#35 Kemana Holy Man & Marzuki?

4 2 0
                                    

Hybrid 01 dan Hybrid 02 bersiap melawan Móguī ini latihan mereka yang kedua kalinya. Dan kali ini mereka melawan Móguī dengan cara keroyokan. Sekaligus Móguī ingin mencoba untuk mencari tau, yang mana diantara mereka yang bagus menyerang bagian atas dan yang mana bagus menyerang dari bagian bawah. Ya Móguī lebih serius sekarang, dia tidak ingin ada kesalahan sedikitpun. Kekalahannya melawan Mattulada di awal sungguh menjadi pelajaran berharga baginya.

Hybrid 01 langsung menyerang bagian kanan Móguī disusul oleh Hybrid 02 dengan cepat yang menyerang bagian kiri dari Móguī, serangan itu serentak berbarengan. Dan Móguī diserang secara tiba-tiba, Móguī melesat keatas menghindati serangan tersebut namun kaki kiri Móguī berhasil ditangkap Hybrid 02. Mógui tidak seimbang condong kekiri hampir saja terjatuh, dia tidak menduga bahwa ia akan diserang langsung seperti itu. Dia senang anak buahnya berlatih sungguh-sungguh dan tidak memberi aba-aba kepadanya. Móguī menganggap mereka para Hybrid tersebut serius dengan latihan ini. Móguī senang.

Móguī menghajar tangan Hybrid 02 agar kakinya di lepas, tangan kanannya melepas kaki Móguī untuk menghindari serangan Móguī, namun bersamaan dengan itu tangan kirinya mencoba mengambil kaki kanan Móguī dan itu berhasil. Kembali Móguī tidak seimbang, sedikit condong ke kanan kali ini.

Sementara Hybrid 01 sedikit berada diatas tanah untuk mensejajarkan dirinya dengan Móguī yang sudah tidak menginjak tanah. Hybrid 01 terus menyerang bagian kanan tubuh dan kepala Móguī. Móguī membiarkan dirinya tersandera seperti itu dia hanya menangkis-nangkis dan mengelak dari serangan mereka dengan sesekali menyerang balik. Ini adalah latihan untuk mereka bukan untuk Móguī.

Bagi orang yang tidak tahu tentu menduga bahwa perkelahian tersebut bukanlah latihan melainkan perkelahian sungguhan. Melihat dari pukulan mereka yang kuat dan cepat. Ya mereka tidak menyerang Móguī dengan sungkan tapi dengan sungguh-sungguh, karena itulah yang diperintahkan Móguī kepada mereka. Bahkan beberapa kali Móguī hampir terkena pukulan mereka tapi lebih banyak lagi yang dapat ditangkis Móguī dan tidak sedikit juga Móguī dengan mudah menghindar dengan sedikit menggerakkan badannya kekiri, kekanan, menyamping atau sekedar menggerakkan kepalanya.

Pukulan-pukulan dari Hybrid 01 dan Hiybrid 02 benar-benar tidak berdampak sedikitpun buat Móguī. Hari itu Móguī senang karena kemampuan mereka berkelahi sungguh luar biasa. Bagi Móguī kemenangan tinggal menunggu waktu yang tepat. Hybrid 03 sedang dikerjakan oleh ilmuan. Mereka memang diminta untuk dikerjakan satu persatu. Móguī yang paranoid tidak ingin anak buahnya justru bersatu melawan dirinya, dia harus pastikan kekuatan dan banyaknya manusia hybrid itu bukan untuk mengalahkannya, tapi untuk membantunya.

Senja di COGENT sungguh terlihat indah, warna merah, ungu dan orange saling berbenturan membiaskan cahaya yang indah di horisson, yang mempengaruhi suasana di COGENT sebab bias cahayanya juga masuk kesetiap ruangan di Markas tersebut. Ruang-ruang yang terlihat modern minimalis itu semakin terlihat futuristik. Semua itu justru terlihat lebih sempurna dari dalam markas COGENT.

Sarah berenang dilaut lepas, hanya ada Marzuki ketika Holy Man datang berkunjung. Marzuki merasa ada seseorang dibelakangnya, sampai sekarang dia tidak tau bagaimana Holy Man begitu mudah datang dan pergi ke markas itu, apakah dia punya kekuatan terbang? Atau kekuatan lain seperti menghilang disatu tempat lalu muncul di tempat lainnya? Seperti dirinya yang bisa masuk kedalam jaringan listrik atau sinyal? Misteri yang belum terpecahkan oleh Profesor Marzuki.

Holy Man langsung sampaikan apa tujuannya,
"Sudah saatnya saya bawa kamu ke daerah lain untuk menjemput manusia super lainnya." Marzuki kaget dengan ajakan Holy Man dan jawaban Marzuki menggambarkan bahwa Ia tidak siap pergi berdua dengan Holy man,
"Wah kebetulan yang lain tidak ada. Kita harus hubungi mereka semua atau jemput mereka." Holy Man menjawab dengan meyakinkan dan singkat. "Tidak usah. Kita berangkat sekarang"

Dengan berat Marzuki mengikuti ajakan Holy Man. Mereka berjalan menuju Jet COGENT, Marzuki merasa ada sesuatu yang ia lupa, tapi apa? Penasaran berkecamuk sampai dia duduk di Jet COGENT. Jet mulai naik keatas ketika Marzuki ingat apa yang dia lupa, tapi dia tidak mungkin kembali terlebih Holy Man bersamanya, ah ini tugas Sarah ucapnya dalam benak.

Sementara Sarah sedang berbicara dengan PAUS besar. Ajaibnya percakapan tersebut dimulai dari sang PAUS. Manusia bisa memahami gonggongan anjing mau keluar untuk pup atau gonggongan meminta makanan atau mengajak bermain semua itu adalah hal yang lazim. Begitu juga setiap suara kucing bagi pecinta atau pemelihara kucing mereka hafal betul, misalnya bagaimana suara erangan untuk menakuti lawan, suara ingin masuk rumah, suara minta keluar rumah, suara mencari pasangan, bahkan suara mencari sang tuan, pemeliharanya. Itu semua bagi pecinta kucing dan anjing mudah untuk memahaminya.

Namum untuk memahami paus bahkan apa persisnya yang dimaksud paus itu hanya Sarah yang bisa. Dan apa yang disampaikan paus itu membuat Sarah terperanjat, ya Sarah memang sedang menjadi paus juga. Sang paus seakan berkata padanya, "panas, cari ke dingin." tidak ada yang paham apa maksudnya, jika pun mereka bisa mendengar suara paus tersebut dalam bentuk bahasa.

Namun dari kata yang singkat dan sederhana tersebut Sarah tau ada yang tidak beres dengan lautan. Dia yakin bahwa itu bukanlah karena musim tapi mungkin lebih karena global warming. Sarah punya tujuan di COGENT antara lain menyelamatkan bumi dari kerusakan yang diciptakan manusia. Ya semua yang ada di COGENT memang punya tujuannya masing-masing. Tinggal bagaimana tujuan mereka menjadi prioritas di COGENT.

Sarah senang sekaligus takjub, ternyata binatang mempunyai cara berkomunikasi yang jelas, mungkin karena itu sebabnya ada beberapa hewan yang bisa berburu bersama, berkelompok untuk mengepung mangsanya. Jika tidak bagaimana mungkin penyergapan mangsa bisa terjadi tanpa kordinasi? Dia akan pelajari soal itu nanti, pikir Sarah.

Marzuki dan Holy Man telah sampai ketempat yang dituju. Tempat itu lagi-lagi ditengah hutan. Dan mereka harus berjalan sekitar 100 meter untuk sampai ke gerbang. Setidaknya itu yang disampaikan Holy Man kepada Marzuki. Didepan gerbang tidak terdapat penjagaan apapun semuanya terbuka, ini seperti penanda kawasan tidak bisa disebut gerbang, sebab tidak mirip gerbang seperti yang kita ketahui. Semua serba terbuka ukuran jalan itu dua jalur mobil. "Gerbang" tadi hanya ada tembok seperti tembok selamat datang dikiri dan kanannya dengan tebal 50 centimeter dan tinggi dua meter. Hanya itu temboknya. Seperti tidak ada fungsi tembok setinggi 2 meter kecuali penanda kawasan saja, dan selebihnya hutan, pohon-pohon tinggi menutupi kiri kanan tembok itu, sepanjang mata memandang hanya ada pohon besar, tidak ada pemandangan lain kecuali pohon.










35

COGENT   - The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang