#17 Makin Banyak Musuh

3 1 0
                                    

Mattulada menjadi musuh banyak kartel Narkoba. Setiap minggu dia melakukan penggerebekan, dan itu dilakukannya diseluruh dunia. Bandar dari Columbia sekarang ikut marah.

Mattulada menghubungi Marzuki,
"Hey Prof, apakabar? Saya di Maroko sekarang, saya mencoba roti ini luar biasa, apakah kamu ingin mencobanya? Ini roti daging domba dengan raisin, dan rempah-rempah entah apa saja isinya tapi ini luar biasa. Ah saya akan membawanya kerumahmu untuk Sarah juga dan kita coba Kopi Maroko."

"Ya datanglah alat komunikasimu sudah jadi."

Mattulada kembali teringat soal itu.
"Wow thanks, ok saya pesankan untuk kalian, sabar ya dalam tiga puluh menit saya sampai."

"Ok kami tunggu Mattulada." Ujar Marzuki.

Mattulada telah sampai di rumah Marzuki. Sarah sudah tidak sabar ingin mencoba Roti yang diceritakan Marzuki.

"Mana roti itu Mattulada?, Penasaran saya dibuatnya."

"Ini cobalah, masih panas, ini roti luar biasa Sarah, teksturnya sih kasar tapi rasanya lembut, rasa dagingnya ini juga kuat tapi ini ada manisnya karena ada kismis. Manis sekaligus hangat karena rempahnya yang berani dengan saus tomat khasnya. Ini sausnya bikinan restauran itu sendiri, dan saus sambelnya wah enak pokoknga. Makanan ini jadi sempurna rasanya jika penutupnya kopi ini. Entah bagaimana roti dan kopi ini seperti menjadi satu kesatuan."

Sarah dan Marzuki mencobanya, sejenak mereka lupa dengan alat komunikasi yang ingin diberikan ke Mattulada, mereka lupakan sejenak hal yang lebih serius, sebab kuliner ala Mattulada selalu menyenangkan karena ada hal-hal baru disitu. Dan memang benar itu roti yang nikmat, dapat melupakan apa saja, cukup kuat untuk menjadi mood booster.

"Coba kalian diam dulu jangan berisik, saya ingin berkonsentrasi sedikit untuk dapat benar-benar menikmati makanan ini."
Sarah meminta Marzuki dan Mattulada diam, agar dia bisa merasakan seperti apa rasa roti yang dibanggakan Mattulada itu.

Sarah menggigit roti itu dan memejamkan matanya, seakan dia sedang mencari-cari rasa dan tidak ingin ada indra lain bekerja selain indra perasa yang ada dalam mulutnya. Dia tidak ingin melihat apa-apa dia juga tidak ingin mendengar apa-apa, semua pun dipaksa berhenti bicara. Sarah mengolah makanan itu dalam mulutnya dan merasakannya.

Marzuki melihat Sarah dan menemukan kecantikan istrinya lagi. Marzuki melihat kecantikan istinya lagi dengan memakai kaos hijau tentara, rambut kuning jagungnya menutupi sebagian kaos dibelakang pundaknya.

Mattulada tiba-tiba mengagetkan mereka berdua terutama Sarah sampai Ia membuka matanya,
"Hahaha, bagaimana, bagaimana?, enak kan? Rasakan setiap rempahnya Sarah, bagaimana? Sedap sekali ya, bau dan rasanya seperti warna indah yang baru kita lihat. Haha."

Sarah akhirnya menilai makanan tersebut
"Ya benar Mattulada ini luar biasa." kata Sarah.

Saat percakapan itu berlangsung, didunia lainnya sedang ada peristiwa yang bisa jadi berakibat membahayakan Mattulada. Peristiwa itu adalah bocornya formula Mattulada.!

Peristiwa itu adalah hacker Rusia yang ternyata membobol laptop Profesor Marzuki, awalnya mereka tidak tau informasi apa yang ada didalamnya, setelah dikutak katik ternyata itu adalah formula, ya formula yang menjadikan Mattulada seperti manusia super. Formula yang dimasukkan Marzuki kedalam Laptopnya adalah formula awal.

Formula yang sempat Marzuki masukkan dihari pertama Mattulada ke Jakarta. Saat itu memang Marzuki bersemangat, dia memasukkan formula itu ke laptopnya saat Mattulada kembali ke Hotel dan dia melupakannya setelah itu.

Akhirnya formula itu dibeli Móguī dengan harga lima puluh juta Dollar Amerika, sesuai dengan sayembaranya.

Formula itu diberikan kepada ilmuan dari negaranya oleh Móguī. Dia ingin ilmuwan itu mampu menciptakan yang lebih dahsyat, lebih kuat, lebih besar, lebih segala-galanya dari Mattulada.

Hacker Rusia memberi jejak pada Marzuki dan memberi tanda. Kamu telah dibajak oleh TSAR. Namun Marzuki tidak pernah lagi pedulikan laptopnya, sudah sangat lama dia tidak membutuhkan itu. Bahkan untuk meng-upload informasi laptopnya sudah tidak dia ingat lagi. Akibatnya pesan itu tidak sampai ke Marzuki.

Roti Maroko dan kopinya telah selesai mereka nikmati, Setelah itu Marzuki memberikan hadiahnya kepada Dokter Mattulada.

Sarah yang memberikan alat itu untuk Dokter Mattulada,
"Saatnya saya berikan alat canggih ini untuk anda Mattulada, temanmu ini justru khawatir setelah Dokter Mattulada menjadi manusia super. Padahal bukankah kamu sudah menyelesaikan segala urusan mu dengan Móguī?" Tanya Sarah.

"Yeah, kalo dilihat dari cara muntahnya, sepertinya dia tidak akan melanjutkan sayembara itu Sarah."

"Ok Mattulada alat ini hyper-sensitive maksud hyper-sensitive bukan cepat rusak ya, tapi justru kuat bahkan dia bisa tau perasaan anda."

Sarah memberikan tiga benda ke Marzuki,
"Nah ini kamu bisa taro alat ini dimana saja, kalo ditangan bisa berfungsi sebagai jam tangan juga, dan ini otomatis tersambung kependengaranmu stereo kedua telinga dan nirkabel tentunya. Kamu bisa taro ini dibelakang telingamu atau kamu bisa juga langsung mendengar dari jam ini. Tenang gelombang suaranya dan arahnya hanya ditujukan langsung kekuping mu dari jam ini. Dengan volume suara yang otomatis menyesuaikan dengan lingkungan. Nah alat yang dikuping ini kamu bisa pakai atau tidak juga tidak apa-apa sesuai dengan kebutuhanmu dan seleramu saja nantinya. Tapi sebaiknya kamu pakai, toh dia kecil tidak mengganggu dan tidak terlihat. Jadi kamu bisa pakai tiga-tiganya atau hanya satu ini. Seperti tadi saran saya pakai saja tiga-tiganya. Toh alat sebesar beras dikuping ini tidak mengganggu sama sekali."

"Kalo soal tehnologi saya percaya dengan Sarah, prof. Saya akan mengikuti sarannya." ucap Mattulada.

"Jangan salah Mattulada, ini Marzuki yang ciptakan, benar tadinya dia meminta saya untuk membuatkan alat seperti ini, lalu saya bilang, kamu sekarang bukan kamu yang dulu, kamu bisa ciptakan apa saja yang kamu mau. Lalu dia tersadar dan ciptakan ini. Jadi sebenarnya sifat manusia Professor Marzuki ini masih ada bahkan 'kebiasaan lupa' itu tidak hilang, jadi lupanya Marzuki ini bukan karena kemampuan otaknya tapi lebih ke psikologisnya."

Mattulada tertawa sambil mencoba jamnya. Setelah memakai jam tersebut Mattulada terlihat lebih canggih.
"Dengan begitu saya tidak sulit menghubungimu Mattulada. Bahkan saya bisa bersama anda dalam hitungan detik, meski anda berada di benua lain." Ujar Marzuki.
"Wah kedengarannya anda lebih mirip Jin daripada manusia super Prof. Hahaha."

"Nah sekarang saya juga ingin menjadi manusia super, saya ingin mengerti bahasa hewan. Mungkinkah itu?" Sarah terdengar sangat antusias untuk itu.
"Tentu saja, aku sebagai suamimu sudah tidak sanggup melihat kamu masih hidup dalam dunia yang lambat."
Marzuki memotivasi Sarah agar lebih cepat menentukan.

"Wah bagus itu memahami bahasa hewan akan sangat keren." Mattulada membuat keadaan jadi canggung.
"Ya bikinlah formulanya, agar minggu depan, atau lebih cepat dari itu saya sudah bisa berbicara dengan kucing atau burung"
Mattulada kembali membuat keadaan menjadi canggung,
"Marzuki siapkan jam seperti ini juga untuk Sarah, dan buat dia bisa terbang cepat."
"Ok Mattulada saya tinggal menunggu, sebenarnya dia mau bisa bicara bahasa hewan apa saja?"
"Waduh keren banget kita bisa keliling dunia setiap saat." Mattulada memberi semangat.




17

COGENT   - The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang