"Wow meluruskan orang yang sesat? Tunggu dulu apakah ini tidak berlebihan? Dan apakah itu tidak berbahaya bagi COGENT?!" Mattulada menyaut.
"Percayakan pada saya" ujar Mahluk itu.
"Ok, sebentar pak. Marzuki bisa kamu ikut saya sebentar?"
"Ada apa Mattulada?" Ayolah saya ingin bicara empat mata dengan anda" "Baiklah" ujar Marzuki sambil mengikuti Mattulada dan masuk keruang sebelah, ruang yang tadinya tembus pandang tiba-tiba menghilangkan Marzuki dan Mattulada.
"Saya tidak percaya orang itu Marzuki" Mattulada langsung memberi peringatan pada Marzuki.
Marzuki sedikit lebih tenang dibanding Mattulada, dan mencoba untuk menenangkan sahabatnya juga.
"Tapi saya tidak melihat dia berbohong atau kemunginan berbohong." Ujar Marzuki."Dari mana kamu tau?"
"Percayalah Mattulada saya punya lie detector dalam diri saya. Paling tidak kita bisa mendengarkan dulu, bahkan melihat dulu apa yang mau dia tunjukkan pada kita"
"Baiklah jika kamu percaya orang itu, jangan sampai saya mengucapkan, apa saya bilang!" ujar Mattulada.
Mereka masuk lagi berdua ke ruang sebelah. Dan melanjutkan percakapan mereka selanjutnya dengan Sara dan Mahluk tersebut.Mereka akhirnya sepakat untuk melihat apa yang ingin ditunjukkan Mahluk itu. Dan Mahluk itu berkata :
"Alat transportasi apa yang akan kita gunakan? Sebab tidak semua dari kita disini seperti anda Dokter Mattulada. Dan kita harus datang bersamaan.""Dari mana anda tau nama saya?" Tanya Mattulada.
"Bukankah saya juga hadir ketika kamu tidak terlihat dan tidak dapat berdiri diatas lantai?" Jawab Mahluk itu
Sarah, Marzuki, Mattulada langsung yakin orang inilah yang mereka lihat di laboratorium.
Marzuki langsung mengajak semua untuk mengikutinya,
"Baiklah tentu saja kita akan naik jet COGENT. Kemana tujuan kita?""Ke Hutan Kalimantan." Jawab Mahluk itu tegas.
Lalu Marzuki mengajak semua menuju pesawat jet ciptaannya.
"Nah ini Jet yang akan mengantar kita ke Kalimantan, saya beri nama Jet ini, COGENT Jet." Jet yang ditunjukkan Marzuki adalah Jet super canggih, semua dinding jetnya terbuat dari materi transparan, semua transparan termasuk panel-panel pesawatnya.
Bahkan tempat duduknya pun dibuat dari materi transparan. Begitu diberi tahu Jetnya dimana semua tidak dapat melihatnya sampai Marzuki menunjuknya.
Mattulada baru melihat ini, memang Marzuki merahasiakannya sampai pasukan COGENT lengkap, tapi ini menjadi hari spesial, dan rahasia selama ini pun terungkap.
Ternyata yang mereka liat di laboratorium adalah Mahluk yang akan membantu mereka, meski mereka belum tahu bantuan apa yang akan mereka terima dari Mahluk tersebut. Karena itu mereka pergi untuk melihat dan mungkin saja merekrut manusia super untuk menjadi bagian dari Cogent.
Akhirnya semua menaiki JET tersebut, tak lama kemudian Marzuki mengaktifkan pesawat tersebut, Mattulada terlihat exciting, bersemangat untuk mencoba Cogent Jet, kemudian atap dari gedung itu terbuka dan itu juga dari Materi yang transparan.
Tidak ada satupun yang menanyakan materi dari semua yang transparan itu. Mereka larut dalam keseruan menaiki Cogent Jet dan menikmati semua keindahan itu. Mereka merasa bahwa ini adalah tehnologi yang harusnya ada seribu tahun kedepan, begitu canggih dan begitu indah.
Didepan tempat duduk pilot ada panel-panel, yang terlihat hanya tulisan tiga dimensi yang berwarna hijau dan menyala agak redup namun jelas.
Pesawat itu mulai terangkat keatas seperti mengambang, yang didalam tidak merasakan gerakan apapun kecuali penglihatan mereka yang menyadarkan bahwa pesawat telah bergerak vertikal keatas.
"Pesawat ini tidak seperti pesawat lainnya, tidak hanya designnya yang futuristik tapi semua orang bisa kendarai ini, caranya saya tinggal masukkan siapa saja yang boleh mengendarai pesawat ini. Ini bisa full otomatis anda tinggal sebut mau kemana, akselerasinya dari perintah suara. Jadi penambahan kecepatan, belok kiri atau kanan, turun dengan kecepatan berapa, kemiringan berapa, turun dimana semua dari perintah suara. Tapi dengan pad ini juga mudah. Bahkan ini lebih mudah dari mengendarai mobil." Kata Marzuki yang bangga memperkenalkan karyanya.
Pesawat telah melesat menuju Kalimantan. Marzuki menengok Sarah yang terlihat menikmati penerbangan itu.
"Bagaimana Sarah apa kamu baik-baik saja?" Tanya Marzuki.
"Tentu saja saya baik-baik saja. Saya sedang memperhatikan dan merasakan Jet ini, ini sungguh terlihat dan terasa luar biasa, rasanya seperti terbang, sama sekali tidak seperti naik pesawat."
"Mengapa ini tidak ada suara sedikitpun Marzuki?" Tanya Mattulada.
"Karena ini memakai tenaga magnet. Tentu saja tidak ada suaranya. Tidak hanya tidak bersuara akselerasinya juga tidak terasa. Jika anda mencoba untuk menutup mata anda tidak akan percaya jika anda sedang berada di kendaraan, sebab anda tidak dapat merasakan sedikitpun pergerakan ataupun getaran pesawat ini. Rasanya akan seperti duduk di sofa rumah."
"Iya benar hehehe, seperti naik karpet terbang mungkin? Tanpa suara apapun, yang membuat ini menyenangkan kita bisa melihat kearah manapun tanpa terhalang apapun, bahkan lantainyapun transparan." Mattulada pun bangga dengan Jet Cogent.
"Semua ini tidak hanya transparan, tapi juga tahan peluru, tahan panas, mampu menembus atmosphere, bahkan tembakan dari peluru tajam besar tidak akan bisa menggoresnya sedikitpun."
Kecanggihan-kecanggihan Jet Cogent seperti tak akan habis dibicarakan, itu semua karena pesawat tersebut baru mereka lihat dan memang dirahasiakan dan super canggih.
"Luar biasa, ini pesawat keren sekali" Mattulada pun tidak habis-habis memuji pesawat tersebut, dia senang ada pesawat seperti itu dan itu adalah kepunyaan mereka.
"Wah COGENT JET.! Keren" sekali lagi Mattulada tidak bisa menyembunyikan kebanggaannya.
Tak lama kemudian mereka sampai di pulau Kalimantan, Mahluk tersebut menujuk kesatu arah. Dan didepan tempat duduknya dimunculkan peta oleh Marzuki untuk memberi petunjuk yang lebih akurat.
"Anda tinggal tunjuk, dimana mau mendarat pak."
Mahluk itu menunjuk dengan menyentuh peta virtual yang dimunculkan Marzuki tepat didepan tempat duduk Mahluk tersebut, dan lokasi itu langsung terhubung ke peta yang ada dihadapan Marzuki, jadi semua melihat itu didepan tempat duduk masing-masing.Setelah Marzuki melihatnya Ia mengizinkan Jet Cogent ketujuan tersebut.
Akhirnya sampailah mereka ditempat yang ditunjuk Mahluk tersebut, waktu menunjukkan pukul 9 pagi. Mereka turun ditengah hutan.
Jika saja ada yang melihat pesawat melintas, tentu yang terlihat hanyalah orang terbang dengan duduk. Tapi tidak ada yang melihat mereka ditengah hutan. Sampai dibawah mereka semua berjalan kaki sambil melihat dan menikmati keindahan Hutan Kalimantan. Cahaya Matahari menyentuh tanah melewati selah-selah dedaunan dan dahan-dahan besar, suasana tersebut memberi semangat pada mereka.
Setelah berjalan 150 meter Mahluk itu yang sebelumnya tidak bersuara sama sekali sepanjang perjalanan tiba-tiba mengatakan,
"Bersiaplah kalian semua akan bertemu dengan Siluman Ular."Mattulada terkejut,
"Wow Siluman Ular, serius kah? Kita baru saja menaiki Pesawat Jet paling canggih didunia dan sekarang kita bicara soal Siluman Ular?"Mattulada tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Marzuki melihat Mattulada, dalam benaknya juga penuh tanda tanya, bahkan Ia mulai berpikir apa yang mereka lakukan disini? Ini hal yang sia-sia.
27
KAMU SEDANG MEMBACA
COGENT - The Beginning
Science FictionCOGENT adalah sebuah markas besar dari sekelompok manusia-manusia super. COGENT dibentuk oleh Professor Marzuki, Dokter Mattulada dan Sarah Johnson. ***** Awalnya mereka hanya bertiga namun kejahatan didunia semakin banyak, Dokter Mattulada tidak mu...