#36 Siluman Harimau

2 2 0
                                    

Setelah 100 meter dari "tembok selamat datang" baru dapat terlihat seperti Istana yang didepannya terdapat tiga tugu besar yang tengahnya lebih tinggi. Tugu sebelah kiri dan kanan sekitar 15 meter sedang yang tengah 25 meter. Lalu panorama disekitar tiba-tiba berubah, padang rumput sepanjang mata memandang menjadi panorama Istana tersebut, dengan beberapa kolam besar dan kecilnya, juga taman-taman air. Indah betul Istana ini, semua materinya dari batu candi semakin terasa jika suasana disitu menyatu dengan alam. Sungguh Istana yang asri sekaligus megah.


Akhirnya mereka melewati tugu tengah, setiap tugu terlihat seperti pintu tanpa pintu, semacam lorong pendek. Keluar dari tugu dan masuk ke halaman depan Istana muncul seorang yang besar dengan sorot matanya yang tajam, dia memakai Mahkota Emas dengan batu-batu mulia berwarna hijau, merah, biru dan kuning. Pakaiannya lebih mirip rompi ketimbang jubah, bahan rompi kelihatannya dari bahan beludru yang terlihat lembut namun kuat, dengan garis-garis emas disetiap tepi pakaiannya.


Holy Man memberi salam kepada orang tersebut, dan orang tersebut membalasnya. Tempatnya lebih mirip kerajaan namun ditengah hutan dan disekeliling bangunannya terlihat banyak sekali harimau, bahkan ada juga harimau putih, disitu juga terlihat beberapa macan tutul, dan macan kumbang.


Apakah ini siluman macan? Marzuki mulai menebak-nebak dan Holy Man seperti dapat masuk kedalam pikiran Marzuki, Holy Man pun langsung berkata,
"Bukan ini adalah Prabu" Sang Prabu melihat pada Marzuki, dan Marzuki menyodorkan tangannya mereka berjabat tangan. Keduanya berjabat tangan dengan kuat dan Marzuki berkata "Saya Marzuki" Prabu melihatnya dan mengangguk.


Mereka berjalan semakin jauh memasuki area Istana, tak lama kemudian, Marzuki melihat keindahan dari pelataran Istana Prabu. Mereka mulai masuk kedalam Istana.


Sungguh luar biasa indah, pikir Marzuki, lalu mulai terdengar sayup suara gending yang lama-lama terdengar jelas. Tapi dimana gamelannya? Yang Marzuki tau Gending adalah musik tradisional Jawa Kuno meski sekarang masih dimainkan namun sudah sangat jarang terdengar. Apakah ini CD? Tapi dimana speakernya? Semua pertanyaan yang ada dikepala Marzuki itu membuat Istana tersebut semakin terasa mistis baginya.


Sampai di ruangan yang dituju Prabu, disana terlihat Istrinya yang cantik, bersama beberapa dayang-dayang dan para pelayan yang memegang tombak dan seorang yang terlihat sepuh namun nampak kuat dan tegak. Lalu Prabu menghampiri singasananya dan duduk disamping Istrinya.
"Ada apakah gerangan wahai Wali yang kami cintai." Baru kali itu Marzuki mendengar suara Sang Prabu, terdengar menggelegar dan terdengar berwibawa,dan tentu saja tidak perlu speaker tambahan seperti Mattulada agar terdengar seperti itu. Dia teringat Mattulada yang ia ciptakan alat untuk terdengar begitu wibawa seperti Prabu.


Holy Man menjelaskan kedatangannya dengan panjang lebar. Dia membujuk Prabu agar mau menjadi bagian dari COGENT, dengan alasan agar cita-citanya dapat terealisasi. Menurut Holy Man didunia modern ini, Prabu hendaknya mampu memanfaatkan COGENT agar bisa keluar dari ketertutupannya dari dunia luar, yang justru meninggalkannya, akibat dari melesat nya perkembangan zaman.


Penjelasan Holy Man itu didengarkan dengan seksama oleh seluruh orang yang berada diruangan tersebut, kecuali oleh Marzuki. Dia tidak merasakan ada getaran listrik atau signal. Bagaimana mereka bisa hidup seperti ini? Aahh,, ini tidak benar ini pasti istana siluman harimau.


Semua hal yang dijelaskan Holy Man masuk akal menurut Prabu, termasuk oleh semua yang ada diruangan tersebut.


Profesor Marzuki menyesal istrinya tidak ikut ke Istana ini. Paling tidak Sarah bisa bicara dengan salah satu harimau disini, atau paling tidak menjadi jelas tempat apa sebenarnya ini. Oh mungkin karena itu Holy Man tidak ingin saya mengajak yang lain. Agar tidak ada yang tau siapa Prabu sebenarnya, sampai jelas bahwa Prabu mau bergabung. Marzuki mulai khawatir, apakah jika Prabu bergabung maka ia yang akan menguasai COGENT? Ini rasanya seperti memaksa orang untuk mengkudeta kekuasaannya sendiri dan diserahkan dengan senang hati, sungguh perasaan yang aneh. Ada apa dengan Holy Man? Siapa dia dan mengapa dia dipanggil wali?


Tanya jawab didalam kepala Marzuki tidak akan pernah berhenti, begitu banyak tanya jawab dikepalanya. Mungkin karena itu juga dia tidak mendengarkan sedikitpun pembicaraan diruangan tersebut. Sampai pada bagian Prabu berkata,
"Baiklah saya yakin apapun nasehat dari Wali adalah untuk kemaslahatan dan kebaikan semua."


Marzuki terperanjat seakan dia baru hadir diruangan itu. Holy Man lalu berkata,
"Mungkin Ratu dan Prabu ingin berkunjung ke Istana mereka dengan kendaraan mereka" Sang Prabu pun menjawa dengan bahasa yang terdengar santun namun tegas,
"Jika itu adalah kehendak dari sang tuan rumah tentu kami tidak mungkin menolaknya, ini sebuah adab yang seharusnya terus dijunjung"
Holy Man langsung berkata pada Marzuki,
"Bagaimana Marzuki, sudah siap"
Belum apa-apa Marzuki merasa tidak dianggap, dan pertanyaan dari Holy Man itu membuatnya seperti tersengat listrik.


"Tentu saja" Ujar Marzuki lalu dia berhenti sejenak,
"Oh ya bagaimana jika Jet Cogent saya bawa kesini. Sebab jika kita jalan kaki kesana rasanya cukup jauh.
"Baiklah" saut Prabu.


Marzuki berjalan sendiri melihat semua kemegahan Istana sekali lagi, dan ajaibnya halaman depan Istana ini semakin terlihat indah dari dalam Istana, dan dari dalam justru semuanya terlihat, bahkan dia bisa tau lokasi Jet COGENT dari sini. Sungguh posisi yang strategis. Dia terus berjalan melihat semua taman air yang tadi ia lewati, sekarang ia melewati tugu namun yang sebelah kiri, dia ingin merasakan perbedaan melewati tugu-tugu itu.


Dari semua rekrutmen, rasanya Prabu lah yang paling mewah. Meski sampai saat ini Marzuki belum tau apa kelebihannya.


Tak lama kemudian Jet COGENT terlihat melayang diatas. Semua melihat Marzuki seperti duduk melayang di udara, tidak ada pintu, tidak ada sekat, tidak ada mesin. Tidak ada apa-apa, bahkan tidak ada tempat duduk, Marzuki hanya melayang tanpa suara. Lalu Marzuki menurunkan Jet COGENT tepat didepan Istana. Lalu mereka semua masuk Ratu lebih dulu naik, disusul Prabu, lalu Holy Man yang terakhir.


Sekarang mereka berempat telah berada di dalam Jet ketika Marzuki menghubungi semua anggota cogent, secara bersamaan semua wajah muncul, alat komunikasi hologram tidak membuat siapapun heran, tentu menjadi tidak ada lagi yang aneh setelah mereka menaiki pesawat transparan tanpa suara. Bahkan mereka justru masih mendengar suara burung diluar Jet Cogent.


Akhirnya mereka menjemput Leak dan Nurmelina, Sarah masih berada di laut dan Mattulada berada di Turki.

Semua kembali berkumpul di markas cogent. Sarah orang pertama yang sampai ke markas, dan Mattulada orang yang terakhir. Seperti biasa Mattulada selalu membawa oleh-oleh dari negara yang dia kunjungi, kali ini Swarma dan Kebab. Mattulada tidak tau seperti apa rumah Prabu dan Istrinya. Dia memanggil Prabu dengan Pak.


"Selamat datang di cogent pak, nama saya Mattulada, ini saya ada sedikit oleh-oleh dari Turki masih hangat." Holy Man langsung menyerobot pembicaraan agar suasana tidak semakin aneh,
"Mattulada kenalkan, Prabu dan Ratu" Prabu mengambil Kebab yang diberikan Mattulada dan menaruhnya di meja.


Marzuki diruang sebelah sedang membuat alat komunikasi untuk Prabu dan Istrinya, meski ia tau istrinya tidak akan gunakan alat komunikasi tersebut. Untuk membuat alat komunikasi berbentuk jam itu Marzuki hanya butuh waktu kurang dari lima menit.







36

COGENT   - The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang