Mattulada mulai memahami keadaannya sekarang. Mulai sadar bahwa dia sebagai superhero adalah manusia tanpa kewarga negaraan. Meski demikian dia juga harus memperkenalkan dirinya. Agar orang-orang tidak berpikir sendiri tentang siapa dia atau apa dia sebenarnya. Karena jika dibiarkan semua orang dengan interpretasinya sendiri-sendiri, hal itu justru bisa menimbulkan ketakutan. Karena orang bisa menyampaikan pendapat sesuka hatinya mengenai Dokter Mattulada atau Mahluk Asing itu.
Namun demikian setelah Ia memperkenalkan dirinya nanti, itu artinya ia harus siap untuk dikenal, dia harus siap siaga terus menerus, jangan sampai identitasnya bocor, karena itu bisa membahayakan dia dan sahabat-sahabatnya.
Meski sekarang pun dia sudah dikenal diseluruh dunia, tapi orang-orang masih menerka-nerka apakah Ia robot, mahluk luar angkasa (alien) atau Mutant? Tidak ada yang tahu. Saat dia berpenampilan seperti ketika melawan Móguī nanti, tentu dia harus senantiasa bersikap, berbicara dan berprilaku layaknya superhero. Seperti nanti ketika Ia ingin memperkenalkan diri. Sudah siapkah Dokter Mattulada memperkenalkan dirinya, dan mengikat 'perjanjian' pada masyarakat dunia, bahwa dia akan ada terus di bumi untuk menjadi bagian dari penduduk bumi yang punya kelebihan yang luar biasa, dan akan membantu memberantas kejahatan didunia. Siap atau tidak dia harus siap sekarang.
Soal memperkenalkan diri ini berat bagi Mattulada, sebab belum pernah ada sebelumnya superhero yang memperkenalkan diri baik dicerita fiksi maupun di kenyataan, karena itulah tidak ada yang bisa Ia contoh. Tentu saja yang Ia khawatirkan nanti adalah Ia akan sering ditanyakan saat memperkenalkan diri, pertanyaan yang tidak bisa diperediksi.
Namun sekarang dia tidak mungkin tidak muncul untuk memperkenalkan diri.
Menurut Mattulada jika dia tidak muncul, dia akan dicari, dan dia tidak bisa menghilang begitu saja. Sebab urusan dia dengan penjahat lain atau orang yang butuh pertolongan seperti orang yang terjebak di apartemen yang terbakar itu akan terus ada, dan dia tidak mungkin tidak menolong orang yang membutuhkan pertolongannya. Ini akan menyiksa batinnya.
Dilema, dia bisa saja menghilang, namun dia tidak mau menghilang sebab masih banyak yang mau Ia tolong. Dia bisa saja menghilang namun disisi lain Ia harus muncul karena tidak bisa mengabaikan himbauan polisi.
Seperti yang telah Marzuki katakan, Ia harus muncul memperkenalkan diri. Karena ini telah menjadi urusan yang lebih politis sifatnya.
Mattulada mulai berfikir apakah perlu memakai jasa orang untuk menjadi juru bicara Mattulada? Kesannya classy memang, tujuannya agar ada yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan ke Mattulada yang superhero. Sempat terlintas ide seperti itu dan masih Ia pertimbangkan meski akhirnya Ia lupakan ide itu.
Akhirnya Ia meyakinkan dirinya ini harus dirinya sendiri yang melakukan, untuk menghindari kesalahan yang tidak perlu yang bisa saja dilakukan orang lain jika Ia memakai jasa juru bicara. Ok lah saya akan memperkenalkan diri, dan saya harus punya nama baru untuk dikenal orang diseluruh dunia. Tapi apa nama saya? Sudah cukup lama Mattulada bingung dengan nama apa yang akan dipakainya. Apakah nama MADA cocok untuk menjadi nama superhero Mattulada? Atau Amphibia karena kemampuannya yang bisa hidup didua alam? Atau Motus karena kemampuannya yang dapat berubah-ubah.
Mattulada harus cepat menentukan namanya karena dia harus segera membuat statement. Setelah menimbang banyak nama, akhirnya muncul dua nama yang akan dipilih oleh Mattulada nama-nama itu antara lain Mada sebagai singkatan dari namanya Mattulada, atau Amphibia sesuai dengan kemampuannya yang bisa hidup di dua alam.
Mattulada sudah mantap untuk melakukan konferensi pers dan sudah menentukan namanya. Dia sudah siap untuk membuat statement-nya malam ini.
Saat itulah Mattulada menghubungi Marzuki,
"Prof nanti malam saya akan membuat statement di Jakarta."
Profesor Marzuki mendukung keputusan Mattulada,"Baiklah, saya akan melihatnya di televisi." ujar Marzuki.
Marzuki memberi tahu Sarah bahwa Mattulada akan membuat statement di Jakarta."Sarah tadi Mattulada telpon, katanya malam ini dia akan membuat konferensi pers di Jakarta. Ini mungkin akan seru, harus kita dengar apa yang dia sampaikan."
"Oh begitu?, Apa menurutmu itu benar-benar perlu dilakukan sekarang?" Nampaknya Sarah khawatir, statement Mattulada itu justru akan membuat keadaan semakin pelik, mengingat Marzuki sendiri pernah mengatakan persoalan Mattulada menjadi lebih ke urusan politik.
"Kamu tidak perlu khawatir kita lihat saja nanti bagaimana tanggapan masyarakat terhadap Mattulada, kebenaran akan menemukan jalannya. Kamu tidak perlu khawatirkan itu Sarah."
"Tapi bagaimana jika statement itu justru membuat Mattulada tidak diterima? Kamu tau mereka sekarang di media sosial seperti apa, banyak sekali yang menyerang Mattulada disana. Bahkan sampai diberitakan di televisi bagaimana Mattulada diserang di media sosial."
"Ya saya juga tahu itu, biarkan saja, itu memang sudah menjadi pekerjaan mereka, media sosial, media mainstream sudah mereka kuasai. Yang tidak mengikuti perintah akan dibredel dengan menggunakan tangan hukum. Saya sudah tau itu. Tapi tenanglah, jika keadaan semakin kacau saya akan turun tangan untuk mengantisipasinya. Saya akan bocorkan rahasia besar mereka, soal pemilu dan lainnya. Saya akan ancam dan saya pastikan mereka tidak tahu siapa yang meretas mereka."
Apa yang disampaikan Marzuki masuk akal buat Sarah. Dan Ia yakin jika hal itu dapat meredam kekacauan yang lebih besar. "Baiklah jika kau yakin akan hal itu. Saya percaya itu akan baik-baik saja. Ya kau dengan otak besarmu itu tentu sudah mempertimbangkan segala halnya. Tapi saya tetap berharap perkenalan Mattulada pada dunia baik-baik saja. Jika baik-baik saja tentu akan lebih menyenangkan tidak ada kecurigaan dikemudian hari."
"Betul Sarah memang jauh lebih baik jika perkenalannya baik-baik saja dan berjalan lancar, saya juga berharap begitu. Dan saya yakin akan hal itu.""Baiklah kita dengarkan saja seperti apa Mattulada membuat pernyataannya."
Mattulada bimbang dengan nama yang sudah Ia tentukan sendiri, apakah saya akan menggunakan nama itu? Nama itu terlalu bagus dan terlalu ilmiah, bukankah ini justru membuat saya tidak diterima? Sebaiknya saya memakai nama singkatan saja. Dia terus memikirkan namanya dibanding dengan apa yang akan dia sampaikan nanti.
Kalut dalam pikiran Mattulada membuat waktu seakan bergerak lebih cepat. Langit Jakarta sebentar lagi memanggilnya namun Mattulada masih memikirkan namanya.Dan waktu untuk memperkenalkan diri pun telah tiba. Mattulada menuju lokasi dimana ia akan membuat pernyataannya.
Dia berada diatas sebuah kolam air mancur ditengah kota Jakarta. Dia melayang sekitar lima meter dari atas tanah. Disana ia akan menunggu sekitar sepuluh menit agar semua awak media siap atau orang-orang yang melihat merekamnya dengan gadget mereka masing-masing.
Ternyata, belum sampai sepuluh menit, hanya dengan tiga menit orang-orang sudah ramai, mobil-mobil yang melintas berhenti. Dalam waktu singkat Mattulada menyebabkan Jakarta macet total, awak media semua sudah siap dalam waktu delapan menit. Semua bergerak begitu cepat.
22
KAMU SEDANG MEMBACA
COGENT - The Beginning
Science FictionCOGENT adalah sebuah markas besar dari sekelompok manusia-manusia super. COGENT dibentuk oleh Professor Marzuki, Dokter Mattulada dan Sarah Johnson. ***** Awalnya mereka hanya bertiga namun kejahatan didunia semakin banyak, Dokter Mattulada tidak mu...