#4 Terhipnotis Pantai

19 3 0
                                    

Saat itu juga Mattulada teringat mobil listriknya yang Ia tinggal di gedung Laboratorium. Ia tidak mmembawanya karena semalam keadaanya sangat mencekam, Ia khawatir pendemo di jalan melempari mobilnya dengan bom molotov. Didalam perjalanannya menuju restoran Ia melihat jalan-jalan sepi, Mattulada menikmati sepinya jalan-jalan besar itu. Kenikmatan yang dibarengi ketakutan sekaligus.
Disaat takut itu dia merasakan sensasi seperti merinding tapi tidak merinding biasa atau dibagian tubuh tertentu melainkan disekujur tubuh dan tidak terasa seperti bulu yang berdiri, melainkan seperti ada cairan yang terus bergerak di sekujur tubuh. Reaksi kimia didalam tubuhnya berubah sejak Ia meminum enam botol mukjizat itu.

Waduh tidak ada satupun orang dijalan, restoran pasti tutup juga jika begini. Insting yang mengarahkan Dokter Mattulada kepantai. Tanpa sadar dia berucap, "Untuk apa saya kepantai?" Namun Intuisinya terus memaksa dia untuk mengikuti instingnya. Dia pun menuruti intuisinya itu. Dan berjalan semakin cepat kearah laut, semakin dekat ke laut dia semakin cepat berjalan, naluri itu menuntunnya.

Dipantai dia seperti terhipnotis, instingnya memaksa dia untuk menyentuh air laut dengan kakinya. Dokter Mattulada tidak bisa berenang. Meski ia tau tidak dapat berenang dan biasanya takut laut, tapi kali ini rasa berani itu timbul. Dia membuka sepatunya dan berencana membiarkan kakinya terkena air laut. Saat kaki terkena air laut ada rasa nyaman dalam dirinya. Dan dia menikmati itu. Dia lupa, dia terhipnotis lewat semua oanca indra di laut. Penciumannya, Pengelihatannta, Rasanya semua itu terhipnotis oleh kuatnya laut. Tadinya Ia hanya ingin membiarkan air laut menyentuh kakinya hingga sampai batas mata kaki. Tapi niat itu kalah dengan kebutuhannya yang meminta lebih dari itu. Kebutuhannya adalah membasahi seluruh betisnya. Tentu saja dia lakukan itu dan dia menikmati itu, tidak sedikitpun terlintas dalam benaknya betapa bahaya bermain dipinggir laut bagi orang yang tidak bisa berenang.

Namun itu tidak membuatnya mundur dan meninggalkan pantai. Dia justru berjalan kearah laut dia sudah terhipnotis sepenuhnya, kesadarannya sudah hilang, dia hanya menikmati apa yang dia rasakan, dalam keadaan trans Mattulada terus masuk kedalam laut sampai setinggi dadanya dan terus masuk hingga terseret air laut dan menghilang.

Ia baru tersadar ketika berada jauh ditengah laut dan tidak bisa bernapas. Dadanya mulai sesak saat itulah Ia sadar bahwa Ia dalam bahaya. Sesekali kepalanya muncul diatas permukaan laut tapi dia takut bernapas, dia melihat pantai begitu jauh darin, dia terseret jauh ketengah. Akhirnya Mattulada tenggelam, semakin dalam. Lapar, dia ingat kenapa dia begitu bodoh pada awalnya. Itu semua karena lapar pikirannya lehih cepat dari waktu yang ada didunia. Ia menyesal dengan apa yang Ia lakukan sementara itu tubuhnya semakin terbawa kedalam laut.

Tidak saya tidak boleh menyerah dia menggerakkan kakinya refleknya membuat kaki dan tangannya bergerak cepat. Pengelihatannya cukup baik didalam air. Apakah ini wajar, Mattulada tidak tahu, yangbdia pahami sehatusnya tidak seterang ini. Banyak yang Ia pikirkan sampai Ia tidak sadar Ia sudah lebih dari sepuluh menit didalam air laut. Manusia biasa tidak akan kuat lebih dari satu menit tidak bernapas didalam laut. Tapi dia tidak tau jika Ia sudah lebih dati sepuluh menit tidak bernapas didalam laut. Ia justru merasa harus menikmati saat-saat terakhirnya didunia dengan menikmati pemandangan laut. Ini sensai dan pengalaman yang menakjubkan Ia dapat melihat jauh didalam laut. Disaat itu dia baru tersadar bahwa dia telah lama di laut. Pikirnya sudah lebih dari tiga menit. Dan dia merasa masih mampu berlama-lama didalam air dan menahan napas. Kembali dia fokus kedalam laut dia masuk kedalam keadaan trans untuk yang kedua kali. Namun kali ini dia merasakan bagaimana tubuhnya terombang-ambing oleh air laut yang terus bergerak kearah pantai dan balik lagi kelaut.

Terombamg ambing tapi dia masih tetap di tempatnya. Entah mengapa rasa sesak itu hilang, dia semakin tenang. Dan melihat jamnya, dan mencoba kembali ke arah pantai, meski Ia tau itu hal yang mustahil namun Ia harus tetap berusaha.

Dia mencuri lihat ke arah jamnya dalam usahanya menuju pantai. Ia tidak ingin menyia-nyiakan waktu hanya untuk lihat jamnya. Untuk itu Ia sekedar mencuri lihat, dan Ia melihat jelas meski didalam air. Dua belas menit telah berlalu. Tentu dia terkejut melihat jamnya, wow dua belas menit aku akan terus berusaha kepantai dan mencoba bertahan selama aku kuat. Nyatanya Ia tidak bergerak dari tempatnya Ia hanya terombang ambing di laut. Memasuki menit ke dua puluh empat dia sadar bahwa benar memang dia tidak bernapas lewat hidung, tapi kali ini dia tidak merasa menahan napas. Ini perasaan aneh. Masih didalam air sambil mencoba mencari tahu apa yang terjadi dan apa yang dirasakan tubuhnya. Dia menemukan rasa sapuan air dibagian lehernya disekitar leher atau mungkin gerakan yang konstan. Dia mencoba meraba sekitar leher. Sebelum menyentuh leher tangannya merasakan sapuan air itu semakin kuat, ketika dipegangnya dia tau ada organ pernapasan baru dilehernya. Dia kaget sekaligus yakin dia akan selamat dan bisa keluar dari air namun bagaimana caranya. Setelah berjam-jam air laut mulai sedikit tenang, dan Mattulada mulai terbiasa dengan gerakan kaki dan tangannya, dan dia mulai bergerak sedikir demi sedikit kearah pantai.
Setelah berjam-jam didalam laut akhirnya dia sampai kepantai juga. Hal pertama yang dia lakukan adalah memegang lehernya. Wow kembali seperti semula, pikirnya.

Mattulada bersyukur bisa lakukan apapun sekarang didalam laut. Tidak ada lagi rasa takut tenggelam. Sekarang laut juga habitatnya. Ini saatnya untuk mencoba berenang lebih jauh kedalam laut. Dan nampaknya dia akan segera melakukannya. Ia menuju ke laut dalam dan mencoba terus menyelam ketempat lebih dalam, sesekali Ia berdiam disana hanya untuk melihat sekumpulan ikan yang bergerak berbarengan seperti tarian. Atau melihat seekor penyu berenang dengan anggun. Ia melanjutkan petualangannya didalam laut dan semakin jauh berenang ke tengahnya, sambil mencoba terus menggunakan tangannya dengan cara yang lebih baik dan efesien agar dapat bergerak dengan lebih baik dan lebih cepat. Ia sudah berada dikedalaman sembilan meter. Mattulada semakin tenang dan menikmati suasana laut, saat itulah dia mulai merasakan seperti ada yang bergerak didekat tulang rusuknya. Perasaan dan pengalaman menegangkan bagi Dokter Mattulada. Apalagi yang terjadi pada diriku. Itu lah yang ada dibenaknya saat itu. Yang ditakutkan adalah menjadi mahluk laut selamanya. Dia mengingat teori evolusi, mungkinkah Ia akan terus menjadi mahluk laut? Di laut memang menyenangkan dan indah. Tapi dia masih senang melihat perempuan cantik di darat atau makan pizza di restoran, tentu dia tidak ingin kehilangan itu semua.


#4

COGENT   - The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang