#26 Banyak Orang Sakti

2 2 0
                                    

Diantara kemegahan alam terlihat pula kecantikan arsitektur dari markas Cogent, kokoh meski hanya bertembok kaca. Maha karya Professor Marzuki. Bangunan yang menyatu dengan alam, bahkan bangunan tersebut terasa mempercantik lingkungannya.

Karya arsitektur yang terlihat seperti bangunan masa depan tersebut, terlihat begitu asing dan ajaib. Tidak seperti bangunan yang pernah kita lihat. Hal lain yang membuatnya terlihat luar biasa adalah, markas tersebut bisa berdiri ditengah alam yang bahkan sulit untuk ditempuh manusia, namun markas itu tetaplah berdiri dengan megah diantara kemegahan alam sekitarnya. Arsitek kelas dunia ketika melihat ini pertanyaan dibenak mereka adalah, bagaimana cara membangunnya?

Begitu juga untuk orang yang melihatnya pertama kali, mereka akan menduga bahwa bangunan tersebut sebagai pesawat luar angkasa, karena hanya pesawat yang mampu ke lokasi tersebut. Dan bentuknya yang luar biasa itu membuat bangunan tersebut seolah tak mungkin dibangun di atas sana.

Ya memang benar, bangunan markas tersebut sepertinya memang diterbangkan kesana bukan dibuat disana. Lokasi Markas yang menakjubkan itu berada di pulau terpencil di Samudra Pasifik.

Sekaranglah waktunya mereka menciptakan pasukan, terlebih Markas Cogent sudah berdiri, begitu pikir Profesor Marzuki. Saat ini Ia sedang memikirkan bagaimana menciptakan pasukan.

Sepertinya Ia akan memilih manusia hybrid. Dia merasa tidak mungkin full sintesis, akan sangat beresiko, dia tidak mau resiko. Jika terjadi sesuatu pada pasukan tersebut, kecelakaan, atau tertangkap musuh, terluka karena bencana alam, diserbu musuh lalu kalah, atau apapun pasukan itu akan ketahuan sebagai kecerdasan buatan yang dibuat oleh mahluk asing. Atau malah justru dijiplak diambil teknologinya oleh negara yang menemukan.

Professor Marzuki yakin manusia belum mampu menciptakan manusia buatan yang seratus persen mirip manusia. Belum lagi kemungkinan tehnologi yang dibajak itu tadi mereka buat masal untuk hancurkan Cogent. Sebuah kemungkinan yang mengerikan.

Kemungkinan lainnya jika semua ketakutan Marzuki itu terjadi adalah dunia akan heboh dan orang-orang akan curiga dan ketakutan, jika melihat manusia buatan yang sangat mirip manusia. Manusia akan saling curiga. Tentu saja jika dunia tau itu ulah Cogent akibatnya Cogent akan terpojok.

Namun jika dibuat lebih mirip ke robot dan tidak mirip manusia maka dia tidak fleksibel dan tidak bisa berubah-ubah, kaku.

Atau jika di ciptakan dasarnya mahluk hidup lain selain manusia alias hewan, maka intelegensianya tidak bisa sama dengan manusia, dan bisa jadi bergerak sesuai kehendaknya sendiri.

Apa yang terlintas dalam benaknya itu, dijelaskab seperti itu juga oleh Marzuki kepada Mattulada dan Sarah di Markas Cogent.

Dalam penjelasan tersebut ada bagian-bagian yang tidak difahami oleh Sarah dan Mattulada, tapi mereka merasa tidak perlu menanyakannya lebih jauh.

Mereka menyerahkan keputusan kepada Marzuki sebab mereka yakin itu akan menjadi yang terbaik. Akan tetapi mereka tetap minta diberi penjelasan secara detail sebelum pasukan dibuat.

Fajar membuat pemandangan di laut terasa sempurna sebuah panorama yang seolah disuguhkan spesial untuknya. Bahkan Sarah merasa tersihir oleh keindahan alam disana. Saat itu pantulan cahaya berwarna merah jingga memberi atmosfer mistis.

Dari tempatnya berdiri, dia melihat kerumunan burung terbang rendah diatas laut yang terkadang air laut itu sengaja disentuh oleh burung-burung. Ahh momen indah, sekaligus menenangkan,

"Nah itu semua menurut pandangan saya, namun saya juga ingin mendapat masukan dari yang lain. Bagaimana Sarah? Kamu kan yang lebih mengenal hewan sekarang ini daripada kita semua yang ada disini." Kata Marzuki.

Rupanya Sarah sempat tersihir oleh keindahan alam disana, Sarah tersadar ketika Marzuki menanyakan 'Bagaimana Sarah?' Lalu Ia berusaha untuk kembali fokus dan mencoba untuk menyampaikan pendapatnya, walau itu susah dan sesekali Ia mencuri pandang ke sebelah kiri Marzuki, disana letak langit lembayung yang menyihir Sarah,
"Semua? Kita cuma bertiga Marzuki. Benar kita tidak bisa gunakan hewan, mereka punya rasanya sendiri, insting mereka lebih berperan dari pikiran mereka, saya tidak rekomendasikan hewan di hybrid. Riskan dan berbahaya" ujar Sarah.

"Tapi selain manusia hanya hewan yang mampu" Marzuki menyampaikan,

"Lalu bagaimana menurut kamu Mattulada?" Tanya Marzuki lagi,

"Begini saja, kita buat saja pasukan Cogent dari robot, sebab yang lain tidak mungkin. Toh kita hanya perlu pasukan, bukan ahli perang, atau penasehat pertahanan Cogent."

Ya saya setuju dengan ide Mattulada." Ujar Sarah.
Lalu tiba-tiba Mattulada mendengar sesuatu, pendengaran Mattulada memang luar biasa dan Ia menunjuk ke arah laut. Mereka semua melihat ke laut, ternyata disana ada sekawanan lumba-lumba yang seakan menari diatas laut. Mereka terdiam sejenak menyaksikan pertunjukkan yang jarang sekali mereka lihat.

Ditengah kesunyian itu, sesaat setelah mereka melihat tarian lumba-lumba muncul mahluk yang selama ini mereka lihat setiap ada kecelakaan di Laboratorium.

Suaranya membuat suasana yang tadinya sunyi menjadi mencekam, dan mahluk itu berkata,

"Itu karena kalian tidak mungkin menciptakan nyawa, kalian bisa merekayasa genetika, kalian bisa menciptakan robot. Tapi kalian tidak akan pernah menciptakan nyawa, secanggih apapun secerdas apapun kalian. Nyawa hanya bisa diciptakan oleh Yang Maha Pencipta."

Mereka bertiga termenung dan berpikir sendiri-sendiri setelahnya, lalu menduga-duganya sendiri-sendiri, ini adalah soal apa yang mereka dengar dan dari siapa, ini jelas bukan Hantu paling tidak soal itu mereka seragam berpikir seperti itu.

Lalu Mattulada memberanikan diri untuk bertanya,
"Bagaimana caramu masuk kesini?"
Mahluk itu seperti keheranan dengan pertanyaan aneh Mattulada itu,

"Bukankah ada pintu masuk untuk kesini?" Jawab mahluk tersebut.

"Iya benar ada pintu masuk untuk kesini, tapi bagaimana caramu sampai kesini?" Tanya Mattulada yang tidak puas dengan jawaban mahluk itu.

"Dengan kekuatan ilmu." Jawab mahluk itu.

Mattulada nampak akan terus mencecar setelah ini, demikian perasaan Marzuki mengatakan, dan benar saja Mattulada kembali bertanya,

"Ilmu apa yang kamu punya?" Mahluk itu seperti tersenyum,

"Bukan seperti ilmu yang kamu punya dan kamu pahami."

Untuk menurunkan ketegangan Marzuki berpikir untuk menghentikan dialog mereka dan bertanya ke mahluk tersebut,
"Dari mana asalmu? Apakah kami boleh tau? Dan apakah kamu punya nama?"

Mahluk tersebut menjawab dengan tegas,
"Jika kalian ingin menyelesaikan apa yang sudah kalian buat, berhentilah bertanya yang tidak perlu. Dan berhentilah berpikir untuk menciptakan mahluk lain dengan merekayasanya. Indonesia punya banyak ahli sihir bahkan orang yang punya ilmu tinggi yang sekarang banyak melenceng dan menjadi 'jadi-jadian' atau yang kalian kenal sebagai jadi-jadian, lebih baik kendalikan mereka, luruskan jalan mereka. Begitu juga dengan orang yang sakti. Di Indonesia banyak yang seperti itu. Dan yang ahli ini kebanyakan bukan dari kalangan orang yang dikenal, mereka cenderung sembunyi. Bukan yang kuburnya didatangi banyak orang, tapi justru yang tidak diketahui. Jika kalian ingin melihat, saya bisa antar kalian sekarang untuk melihatnya sendiri."








26

COGENT   - The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang