#23 Mattulada Ungkap Diri Pada Dunia

1 2 0
                                    

Namun Mattulada belum juga bersuara, dia hanya diam dan melihat kesana kemari memperhatikan kerumunan orang yang sangat ramai. Dokter Mattulada melihat ada seorang ibu menggendong anaknya membawa balon. Apakah ibu pikir ini festival? Apakah ini hiburan? Ah tidak tahu kau wahai ibu sebenarnya saya disini juga grogi tidak yakin semua ini berjalan lancar, meski saya tahu tidak akan terjadi apa-apa pada akhirnya, ah sudahlah

Di pojok yang lain Mattulada melihat sepasang pemuda sedang pacaran bergandeng tangan dan melakukan wefie dengan latar Mattulada yang melayang. Apakah kalian anggap saya ini mahluk langka? Ah sudahlah mereka ini justru membuatku stress.

Mattulada masih menunggu Ia ingin semua media berita benar-benar hadir disana, dia diam tak bersuara sedikitpun.

Waktu menunjukkan persis sepuluh menit sejak Mattulada berada disana, lalu Mattulada mulai mengeluarkan suaranya,
"Selamat Malam semua, apakabar kalian semua?"

Pertanyaan Mattulada dijawab serentak oleh hampir sembilan ribu manusia dibawahnya. "Baiiikkk."

"Ya begitu juga harapan saya untuk kalian semua, semoga kalian semua dalam keadaan baik."
Mendengar Mattulada berkomunikasi dengan orang-orang di lokasi tersebut, Marzuki protes.

"Sarah coba kamu dengar, ini Mattulada sebagai superhero atau sebagai Lurah di Jakarta?"
Tanya Marzuki.
Sarah tertawa dan membela Mattulada,
"Loh kan memang harus menyapa dulu kan? Lagian dia buat pernyataan kan di Indonesia, lazimnya memang begitu. Mau bagaimana lagi?"

Marzuki tidak setuju dengan pembelaan Sarah,
"Ah sudahlah, kita dengarkan saja." Kata Marzuki

Mereka pun mendengarkan kelanjutannya di televisi.
"……… Saudara-saudara sekalian, saya disini saya akan membuat pernyataan untuk menjawab konferensi pers dari kepolisian Republik Indonesia, yang meminta saya datang untuk didata. Itu karena saya lebih sering muncul di kota ini, di banding kota-kota lainnya."

Mattulada terdengar berat dan kuat suaranya, itu akibat setelan suara yang dibuat oleh Marzuki di pakaian Mattulada. Dan itu membuatnya lebih percaya diri. Sempat terbersit dibenaknya, betapa kuat saya terdengar, ah tapi ini keren. Lalu ia menyambung ucapannya,

"Malam ini saya akan memberi tahu kepada kalian semua yang ada disini dan kepada dunia bahwa saya adalah MADA. Saya bukan warga negara Indonesia, atau dari Eropa, atau Amerika, atau Asia, atau Australia, ataupun Afrika. Saya adalah manusia Bumi, warga Dunia, yang tidak terikat oleh administrasi negara manapun.

Saya juga tidak akan tunduk dengan negara manapun apalagi tunduk kepada semua kejahatan mereka. Saya MADA berdiri bersama semua golongan, semua agama, semua ras manusia. Sebab itu saya tidak akan menyatakan terlebih mendatakan diri saya di suatu negara. Saya warga dunia, akan berlaku dan bertindak sesuai dengan kebenaran yang sederhana. Bukan yang sesuai dengan hukum yang terkadang justru dapat merusak kebenaran itu sendiri.

Saya MADA, selamanya akan menjadi warga dunia bukan warga negara. Untuk kalian yang membenci saya karena alasan saya main hakim sendiri. Faktanya hakim tidak pernah lagi mengetuk palunya untuk penjahat kelas berat terlebih penjahat yang ada dilingkaran orang yang berkuasa.

Untuk itu semua, sekali lagi saya sampaikan disini bahwa saya bukanlah warga negara manapun bukan Amerika, bukan Indonesia atau manapun. Saya adalah warga negara dunia. Segala yang saya lakukan akan saya pertanggung jawabkan bukan didepan negara tapi didepan keadilan dan kebenaran.

Siapapun atau negara manapun yang menghalangi saya untuk menangkap para bandit-bandit itu tentu akan saya lawan, dan saya bongkar keterlibatannya dalam kejahatan tersebut. Salam damai untuk kalian yang ada disini semua, dan tentu saja untuk orang-orang yang melihat saya di televisi, media sosial, di koran dan sebagainya. Salam hormat dan damai dari saya MADA. Sampai jumpa lagi Jakarta."

Tak lama kemudian MADA terbang dengan cepat dan menghilang. Orang-orang yang berhasil merekamnya langsung memasukkan video itu kedalam media sosial mereka. Malam itu dan seminggu kedepan isi sosial media seperti Facebook, Instagram, Twitter dan platform media sosial lain isinya hanya "Si MADA". Semua yang merekam langsung, merasa bangga dan meng-upload videonya di media sosial mereka. MADA menjadi Trending topik selama satu Minggu kedepan. Orang-orang yang hadir dan melihat langsung. Sibuk menyampaikan sosok Mattulada yang gagah namun baik sekali, tidak seperti Móguī yang pernah juga datang ke Jakarta yang justru merusak.

Tidak berbeda dengan media sosial, media mainstream, Majalah dan Koran diseluruh dunia isinya dipenuhi oleh si MADA. Banyak negara merespon statement Mattulada. Ada yang menerima dengan senang ada juga yang menentangnya terutama China entah mengapa China begitu  reaktif terhadap pernyataan dari Mattulada.
Mentri Pertahanan China merespon dengan keras,

"Jika MADA merasa bukan warga negara manapun maka sesungguhnya ia adalah binatang liar, sebab manusia harus mempunyai kewarga negaraan sedangkan hewan tidak perlu punya kewarganegaraan. Oleh sebab itu selama tidak ada satu negarapun atau organisasi manapun menganggap dia hewan langka maka jangan salahkan negara ini jika ia diburu."

Statement Mentri Pertahanan China membuat Mattulada emosi. Dia menghubungi Marzuki.

Belum sempat Dokter Mattulada berkata Halo, Marzuki langsung bicara seolah tau apa yang mau disampaikan Mattulada, dan Mattulada mendengar Marzuki berkata,
"Ya, ya, saya tau, saya sudah dengar. Untuk yang ini anda jangan tanggapi. Sebab memang dia ingin anda menanggapi dengan emosi. Pernyataanmu sudah tepat, tidak perlu lagi hiraukan pernyataan seperti itu. Jika tidak kamu akan sibuk meladeni semua statement selanjutnya dari seluruh pemimpin dunia. Jadi biarkan saja untuk yang satu ini."

Dokter Mattulada mulai menyadari hal itu dan dia pun yakin Marzuki pasti lebih paham masalah ini dibanding dirinya, soal begini sudah masuk ranah politik, Professor Marzuki tentu hanya butuh belajar dalam beberapa menit soal ini untuk menjadi ahlinya. Karena itu Dokter Mattulada mengikuti saran dari Marzuki.
Sementara warga dunia justru menaruh harapan pada MADA.

Mural-mural Dokter Mattulada atau si MADA menjadi hal yang lumrah terlihat diseluruh dunia. Kaosnya sudah umum dipakai anak-anak dan orang dewasa. Ada beberapa designer juga ikut meramaikan fenomena MADA dengan mengadakan fashion show dengan tema Si MADA.

Dokter Mattulada si MADA sudah menjadi legenda bahkan saat Ia baru muncul.

Ini membuat negara lain tidak mau ikut mengusik MADA apalagi menyerang MADA. Bahkan banyak diantara para politisi yang mengambil MADA sebagai role model, untuk mengambil hati pemilihnya.

MADA telah menjadi simalakama didunia politik. Menentang MADA apalagi memusuhi MADA karir politik bisa hancur, sedangkan mendukung MADA sama dengan melawan orang-orang besar yang kuat finansialnya, sudah bisa dipastikan tidak akan mau mendukung mereka, sebab kebanyakan dari mereka punya bisnis ilegal. Dan merekalah yang menjadi musuh Si MADA dan yang berusaha menghancurkan MADA.





23

COGENT   - The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang