ke Mars

0 0 0
                                    


"Keamanan disini dengan lima belas ribu robot saya yakin, tapi bagaimana dengan di Planet Cogent? Bukankan justru di Planet itu ada serangan?" Tanya Mattulada yang menghawatirkan dari sisi keamanannya.

"Sebenarnya dengan adanya kamu, Moeshe, Rain dan lainnya ditambah ribuan robot siap perang, saya rasa Planet Cogent cukup aman. Tapi saya akan tetap menambah robot-robot disana menjadi lima belas ribu robot di Planet Cogent. Saya yakin kali ini Planet Cogent akan jauh lebih aman. Dan dalam perjalanan kita kesana akan kita bawa juga robot khusus perjalanan yang mengikuti kemana pun Galactica Jet pergi, dan yang selalu ikut itu berjumlah delapan puluh robot. Diluar tiga puluh ribu robot yang menjaga Mars dan Planet Cogent. Jadi fungsi lain dari robot-robot itu nanti menjaga para tamu, dan masing-masing tamu akan dijaga sepuluh robot. Apakah dengan begitu anda tenang Mattulada?"

"Ya saya rasa itu lebih baik dan saya sedikit lebih tenang sekarang, dibanding sebelumnya."

"Ok dari segi keamanan sudah diatasi, dekorasi dan makanan kami atasi, apakah perlu ada penyambutan? Biasanya jika ada tamu-tamu kenegaraan ada sambutan, pengalungan bunga, tarian, atau apapun itu saya kurang mengerti. Sayang Prabu sudah pulang kalau tidak kita bisa tanyakan dia." Kata Sarah.

"Loh kalo mau tanya kita berempat telekonference aja dengan Prabu." Marzuki memberi saran.

"Saya rasa tidak perlu ada penyambutan seperti itu Sarah, sebab kita berangkat bersama kan? Tapi gak ada salahnya kita tanyakan Prabu untuk itu" Ujar Mattulada

Prabu juga tidak menyarankan untuk ada. Karena yang istimewa adalah perjalanannya. Maka diputuskan untuk tidak perlu ada penyambutan.


Hari yang ditunggu-tunggu para Raja, Emir, Presiden dan Paus telah tiba. Mereka dijemput oleh Cogent ditempatnya masing-masing.

Penjemputan itu disiarkan langsung oleh televisi-televisi dunia. Entah bagaimana mereka tahu? Mungkin ada baiknya mereka tahu. Lagi pula ini adalah sejarah dunia.

Semua sudah berkumpul di Galactica Jet. Paus berkata,

"Ini sepertinya lebih besar dari yang sering saya lihat di televisi."

Raja Arab menimpali.

"Sepertinya begitu Paus. Mari kita berdoa untuk keselamatan kita dalam perjalanan. Saya rasa ini akan menjadi perjalanan terjauh dari yang pernah kita tempuh sepanjang hidup kita dijadikan Paus. Apalagi sebelum ini mereka bilang setelah ke Mars kita pergi ketempat lain yang lebih jauh beratus kali lipat."







"Berdoa perlu kita laksanakan Raja." Paus tersenyum.

"Baiklah para tamu Cogent yang terhormat, perjalanan Bumi ke Mars akan kita perlambat sedikit kecepatannya, yakni sekitar lima menit. Atau ada request lain? Mau lebih lambat?" Tanya Marzuki.

Tidak ada yang menjawab sebab semua yang duduk di kursi itu selain takjub dengan Pesawat besar yang semuanya transparant dan heran dimana mesin pesawat tersebut. Mereka juga tidak mengerti soal itu juga heran dan terkagum-kagum jika lima menit adalah perjalanan lambat.

Lalu bagaimana mereka bisa minta sesuatu yang mereka sendiri tidak mengerti.

Belum selesai ketakjuban tersebut mereka sudah sampai di Planet Mars. Semua tamu yang turun dari Galaktika sujud syukur mencium tanah.

Mereka turun langsung masuk ke hanggar yang juga transparan. Dari situ mereka masuk lorong yang tembus ke Kebun Raya Mars.

Mereka semua melihat sejauh-jauhnya mata memandang, takjub hanya itu kata yang rasanya pantas untuk menggambarkan suasana hati mereka saat itu, ya memang mereka merasakan langsung betapa luar biasanya Kebun Raya tersebut. Setelah menikmati segala keindahan disana, mereka langsung menaiki kendaraan khusus menuju markas Cogent mereka mulai melihat banyak orang disana.

"Siapa mereka?" Tanya Raja Brunei.

"Mereka bukan siapa, tapi lebih tepatnya apa mereka itu? Mereka sama seperti yang delapan puluh itu, yang sejak tadi mengikuti kita. Mereka semua adalah robot. Jadi yang manusia hanya kita saja Paduka Yang Mulia. Selain kita pasti robot" Demikian Marzuki menjelaskan agar jika bertemu lagi yang seperti manusia, di manapun para tamu langsung yakin bahwa itu robot.


"Wah robot? Mirip sekali dengan manusia." Salah satu tamu menanggapi.

"Mereka bukan sekedar mirip manusia seratus persen, tapi juga bisa diajak bicara, setiap robot mempunyai muka yang berbeda dan mengolah data atau kita sebut cara berpikir, dan cara berpikir mereka masing-masingnya berbeda, dan mempunyai karakter suara yang berbeda pula. Jenisnya juga berbeda, wanita dan laki-laki." Marzuki menjelaskan dengan detail agar mereka yakin bahwa apa yang dibuat oleh Cogent penuh dengan kesungguhan, keseriusan.

Lalu mereka sampai ke gerbang seperti portal yang terdiri dari dua tiang yang tingginya mencapai sembilan meter jarak antara tiang yang satu dan lainnya juga sembilan meter. Mirip seperti tiang-tiang segi empat yang ada di mesir-mesir kuno.

Mereka menikmati perjalanan itu, seperti kembali ke zaman mesir kuno dimana Fir'aun masih memerintah mesir. Lalu mereka masuk ke ruang dimana mereka akan dijamu dengan berbagai makanan.

"Yang mulia Raja dari Arab Saudi selalu menjamu kita dengan masakan-masakan luar biasa. Kali ini izinkan kami menjamu semua tamu yang ada. Koki-kokinya kami datangkan dari bumi, nah selain kita ada juga manusia yaitu para Koki dan semua masakan kita masaknya di sini. Ini masakan manusia pertama yang dimasak langsung di Planet Mars. Ya ini sejarah. Hahaha, luar biasa, segala yang kita lakukan disini menjadi yang pertama dilakukan manusia di Planet Mars." Marzuki menjelaskan dengan bangga kepada para tamunya.

Masakan-masakan itu masuk satu-persatu keruangan. Mereka pun menikmati makanan tersebut. Dan setelahnya mereka membicarakan masalah-masalah yang dihadapi oleh dunia, soal konflik-konflik politik yang ditarik-tarik oleh para politisi ke ranah agama.




Dan biasanya yang menarik-narik ke isu agama, adalah pihak yang justru menuduh pihak lawan menarik politik ke-agama. Ya biasanya yang selama ini terjadi didunia seperti itu, yakni yang menuduh lah yang berbuat, ya justru merekalah yang lebih serius dan terukur menarik-narik isu politik ke agama.

Apa yang bisa dilakukan pemuka-pemuka agama dan tokoh-tokoh agama mengenai hal ini. Topik tersebut yang paling serius dibahas dalam percakapan mereka.

Selama jamuan tersebut tentu ada dua robot sebagai juru foto yang mengabadikan perjalan umat manusia ke Mars dan makan bersama disana untuk pertama kali.

Setelah itu mereka menuju keluar untuk melihat-lihat Kebun Raya Mars, mereka adalah manusia pertama yang melihatnya.

Semua tertarik justru pada pohon-pohon dari Planet Cogent.

"Apakah ini Pohon buatan rekayasa genetik atau silangan antar pohon?" Salah satu tamu menanyakan kepada Sarah.

"Oh bukan ini adalah tumbuh-tumbuhan yang kami bawa dari planet lain." Jawab Sarah.

"Ya benar dan mereka benar-benar diurus oleh robot-robot yang ada disini." Marzuki menambahkan.

"Ada berapa robot yang kalian punya disini?" Tanya Raja Arab.

"Ada lima belas ribu robot yang mulia."

"Apa saja fungsinya lima belas ribu robot itu? Kenapa banyak sekali?"

"Fungsinya banyak sekali setiap robot disini bisa untuk menjaga keamanan fasilitas markas Cogent dan sekitarnya. Bisa juga untuk bersih-bersih. Bisa juga berfungsi sebagai teleskop, sebab mata mereka sekuat teleskop hubble. Bisa juga untuk perawatan kebun dan tanaman. Hampir semua, bisa juga untuk memberi suasana hidup di planet ini. Jadi seperti ada manusia lain diplanet ini, menghidupkan suasana, meski manusia robot ini tidak merusak alam tapi justru merawatnya, hahaha."








#66

COGENT   - The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang