#11 Hilang 1 Minggu

3 2 0
                                    

Sudah satu minggu sejak Ia mengatakan 'akan berusaha keras menyelamatkan Mattulada' kepada istrinya, namun selama satu minggu itu pula segala usaha dan uji cobanya gagal. Dia tak tahu lagi harus bagaimana menyelamatkan Mattulada.

Dia mulai berfikir jangan-jangan memang ada gagal fungsi organ akibat kelistrikan dalam tubuh Dokter Mattulada yang hilang. Kemungkinan itu yang selalu dipikirkan Profesor Marzuki selama satu minggu, namun Ia tak yakin akan hal itu, sebab kemungkinan seperti itu kecil sekali. Kalaupun terjadi Ia tidak akan selamat, organ vital dalam tubuhnya akan berhenti, jantungnya pun berhenti. Lalu Ia berkata pada dirinya. Biarlah ini menjadi usaha yang terakhir. Jika tidak dapat menolong Mattulada Ia akan berpasrah.
Akhirnya Profesor Marzuki membuat formula yang dapat memberikan kelistrikan dalam tubuh Mattulada. Dan dia membuat formulanya dari Belut Listrik. Formula itu dibuat dalam bentuk gas, itu untuk menjaga-jaga seandainya Dokter Mattulada ditemukan, namun tidak dapat disuntik atau meminum formulanya.

Profesor Marzuki mematikan semua lampu di laboratorium, dia membawa lampu berwarna ungu. Ketika semua sudah menjadi gelap lampu tersebut dinyalakan. Profesor terkejut, dia melihat Cheetah didepannya. Berubah menjadi Kuda, berubah lagi menjadi Mattulada.

Profesor Marzuki berteriak, "Mattulada apakah kamu mendengar saya?" Dokter Mattulada mengangguk, Mattulada bicara sesuatu tapi tidak terdengar.

"Dok apakah kamu baik-baik saja?" Dokter Mattulada kembali mengangguk. "Hahaha, ok Mattulada saya akan memberikan Gas ini pada anda" Mattulada mengangguk.

Tabung gas kecil berbentuk selinder dari stenlis, tabung itu dibuka didekat hidung Mattulada. Profesor mencoba melihat Mattulada, kakinya tidak berpijak kelantai, dia seperti mengambang, dan hanya bisa dilihat dengan lampu UV berwarna ungu.

Profesor Marzuki berharap, Mattulada segera pulih. Mattulada berubah kembali menjadi Unta, kembali menjadi Cheetah, sepertinya ketidak stabilan proton dan elektron juga mempengaruhi perubahan bentuk menjadi tidak terkontrol dan tiba-tiba Mattulada hilang, padahal lampu ruangan belum dinyalakan, dan masih pakai lampu UV.

Empat puluh tujuh menit tidak terlihat lagi. Profesor Marzuki seketika itu frustasi. Jika tak dapat terlihat dengan lampu ini bagaimana ia bisa memperbaiki semua kesalahan ini, pikirnya. Dia menunggu sampai dua jam, tetap saja Mattulada tak kunjung muncul.
Semua lampu dinyalakan, dan lamou UVdimatikan. Marzuki kembali kedepan PC nya dan merasa yakin bahwa gas itu solusinya, tapi yang terjadi justru sebaliknya. Sangat membuat putus asa. Yang tadinya ada tapi tidak terlihat, hanya bisa dilihat dengan lampu UV, sekarang benar-benar hilang.
Sudah tiga jam sejak Mattulada benar-benar menghilang, dia pasti lemah sekali, batas kemampuan manusia tidak makan sebentar lagi akan dia lewati. Dan kemungkinan dia tidak selamat semakin besar. Tapi Marzuki masih punya sisa-sisa semangat, dan lampu dimatikan lagi, lalu lampu UV dinyalakan lagi, namun masih belum ada tanda-tanda. Akhirnya semua lampu dinyalakan. Sudah empat jam ditunggu. Waktu terus berjalan.

Profesor Marzuki memutuskan untuk pulang, tidak ada lagi yang bisa ia lakukan sekarang. Kali ini dia menyerah, dia pasrah, mungkin memang tidak boleh ada dua orang yang mempunyai kelebihan super dimuka bumi ini, Marzuki terpukul. Waktunya dia harus pulang, Ia merasa harus cukup istirahat agar esok hari bisa diputuskan apa yang bisa dilakukan. Marzuki beranjak dari tempat duduknya mengambil tasnya bersiap untuk pulang dan mematikan lampu, "Ciiiakkk!!!!!" Suara itu memekakkan telinga Marzuki, Ia pun terjatuh karena kaget, seekor burung dipundak Marzuki, burung alap-alap Sawah, memekakkan telinga karena burung itu berbunyi tepat di kuping Marzuki. Tapi Marzuki justru tertawa.

"Terimakasih Prof untuk tidak putus asa. Sebenarnya selama ini saya disini Prof, tidak kemana-mana." Kata Mattulada.
"Lalu bagaimana anda bisa bertahan hidup selama 7 hari, tidak makan dan tidak minum?"
"Unta Prof, Unta kuat. Dan ketika itu terjadi energy tidak terbuang banyak, sebab saya tidak bisa juga banyak bergerak. Gerakan dan perubahan bukan saya kendalikan, itu semua terjadi dengan sendirinya. Dan ketika saya menghilang yang terakhir itu, yang anda tidak bisa lihat, itu saya menjadi nyamuk. Mungkin anda tidak lihat karena terlalu kecil."

"Oh iya saya lupa dengan itu, jadi anda sebenarnya terlihat ya? Namun karena terlalu kecil anda sulit untuk dilihat. Aakhh,,," Profesor Marzuki memegang kepalanya dengan kedua tangannya. Seakan beban itu sudah hilang namun masih banyak yang harus dipikirkan setelah ini semua. ",,,tapi syukurlah akhirnya masa-masa stress saya hilang Dok."

Sementara Mattulada terlihat lelah, bukan sekedar fisiknya yang lelah tapi mentalnya pun ikut lelah. Tatapan matanya kosong, seperti orang yang keluar dari maut namun dia sendiri tidak tahu apakah dia sudah benar-benar selamat.

Mattulada melihat sahabatnya yang sepertinya masih shock dengan semua ini. Dia ingin menenangkan Profesor Marzuki, sebagai balas jasa, untung saja dia lakukan projek ini dengan Marzuki jika tidak apa yang terjadi, pikirnya, tapi bagaimana menenangkan Marzuki? Pikirannya sendiri masih kalut.
Namun demikia dia senang sudah bisa kembali, dan ini sungguh eksperimen yang berbahaya.
Mata Marzuki terlihat merah, tapi mukanya pucat. Mattulada melinting bajunya, dia ingin terlihat baik-baik saja. Agar bisa membuat suasana di sana lebih ringan.

"Ternyata kita sama Prof masa-masa ketakutan saya pun hilang, terimakasih Prof. Dan electrophorus electricus itu adalah langkah tepat dan cerdas Prof."
"Ya memang saya yakin solusi ketidak stabilan itu bisa di atasi dengan belut listrik. Dengan hewan yang mempunyai kekuatan listrik mencapai 600 volt dan mempunyai enam ribu sel Anda pasti cukup tersengat kan?"
"Oh iya, ada yang horor sepertinya disini Prof."
"Maksudnya Dok?"
"Saat saya menghilang saya melihat atau halusinasi mungkin saya tidak tahu, yang jelas saya melihat orang berjubah dan bersurban putih. Dan itu horor tingkat tinggi Prof."
"Apakah mungkin itu artinya anda bisa juga melihat ke dimensi lain?"

Sambil mengambil air minum Mattulada bersuara agak lebih lantang
"Ok Prof saya akan pesan Pizza dan Double Cheese Burger, hari ini saya akan makan banyak Pizza dan Double Chesse Burger"
Marzuki melihat sahabatnya yang tidak pergi dari dispenser air minum, dan ia sudah menghabiskan setengah galon.
"Apakah anda sadar berapa banyak yang anda minum?"
Mattulada menghabiskan minumnya,
"Kuda suka minum Prof, dan Unta sekali minum juga banyak Prof."
Marzuki tercengang melihat sahabatnya, Ia seperti membayangkan sesuatu yang pelik.

Dalam ilmu yang sudah dipelajarinya bahkan diketaui orang banyak, bahwa orang yang tidak makan lebih dari 24 jam harus makan sedikit demi sedikit dan minum sedikit demi sedikit agar tidak shock, tapi yah, Matulada bukan lagi manusia, segala tentangnya adalah luar biasa,

"Benar Dok, tapi untungnya yang pertama kali saya lihat adalah Cheetah tentu jika saat itu menjadi nyamuk saya menganggap anda tidak mungkin ditemukan, dan jika anda sedang menjadi Gorila tentu saya menganggap anda hantu."

Pizza datang menghentikan percakapan ringan mereka, namun lebih seru dibanding percakapan normal mereka yang berat.
Saat makan percakapan serius dimulai lagi.
Mattulada lelah, selama menghilang dia habiskan energy untuk mencoba berkomunikasi dengan Marzuki. Sebab suaranya tidak dapat didengar dan dia tidak dapat menyentuh apapun, bahkan kakinya tidak menyentuh lantai.
Dia bersyukur Marzuki orang yang tidak mudah putus asa dan cerdas, bahkan dia tidak terpikir waktu itu dengan lampu UV. Hal yang sepertinya remeh namun menyelamatkan nyawanya.





11

COGENT   - The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang