53 Edbert Ulang Tahun

0 0 0
                                    

"Sabar ya kamu harus cium dulu aromanya baru saya kasih tau." Lalu Sarah diperkenankan mencium aroma dari makanan yang dibawa oleh Mattulada itu.
"Wow, kamu ini memang ya Mattulada, hehehe, ini enak banget sepertinya, duuuuh saya tidak sabar ingin mencobanya Mattulada, kenapa harus disuruh nyium dulu?, Air liur ku sudah seperti ombak berderu didalam mulut ini. Apalagi setelah aku mencium aromanya, disitu ada bau manis, gurih wah bercampur aduk, enak sepertinya, apa sih ini Mattulada?" Sarah penasaran,
"Ini adalah hati unta spesial, kamu tau nggak?, ini saya bawa langsung dari Arab Saudi, dan yang buat makanan ini adalah restoran paling terkenal disana dan terkenal enak banget. Terutama masakan hati unta spesialnya."

Akhirnya semua setuju setelah mereka memakannya, bahkan Nurmeilina yang tidak suka rasa hati juga ikut 'terhipnotis' dengan masakan yang dibawa Mattulada. Ya tentu saja akhirnya semua setuju bahwa apa yang dibawa Mattulada memang benar-benar enak. Itu menjadi hal yang biasa bagi semua. Ya puas dengan apa yang dibawa Mattulada adalah hal yang biasa.
"Itu sebab Rain mau bisa terbang, dia mau coba makanan dari seluruh dunia."
"Kamu sudah bicara sama Rain?" Tanya Marzuki.
"Sudah tadi pagi, awalnya dia tidak mau, dengan berbagai alasan akhirnya saya balik pertanyaannya. Dan apa yang dia mau sudah saya pahami, tapi perkara dia mau lakukan, ya itu soal lain lagi, paling tidak saya tau apa yang dia inginkan."

"Wah apa itu yang dia inginkan?" Tanya Mattulada kepada Sarah,
"Dia ingin bisa terbang, biar bisa kulineran seperti kamu, tapi dia tidak merasa perlu juga secepat kamu. Lalu tadi pagi agak dingin saya menghampirinya memakai baju biasa, dia bilang disini dingin saya salah kostum. Dari situ dia dapat ide bagaimana jika dia bisa menghangatkan orang meskipun disaat cuaca yang dinginnya ekstrim, atau mendinginkan orang disaat cuacanya panas ekstrim. Tetapi apa yang paling tidak dia inginkan adalah dia tidak mau berubah wujud, dia takut, itu sebab awalnya dia menolak keras ide saya yang mengajak dia menjadi manusia super."

"Wah kalo dia mau mempunyai kekuatan super tapi dia tidak ingin merubah wujud manusianya saya bisa lakukan itu, itu hal yang mudah sekali bagi seorang Marzuki si Arcane." Entah apa tujuan Marzuki narsis saat seperti itu. Mattulada justru menanggapinya dengan santai,
"Baguslah jadi ada orang lain selain saya yang bisa delivery makanan, hehehe."
"Kalo begitu kamu bisa membujuk dia, ajak Nurmeilina juga untuk membujuk dia, sepertinya Rain juga dekat sekali dengan Nurmeilina. Bujuk saja pelan-pelan. Biarkan dia berpikir ini untuk umat manusia juga dan kemanusiaan, jika untuk kemanusiaan Rain pasti mau, dia memang begitu kan Sar, yang kamu tau?"
"Iya untuk kemanusiaan, hewan dan alam dia mau pastinya, nanti aku coba ajak Nur juga untuk membujuk Rain."

Makan siang kali ini membawa semangat baru, semangat akan adanya anggota baru yang mereka sudah kenal dekat. Buat Marzuki ini memperkuat, dan dia tau keinginan Rain untuk menjadi manusia seperti itu sangat menguntungkan bagi Cogent kedepan.

Edbert kebawah dan memperlihatkan kemampuan barunya didepan Mattulada dan kedua orang tuanya.
"Wah dia bisa lakukan itu?, Wahhh keren banget, hahaha, Sejak kapan dia bisa lakukan itu?" Mattulada takjub. Kedua orang tuanya juga keheranan, kapan anaknya belajar lakukan itu? Edbert melompat sangat jauh sampai tak terlihat, bekas telapak kakinya masih terlihat.
"Wah ini keren maksimal banget." Mattulada masih takjub dan berbicara terus.

"Tunggu dulu, kamu tau anak kita bisa lakukan itu Sar?"
"Tidak, saya tidak tau."
"Kalo kamu gak tau itu artinya pertama kali dia melompat jauh? Kalo itu lompatannya yang pertama artinya anak itu dalam bahaya, apakah dia baik-baik saja ketika mendarat, dan dimana dia mendaratnya, sebab melompat tidak sama dengan terbang, dia tidak bisa memilih jatuhnya dimana kan jadinya."

Tersadar dengan penjelasan Marzuki, Mattulada langsung terbang menuju ke arah kemana Edbert lompat.
"Kamu yakin itu melompat? Bagaimana jika itu terbang?"
"Terlihatnya sih melompat, tapi dia mengambil ancang-ancang seperti untuk terbang."

Belum selesai pembicaraan Edbert sudah kembali.
"Mattulada, Edbert sudah kembali." Marzuki memberi tau,
"Ok." Mattulada menjawab entah dari mana Mattulada menjawab sepertinya sudah agak jauh, mencari Edbert.

Tidak ada yang tau akan menjadi seperti apa Edbert kedepan, dia harus ditanamkan nilai-nilai lain selain salah dan benar. Dia harus mulai tau apa yang bisa membahayakan dirinya. Dan ditanamkan ilmu kebijaksanaan. Jangan sampai dia menjadi manusia super yang justru membahayakan nilai-nilai kemanusiaan, menjadi hakim dunia melihat segala sesuatu hanya dari sudut pandang salah dan benar. Jika dia tidak bisa bijak maka manusia akan hidup seperti robot.

Lima tahun berlalu sejak Cogent menyampaikan Pidatonya didepan sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa. Cita-citanya menciptakan perdamaian dunia, mengurangi kerusakan alam dibumi, membangun sumber daya manusia yang lebih baik, memberantas Narkoba, semua itu hasilnya terlihat secara siknifikan. Pembunuhan dikota-kota besar rata-rata turun drastis begitu juga dengan pencurian, perampokan dan kejahatan lainnya. Kesadaran manusia terhadap lingkungan hidup juga semakin tinggi. Kalimantan tidak lagi dirusak dan di eksploitasi secara berlebih ini salah satu mimpi dari Nurmeilina.

Tapi kemana Móguī sudah lebih dari lima tahun sejak ancamannya, dia tidak pernah muncul lagi. Ada apa dengan Móguī? Dia bagai ditelan bumi. Ajaibnya semua orang melupakan ancamannya sejak Cogent melakukan kunjungan ke Inggris dan bertemu Perdana Mentri Inggris. Bahkan Mattulada sendiri lupa. Namun demikian semua sudah sepakat, jika Móguī muncul hanya Mattulada yang akan melawannya. Terkecuali ada hal-hal yang tidak diinginkan atau Mattulada kewalahan karena banyaknya pasukan Móguī, sehingga pertarungan menjadi tidak seimbang, maka pada saat itu Cogent full team akan turun.

Beberapa bulan kemudian Profesor Marzuki membuat acara di Markas Cogent. Hari ini adalah ulang tahun Edbert yang ke enam. Anak ini sudah punya banyak keahlian. Di umur satu tahun dia sudah bisa bicara dan berdebat dengan orang dewasa, di umur dua tahun dia bisa 100 bahasa. Di umur tiga tahun dia menguasai semua bahasa binatang termasuk ikan, diumur empat tahun dia mengalahkan banteng besar dalam latihan. Banteng itu sahabat Edbert, meski begitu banteng itu benar-benar ingin mengalahkan Edbert. Di umur lima tahun kecepatan larinya mencapai tiga ratus lima puluh meter per jam.

Edbert sudah menjadi manusia super sejak lahir. Semua yang datang keacara Ulang Tahunnya selalu bercerita seputar kemampuannya yang baru. Yang paling menjadi perhatian adalah, Edbert bisa mendengar hal-hal kecil dari jauh yang tidak mungkin didengar oleh orang-orang. Edbert adalah orang dewasa yang mempunyai kekuatan super yang terperangkap di tubuh anak kecil.







53

COGENT   - The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang