CHAPTER 56Mereka telah habis mengelilingi Planet Cogent menggunakan Galactica Jet dari timur ke barat ketika datang, dalam perjalanan pulang mereka kembali mengelilingi Planet Cogent dari utara ke selatan dengan tidak terlalu cepat kali ini.
Mereka menikmati pemandangan yang berbeda dengan binatang-binatang yang berbeda pula dari yang pertama, mereka juga melihat kawanan burung-burung yang seperti mengeluarkan cahaya ketika terlihat, di bumi mungkin hanya kunang-kunang yang menyala, tapi ini burung besar sebesar burung dara, sangat cantik dan menarik, warna yang dikeluarkan sepertinya bukan warna alami di bumi. Namun di Planet Cogent menjadi terlihat natural dengan alamnya yang sesuai.
Lalu mereka melaju dan berhenti di Planet berwarna coklat muda yang indah.
"Kita akan memperlambat laju dari Galactica ditempat-tempat tertentu, ditempat-tempat yang indah, eksotis bahkan yang aneh, yang tidak pernah terpikir ada sebelumnya. Tapi nanti perjalanan kita akan lambat dan membutuhkan waktu lima jam untuk sampai ke bumi. Harap maklum, tapi planet-planet ini sayang jika tidak dilihat oleh yang mulia sekalian."
Raja-raja di Bumi dan pemuka Agama banyak menikmati planet-planet yang tidak terpikirkan oleh mereka sebelumnya, warna-warna indah galaxy dan dari Planet-Planet sungguh menakjubkan.
Planet yang warnanya menyerupai pelangi juga membuat mereka takjub, sungguh seperti planet mainan namun terlihat kokoh dan alami. Planet itu juga yang banyak mereka pertanyakan, misalnya, mengapa warnanya pelangi, apakah ada tumbuhan, buah-buahan yang bisa dimakan disana, atau apakah ada binatang yang hidup disana? Dan seterusnya.
Semua adalah planet-planet diluar sistem tata surya.
Setelah memperhatikan planet-planet dan memfotonya dari beberapa sudut. Mereka langsung menuju Bumi, planet indah lainnya yang berwarna biru, putih dan sedikit hijau. Planet yang terlihat seperti marmer berwarna biru, ini juga tidak kalah indahnya namun polusi sedikit membuatnya terlihat kusam, bagi orang yang sering mengamatinya.
CHAPTER 57
Kepergian mereka ke Planet Mars menjadi berita utama disemua media. Pemimpin-pemimpin dunia lain pun langsung menghubungi mereka. Dan mereka membenarkan bahwa Cogent membawa mereka ke planet mars. Pemimpin-pemimpin dunia lain pun turut bergembira atas berita tersebut.
Namun tidak demikian halnya dengan para ilmuwan, mereka protes dan sangat kritis atas munculnya berita tersebut, yakni berita para kepala negara yang diajak ke Mars oleh Cogent, terutama para ilmuwan dari National Aeronautics and Space Administration yang dikenal dengan singkatnya NASA. Lalu dari perwakilan European Space Agency atau ESA dari Uni Eropa. Begitu juga dengan badan antariksa Rusia Roscosmos. Seolah-olah semua dari perwakilan itu ingin menyatakan dan mempertanyakan apa manfaat mereka diajak ke Mars untuk kepentingan apa Para Pemimpin dunia itu diajak kesana? Apa kontribusi mereka untuk kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan umat manusia? Semua menganggap Cogent tidak bijak membawa kepala-kepala negara menjelajahi antariksa, karena itu tidak ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu pengetahuan manusia. Bahkan mereka berani bertanya sampai seberapa paham mereka mengenal Mars, astrofisika dan sebagainya?
Namun sebagian masyarakat dunia justru mendukung keberangkatan Para Pemimpin Dunia itu dengan alasan paling tidak mereka memberi kepada umat manusia foto-foto dari sana sebagai bentuk tanggung jawab sebagai orang yang pertama kali mencoba langsung pesawat yang mereka duga kecepatannya melebihi kecepatan cahaya. Akhirnya keberangkatan mereka pun menjadi polemik yang tak berujung.
Cogent akhirnya angkat bicara setelah tiga hari berturut-turut polemik dan keritik pedas terhadap kepala negara yang dibawa ke Mars tidak kunjung reda.
Konferensi pers kali ini bahkan dilakukan di Planet Mars. Semua anggota hadir.
Marzuki terlihat sudah siap melakukan Konferensi Pers lalu Ia menyampaikan salam;
"Salam semua untuk umat manusia di Bumi. Kami Cogent, langsung saja, beberapa waktu lalu kami mengundang kepala negara karena persahabatan yang sudah terjalin dengan baik selama ini. Bukan karena kepentingan ilmu pengetahuan. Kami akan mengajak semua penonton untuk melihat fasilitas di Mars hari ini, mari, kita sebut lokasi dimana fasilitas ini berada sebagai kota Cogent. Karena perhari ini kami memperluas lokasi ini menjadi lima puluh satu kilometer persegi. Yang nantinya akan kami buat hutan sepenuhnya agar suatu saat Mars dapat menjadi Planet layak huni. Hal ini tentu butuh kesepakatan antara Cogent dan negara-negara yang ada didunia. Atas dasar itu kami mengajak kepala-kepala negara tersebut, untuk memperkenalkan Mars kepada dunia melalui kepala-kepala negara sahabat. Seperti yang anda lihat lebatnya pohon disekitar Markas Cogent ini. Ya itu sebab kami sebut tempat ini sebagai Kebun Raya Mars, jumlah total pohon disini mencapai sembilan ratus ribu pohon. Kami bisa membuat ini lebih cepat, kami dapat mencairkan es di Mars tidak perlu dibom atau dengan cara apapun, kami punya cara yang lebih ramah, jauh lebih ramah lingkungan Mars. Semua itu akan kami lakukan ketika semua negara sepakat dengan ketentuan-ketentuan yang Cogent akan ajukan. Semua dengan ukuran yang seimbang dan adil. Terutama bagi ilmuan yang selama beberapa hari ini terlihat sangat kritis kepada kepala negara, dan melupakan kami." -Marzuki tersenyum, lalu ia melanjutkan-
"Betapapun, waktunya akan tiba dan kita akan bersama-sama membangun Mars bukan untuk merusaknya seperti di bumi. Untuk itu ada ketentuan-ketentuan yang diminta oleh Cogent kepada setiap pihak untuk bekerjasama dengan baik dan benar. Terimakasih kepada semua yang sudah mendengarkan dan yang telah mau menengok fasilitas Cogent di Mars, meski hanya lewat televisi."
Setelah konferensi pers dari Cogent, negara-negara di dunia mengadakan pertemuan tingkat tinggi yang dihadiri semua kepala negara.
Cogent melihat itu sebagai langkah awal menuju keberhasilan bersatunya warga dunia. Strategi Cogent tidak melepas semua ilmu pengetahuannya sebagai alat tawar politik dunia mulai terlihat dampaknya. Dan kebersatuan anggota Cogent membuat strategi tersebut berhasil.
"Mereka telah berunding, hal pertama saya usulkan untuk dimasukkan sebagai syarat Cogent adalah jadikan Kalimantan sebagai Hutan milik dunia yang tidak boleh dirusak dengan alasan ingin membangun kota-kota disana apalagi membuka kota-kota baru. Karena itu adalah sebuah jaminan rusaknya Hutan Kalimantan kedepan. Ini cara kita menyelamatkan Hutan Kalimantan." Nurmailina meminta sesuatu yang ia harapkan sejak bergabung dengan Cogent, dan itu juga satu-satunya alasan mengapa ia bergabung dengan Cogent pada awalnya.
Sedangkan Putu Tantra belum mempunyai kesempatan untuk menggunakan moment ini sebagai, edukasi kepada dunia tentang Leak.
"Saya setuju dengan apa yang disampaikan Nurmeilina. Dan saya rasa sekarang ini moment yang tepat untuk memasukkan hal tersebut sebagai syarat dan ketentuan yang nantinya dibuat oleh Cogent. Penghapusan atau pelarangan senjata pemusnah masal dan nuklir pada setiap negara tanpa terkecuali juga harus menjadi pertimbangan yang mana itu tidak hanya merusak alam tapi juga kemanusiaan. Dan negara-negara harus membantu mereka yang kehidupannya susah. Harus ada dana kemiskinan dunia. Dan tugas dunia untuk mengentaskan kelaparan dan kemiskinan. Ini yang harus segera direalisasikan." Demikian Prabu memberikan usulan agar dimasukkan dalam ketentuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
COGENT - The Beginning
Science FictionCOGENT adalah sebuah markas besar dari sekelompok manusia-manusia super. COGENT dibentuk oleh Professor Marzuki, Dokter Mattulada dan Sarah Johnson. ***** Awalnya mereka hanya bertiga namun kejahatan didunia semakin banyak, Dokter Mattulada tidak mu...