67. Manusia Pertama Di Planet Cogent

0 0 0
                                    


"Seandainya kalian memperjual belikan ini tentu saya akan senang hati membelinya."

Begitu tanya jawab Marzuki dan Raja Arab berlangsung.

Paus tertarik dengan salah satu pohon yang berbuah rumayan banyak. "Apakah itu buahnya atau bukan?"

"Itu buah dari planet lain dan kami sudah merasakannya, mungkin Paus belum pernah merasakan buah yang manis tapi ada rasa asinnya? Aduh percayalah ini buah rasanya luar biasa, seperti kue tapi segar tidak membosankan dan sehat sekali, vitamin C nya 3 kali lebih tinggi dari Strawberry. Dan rasanya tidak akan pernah kita temui di bumi. Yang jelas dibumi hanya ada manis, asam dan pahit. Nah buah ini rasanya manis tapi ada asinnya sedikit dan gurih, jadi ini adalah buah satu-satunya yang berasa gurih, kalo kita perhatikan rasanya seperti perpaduan antara Anggur dan Apel Pie. Teksturnya seperti apel lembeknya seperti anggur, oh Kami sungguh suka memakannya. Jika Paus dan yang lain berkenan kita akan petik ini di planetnya langsung. Mungkin nanti kita akan petik beberapa untuk oleh-oleh dan beberapa untuk dimakan langsung. Dan kita akan memakannya nanti di planet dimana pohon ini tumbuh, itu akan semakin seru dan terasa suasananya."

"Boleh-boleh." Begitu mereka menjawab serentak, jiwa muda mereka terlihat kembali.




Tak lama berselang dari percakapan seru mereka, mereka sampai di Planet Cogent bahkan mereka sendiri hampir tidak percaya jika mereka telah sampai di Planet tersebut, kali ini mereka melihat betapa berbeda planet ini. Tumbuh-tumbuhannya yang berwarna warni memberikan keindahan luar biasa. Langitnya yang kaya akan warna, jingga, biru muda, kuning emas, biru langit seperti di Bumi. Sungguh pemandangan yang sepertinya tidak mungkin dapat dibayangkan keindahannya jika hanya disampaikan melalui kata-kata, sebab tidak ada perbendaharaan kata atau kalimat dalam bahasa apapun yang mampu menggambarkan keindahannya.

Lalu mereka mengelilingi planet Cogent dengan santai, pelan-pelan. Mereka melihat pohon-pohon besar yang batangnya berwarna hijau stabilo. Mereka berpikir bahwa pohon itu pasti menyala saat gelap. Mereka juga melihat danau yang berwarna emas.



"Oh ya air sungai disini bisa diminum rasanya sama seperti air mineral dibumi." Prabu mulai menjelaskan, karena semua terpana, sampai lupa berkata-kata, atau mungkin merasa rugi untuk berbicara, mereka hanya mau menikmati.

"Oh ya jika perjalanan ini saya lihat tadi membutuhkan waktu satu setengah jam, sebenarnya seberapa jauh Planet ini dari bumi?" Presiden Turki menanyakan Jaraknya pada Holyman.

"Jaraknya seribu dua ratus tahun cahaya." Jelas Holy

"Wow apakah manusia pernah melihat planet ini dari teleskopnya yang canggih?"

"Belum pernah, alam raya ini terlalu luas, sebab itu kita berinama Planet ini adalah planet Cogent."

"Apakah dari sini asal kalian?"

"Bukan pak Presiden."

Percakapan terhenti ketika mereka melihat bangunan serba transparant. Begitu indah ditengah alam yang indah.

"Inilah markas Cogent." Marzuki mengagetkan yang lain dengan informasi mendadaknya itu.

"Wah gaya bangunananya sangat berbeda dengan yang di Planet Mars. Berarti mereka semua ini robot juga ya?" Presiden Turki merasa takjub.

"Benar robot semua, sama juga disini ada lima belas ribu robot." Marzuki menjelaskan.

Presiden Uni Emirat melihat sebuah pohon mirip cemara namun daun-daunnya seperti jelly, daun mudanya berwarna pink, daun tuanya berwarna ungu cerah.

"Bisakah kami bawa salah satu tumbuhan disini agar kami bisa tanam dirumah kami untuk kenang-kenangan. Pohon ini sungguh indah seperti menyala." Presiden Uni Emirat menyampaikan niatnya kepada seluruh anggota Cogent.





"Untuk dirumah tidak masalah, boleh saja nanti robot yang mengurus, dan membungkus tanahnya dengan rapih. Namun kami tidak tahu apakah dilingkungan rumah anda dia bisa hidup?" Marzuki sambil memerintahkan salah satu robot untuk mencabut. Salah satu anak pohon tersebut yang tingginya sekitar 75 centimeter.

"Apakah ada yang mau pohon ini juga atau pohon lainnya?"

Perjalanan menyusuri Planet dilanjutkan. Mereka bertemu buah yang dijanjikan Marzuki.

"Nah ini yang kita bicara di Planet Mars tadi, ayo silahkan, petik sendiri pasti lebih nikmat rasanya, sekalian bersentuhan dengan alam disini secara langsung."

"Benar apa yang anda bilang." Raja Arab setuju dengan Marzuki.

Akhirnya mereka memetik sendiri, beberapa dimakan disana dan sebagiannya lagi dibawa pulang kebumi, sebagai oleh-oleh dari Planet Cogent.

Mereka kembali ke Markas Cogent kali ini mereka masuk kedalam. Marzuki menjelaskan,

"Alat ini terhubung ke markas-markas Cogent di planet lain, dan jika terjadi sesuatu, alert akan memberi tahu di ketiga tempat sekaligus secara langsung. Pesan disini juga cepat diterima di markas Cogent dibumi dan Mars hanya delay satu setengah detik. Jika masih memakai tehnologi manusia yang sekarang ini, pesan akan sampai dalam waktu seratus dua puluh tahun, artinya jika kita kirim sekarang anak cucu kita belum tentu menerimanya."






"Ya itu tadi yang saya ingin tanyakan, jika manusia ingin sampai kesini dengan tehnologinya yang sekarang butuh berapa tahun?" Paus menanyakan hal tersebut.

"Orang yang berangkat dari Bumi tidak akan pernah sampai bahkan sampai keturunannya yang keseribu tidak akan pernah sampai kesini. Butuh ribuan tahun." Jelas Marzuki.

"Dan kalian hanya butuh satu setengah jam? Seperti perjalanan dua puluh satu kilo meter di Istambul." Presiden Turki memastikan.

"Iya benar pak Presiden." jawab Marzuki.

"Ini sangat jauh dari rumah pak Presiden, meski waktu perjalannya hanya seperti tiga belas kilometer atau dua puluh satu kilometer di jalan raya Istambul."

Holy Man memberi gambaran kepada semua,

"Bayangkan berapa cepat bouraq menerbangkan manusia. Kendaraan kami tidak hanya lambat, jika dibandingkan dengan bouraq. Itu akan seperti sepeda tua melawan Galactica yang kita punya sekarang, jika dibandingkan dengan Bouraq, Galactica adalah sepedanya. Itu perbandingan Bouraq dengan Galaktika. Yang bisa diambil pelajaran dari situ adalah, kecepatan yang kita punya ini tidak ada apa-apanya, artinya masih bisa dikembangkan agar bisa jauh lebih cepat, meski mustahil mencapai kecepatan Bouraq, ya hal itu sangat tidak mungkin. Namun kita bisa lebih cepat lagi, manusia bisa. Bukankah awalnya kita anggap gila jika manusia bisa terbang naik pesawat, faktanya sekarang manusia sudah sampai ke planet terjauh disistem tata suryanya. Manusia bisa lebih cepat lagi." Holyman terus menyemangati perkembangan teknologi agar manusia lebih baik kedepan.







"Benar itu, dan ini adalah perjalanan paling menyenangkan sekaligus paling jauh. Ditemani oleh sahabat-sahabat, betapa indah hari ini. Jika saja kita mengukur perjalanan kita sejak belajar berjalan hingga terakhir sebelum kita berangkat kesini dikalikan sejuta kali. Perjalan ini masih sangat lebih jauh. Saya pribadi mengucapkan terimakasih untuk ini. Ini adalah perjalanan paling berharga bagi saya." Raja Arab menutup percakapan itu.

"Sama-sama Raja kami pun senang kita berkumpul semua disini."

Raja Bahrain bertanya,

"Saya hanya melihat kehebatan Mada, apakah kekuatan kalian sama semua, atau masing-masing punya keahlian atau kekuatan berbeda?"

"Berbeda yang mulia, seperti Element, dia bisa mempengaruhi semua jenis Materi yang ada disekitarnya, apapun itu."

Element mencontohkan dia mengambil batu dari jarak yang jauh sekali, namun sebelum sampai ditangannya sudah dikembalikan lagi.

Lalu Rain terbang dan menurunkan suhu hingga 5 derajat celsius mendinginkan daerah sekitar.

"Nah kalau Plasma ini dia bahkan bisa membakar Planet ini dan menjadikannya seperti Matahari. Atau menjadikan Planet ini seperti Planet es. Jadi setiap anggota di Cogent mempunyai keunikannya sendiri-sendiri."














COGENT   - The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang