#5 Menantang Laut

14 2 0
                                    

Mendadak dia bisa berenang cepat tanpa menggerakan tangannya. Didalam laut Mattulada seperti mempunyai dua kesadaran. Kesadaran sebagai manusia, dan kesadaran sebagai mahluk laut. Itu sebab ketika Ia tiba-tiba bergerak cepat didalam laut kesadaran manusianya tidak faham apa yang terjadi. Namun kali ini Ia merasakan tangannya bertambah dan lebih panjang. Benar tangannya bertambah delapan dan dipenuhi tentakel, tentu saja hal tersehut membuatnya takut. Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah ini juga bisa hilang ketika didarat? Belum juga terjawab pertanyaan itu dalam pikirannya, tiba-tiba salah satu tangan tambahannya menangkap ikan, dan kesadarannya sebagai mahluk laut memakannya! Dan kesadaran manusiannya memaksa Mattulada cepat kembali ke darat atau dia menjadi gila dan lupa daratan dengan makna yang sebenarnya.

Karena itu dia cepat-cepat kepantai, kali ini menggunakan ke sepuluh tangannya. Ketika sampai di pantai Mattulada melihat sekeliling, dia ingin memastikan bahwa tidak ada orang disekitarnya yang dapat melihat mahluk bertangan sepuluh. Dia tidak ingin nasibnya berakhir di kuali. Tentu saja Dokter Mattulada akan menjadi buruan orang jika ada orang yang melihatnya.
Setelah Ia lihat dengan seksama, suasana di tempat itu masih sama belum ada perubahan, yang berubah hanyalah rasa laparnya berubah menjadi rasa kenyang. Dan disekeliling masih tidak ada orang. Sampai didarat tangan-tangan tambahan dan insang itu pun menghilang dengan cepat.

Hari ini penuh dengan kesenangan sekaligus tanya, apa yang terjadi pada dirinya? Mengapa tubuhnya mengalami perubahan-perubahan yang radikal dengan begitu cepat?
Tentu saja Dokter Mattulada faham betul jika Mimic Octopus memang mampu berubah dengan cepat untuk menirukan lingkungannya, tapi itu dalam hal warna dan dia tahu betul Axoloti mampu menumbuhkan kakinya lagi ketika putus secara sempurna, karena memang itu yang dia kerjakan selama bertahun-tahun. Tapi menumbuhkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada? Atau mungkinkah ini kekuatan campuran dari Axoloti yang mampu menumbuhkan, dan anatomi dari Mimicus Octopus?

Apapun itu mulai hari ini Dokter Mattulada sadar bahwa dirinya Amphibia dan selera makannya berubah seratus delapan puluh derajat. Mulai hari ini dan seterusnya dia akan percaya instingnya tanpa perlu bertanya dan ragu lagi.

Hari menjelang malam, Dokter Mattulada ternyata cukup lama bermain dilaut, dia masih dalam perjalanan menuju rumahnya, sepi sedikit demi sedikit menghilang. Orang mulai memberanikan diri keluar, baju Dokter Mattulada belum benar-benar kering, untuk sampai dirumahnya dia harus berjalan kurang lebih satu km lagi.

Dia tau itu tidak akan terasa, begitu banyak tanya jawab dikepala yang belum tentu selesai ketika ia sampai dirumah. Dia melanjutkan perjalanan. Sekarang rumahnya mulai terlihat.

Mattulada duduk di sofa merenungi apa yang terjadi pada dirinya. Ini seperti mimpi, demo besar, kerusuhan, gedung-gedung terbakar dan diujungnya saya menjadi manusia Amphibi.

Dia mencoba untuk mulai mengingat enam botol yang dia minum semalam. Enam botol itu adalah formula campuran dari tiga spesies yang luar biasa, yang sedang diteliti oleh Dokter Mattulada. Sepertinya bukan omong kosong lagi jika formula ke tiganya dapat menyembuhkan dan meningkatkan kemampuan manusia ke level berikutnya. Bahkan ini adalah sebuah evolusi yang dicapai dalam satu malam. Nobel? Kepopuleran? Kekayaan? Atau saya simpan ini sendiri sampai waktu yang tepat?

Jika pun Ia ingin mengumunkan penemuannya bagaimana Ia bisa menjadikan penemuannya itu dapat digunakan untuk umum dan apa dampaknya? Apakah baik atau justru menjadi buruk? Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan itu semua, dia harus meneliti lebih jauh. Dan tentu saja ini harus didiskusikan dengan orang-orang yang ahli dibidangnya, seperti Psikolog, Sosiolog, dan lainnya.

Dalam perenungan panjangnya Mattulada duduk tanpa gerak sedikitpun, dan itu cukup lama. Dia melihat jam sudah menunjukkan pukul 00:17.
Dia sendiri terperanjat dengan kekuatannya berdiam tanpa gerak layaknya patung selama berjam-jam.

Dokter Mattulada teringat kembali semua kemampuan dan kehebatannya. Sekarang semua itu telah menjadi bagian dari dirinya untuk selamanya. Dalam benaknya Ia berkata, jika penemuan ini tidak di umumkan maka semua kerja kerasnya memang untuk menjadi bagian dari dirinya.

Kembali Ia membayangkan bagaimana tubuhnya mampu menerima semua botol yang Ia minum? Jika dihitung enam botol itu bisa untuk percobaan lima belas ekor Gorila besar. Dan semua itu masuk kedalam satu tubuh manusia, bagaimana mungkin? Mengapa tubuhnya mampu menerima semua? Malam ketika Ia terjatuh dirumahnya setelah pengeroyokan Ia yakin betul Ia tidak bangun lagi. Namun ternyata semua itu tidak benar, justru Ia merasa lebih kuat dan lebih sehat hari ini dibanding hari sebelum-sebelumnya dan yang pasti Ia masih hidup.

Tidak hanya masih hidup, sekarang Ia merasa pendengarannya meningkat sepuluh kali lipat, demikian seluruh indera lainnya. Akhirnya Dokter Mattulada khawatir apakah semua peningkatan itu akan berpengaruh pada hidupnya. Ya, hidupnya, nyawanya, misalnya apakah umurnya justru akan semakin pendek?

Keesokan harinya Dokter Mattulada sudah siap untuk menerima segala perubahan dalam dirinya, termasuk jika umurnya mungkin saja semakin pendek. Ia pun bersiap berangkat ke Laboratorium, dan Ia menduga disana akan ramai polisi, tentu saja Laboratpriumnya akan dipasangi police line juga, sebab Laboratorium itu termasuk salah satu gedung yang terdampak kerusuhan. Dokter Matulada masih berharap Mobilnya tidak sempat dirusak perusuh dan tidak ikut terbakar.

Sesampainya di Laboratorium, Dokter Mattulada langsung mengecek mobilnya, dia tidak pedulikan Laboratoriumnya lagi. Semua hasil kerjanya sudah menjadi bagian dari dirinya. Police Line itu terpasang dimana-mana Menghilangkan kenyamanan Mattulada, dia merasa terjaga setiap melihat Police Line itu, meski disitu sepi dan tidak ada satu orang pun Polisi disana yang menjaga. Trauma, itulah rasa yang Ia alami. Ditambah dengan melihat semua kekacauan di Laboratoriumnya Ia seperti ingin berteriak, pusing kepalanya hampir membuatnya muntah. Rasa marah yang dipendamnya, haru dengan apa yang terjadi padanya bercampur kesedihan semua itu mengaduk perasaan Mattulada. Jika Ia manusia biasa mungkin Ia sudah menjerit histeris. Tapi sepertinya Ia telah menjadi orang yang lebih kuat mentalnya. Dan masih sanggup mengendalikan dirinya dan emosinya. Dia harus fokus ada yang jauh lebih penting dibanding perasaannya. Yakni penemuannya, juga fakta bahwa dia selamat dan dalam keadaan baik bahkan lebih baik dari sebelumnya. Jika Ia mengingat itu Ia bingung haruskah Ia menyesal atas semua kejadian ini, atau justru senang semua itu terjadi? Ah sudahlah pikirnya. Kembali fokus.

Lalu Mattulada bergegas membawa mobilnya pulang, dan dia berencana untuk ke Jakarta malam ini. Dia ingin bertemu sahabat lamanya dan mencari tahu apakah umurnya tidak lama lagi atau justru semakin panjang. Dia butuh datang ke Jakarta untuk bisa mendapatkan Laboratorium yang lebih lengkap peralatannya, sekaligus bertemu sahabatnya untuk mendiskusikan ini dan membahas semuanya.


#5

COGENT   - The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang