55 Sekitar Uranus dan Neptunus

0 0 0
                                    

"Rain kamu harus melatih kekuatanmu, itu harus. Agar tidak mencelakakan yang lain."
"Aku takut Sar." Marzuki khawatir dengan mental Rain yang tidak siap menerima kekuatan super dalam dirinya. Dia memanggil Mattulada.
"Mattulada saya khawatir jika Rain mencoba kekuatannya disini. Antar dia ke Planet Mars untuk uji coba." Mattulada setuju khawatir dia mengeluarkan panas atau dinginnya melampaui batas.

"Rain ayok kita ke Planet Mars agar kamu tidak merasa takut mencederai orang. Kita naik Galaktik Jet kesana atau kita terbang kesana? Terserah kamu."
"Naik Galactic saja Mattulada." Ujar Rain ragu.
Mereka pergi ke Mars, dua menit kemudian mereka sudah bersiap latihan di Mars dan disiarkan langsung ke Markas Cogent.

Rain bertanya kepada semua yang menonton termasuk ke Mattulada,
"Apa yang harus saya latih lebih dulu? Panas dulu atau dingin dulu?"
Marzuki yang menjawab,
"Panas dulu Rain, dan Mattulada sebaiknya menjauh dari Rain menjauh sekitar jarak bumi dan bulan, hati-hati Mattulada, kamu bawa Galacticnya. Dan tetap broadcast dari atas."

Rain mencoba mengeluarkan energy panas namun tidak keluar.
"Bagaimana saya sudah coba tapi kok tidak keluar panasnya?"
"Sabar Rain, sebab ini pertama kali, kamu tentu tidak bisa merasakannya, apalagi kamu kebal suhu, coba Mattulada ukur disekitar Rain apakah suhu disekitar Rain naik atau tidak?" Tanya Marzuki. Sementara Sarah dan Nurmeilina terlihat tegang, yang hadir dalam percobaan itu Putu Tantra, Nurmeilina, Mattulada dan Sarah.
"Naik Prof, suhunya sekarang enam puluh delapan derajat celcius, berarti ada kenaikan suhu sekitar tiga puluh satu derajat Celcius."

"Nah itu naik, apa kamu tidak merasakan melakukan sesuatu Rain?"
"Tidak, nah itu dia masalahnya, ini mengerikan, jadi saya tidak bisa tau, dan tidak bisa kontrol, ini bahaya."
"Tenang Rain, tidak bahaya kok, kamu cuma perlu melatihnya saja, sekarang coba sekuat tenaga kamu keluarkan semua panasnya dan biarkan panasnya stabil dipuncak. Ayo ledakkan kekuatan panasnya."
"Baiklah, saya hitung ya, agar Mattulada bisa mencatat apakah ada lonjakan suhu pas di hitungan ketiga."
"Ok siap."
"Satu, dua, tiga." Buuufff terdengar bunyi seperti itu di dalam Galaktik dan lonjakan suhunya mencapai dua ribu lima ratus derajat celcius. Mars seketika menjadi lautan api, Mattulada terkejut.
"Mars menjadi Matahari Prof, bagaimana ini?"
"Iya saya lihat, Rain dinginkan, sekuat tenagamu." Kata Marzuki. Seketika itu bunyi lagi sraaaaakkkkk, lapisan Mars menjadi Es.

Benar kata Rain kekuatannya mengerikan, bagaimana bisa dia kendalikan?, Marzuki seperti biasa bukan orang yang mudah putus asa.
"Hey Rain bisa lebih tenang? Jangan semua tenagamu di keluarkan. Kita harus menghilangkan es dari Mars, atau dunia akan heboh jika kita biarkan seperti ini. Coba gunakan kekuatan memanaskan, tapi jangan terlalu keras."
"Baiklah, satu, dua, tiga." Wuiiissshhh suara agak mendesis terdengar dari speaker, dan lonjakan panasnya tercatat mencapai delapan puluh sembilan derajat Celcius.
"Ok bagus delapan puluh sembilan derajat, sekarang kamu terbanglah mengelilingi Mars, tugasmu sekarang mengeringkan Mars." Tiba-tiba Marzuki gembira dan tak sadar berkata,
"Luar biasa, hahaha. Keren.! Oh ya ingat jangan cepat-cepat terbangnya."

Setelah itu dalam sepuluh menit Mars menjadi seperti sedia kala. Rain lebih mahir menggunakan keahlian terbangnya dibanding mengatur suhunya

Sementara dibumi mereka membicarakan ketidak siapan Rain untuk menerima kekuatannya. Putu Tantra mengingatkan kesemua anggota Cogent. "Sepertinya dia harus terus di motivasi, dia belum siap untuk lebih dari sekedar manusia."

"Itu tugas Sarah dan Nurmeilina. Dan memang benar dia harus terus diberi semangat agar menjadi siap." Tambah Marzuki.

Rain dan Mattulada sampai ke bumi. Nurmeilina langsung menyapa Rain, "Waduh Rain keren banget apa yang kamu lakukan. Aku melihat bagaimana Mars menjadi Matahari untuk hitungan beberapa detik sebelum kamu merubahnya lagi menjadi lautan es."
"Ah aku ngeri Sar."
"Tapi sekarang kamu lebih bisa mengendalikan suhunya kan? Dan sekarang kamu bisa mencobanya diatas bukit sana, kita bisa pergi kesana untuk latihanmu." Ujar Sarah yang mencoba memberi semangat.
"Tapi bagaimana dengan mengontrol suhu, apakah kamu sudah mulai bisa mengaturnya sesuai dengan apa yang kamu inginkan?" Tanya Nurmeilina
"Yah rumayan bisa tapi saya tidak tau persis berapa suhunya."
"Apakah perlu dikasih semacam pengukur suhu pada Rain, Marzuki?" Tanya Sarah.
"Ya bisa saja, itu ide bagus Sarah, dengan begitu mungkin dia bisa lebih mengontrolnya." Marzuki senang dan akan menciptakan alat pengukur suhu itu.

Bagi Marzuki untuk urusan cipta mencipta hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja, dia adalah manusia super komputer. Semua bisa dia ciptakan. Dan Rain diberikan Jam khusus yang dapat mengukur suhu, jam tersebut dapat menahan suhu panas seratus kali lipat dari suhu diatas permukaan Matahari, bisa bertahan disuhu jutaan celcius, begitu juga dengan suhu dingin yang ekstrim

Rain diberikan Jam supernya. Lalu Sarah, Nurmeilina, Rain pergi menuju bukit, untuk Rain berlatih diatas sana.

Beberapa hari setelah melatih dirinya, Rain bisa tau secara pasti berapa suhu panas dan dingin yang dia keluarkan secara tepat setiap derajat celciusnya, dan mulai merasa tidak perlu lagi melihat Jam untuk memastikan suhunya. Rain semakin ahli melakukan goyangan-goyangan gelombang suhu.

Rain telah siap dan semakin yakin dengan kekuatannya. Namun dia masih perlu berlatih terbang agar lebih baik lagi dan akurat. Dia masih belum bisa mengaturnya dengan sempurna. Dia ingin belajar dari Mattulada soal itu.

"Mattulada bantu saya mengatur kecepatan saya."
"Wah tidak mudah Rain kamu tidak memakai sayap, tapi memakai tenaga suhu panas dan dingin. Tapi sekarang kamu sudah mampu mengukur suhu yang kamu keluarkan secara tepat tanpa melihat jam jadi saya rasa akan lebih mudah dari sebelumnya. Namun sebaiknya jangan lakukan itu dibumi, takutnya nabrak-nabrak, karena kamu belum terbiasa."
"Baiklah ayo kita kebulan." Rain menantang
Tiba-tiba Rain terbang keatas, mau tidak mau Mattulada menyusulnya.

Yang lain hanya melongok melihat mereka berdua.
"Saya bisa terbang cepat, tapi tidak bisa secepat mereka, kadang saya menyesal mengapa harus terbatas seperti ini." Ungkap Sarah.
"Hahaha, yah dulu kan kamu yang minta, aku tawarkan lebih dari sekedar bisa berubah jadi binatang kamu menolak."
"Yah binatang juga bisa terbang cepat kok seperti elang kawah." Sarah menghibur dirinya.

Putu Tantra dan Nurmeilina pulang setelahnya. Rain tidak kembali lagi setelah itu, entah kemana mereka berdua berlatih. Lagi pula Rain bisa pulang sendiri, dia bisa pergi kemana saja.

Sarah menghubungi Rain.
"Rain karena kamu sudah menjadi bagian dari Cogent, sekarang rekening kamu sudah terisi secara berkala. Bukan sekedar untuk kepentingan Cogent tapi juga untuk kepentingan pribadimu. Selamat ya Rain kamu sudah menjadi bagian dari Cogent."
"Terimakasih Sar, aku sudah mahir terbang sekarang."
"Oh ya? Kamu dimana sekarang?"
"Sekitar Uranus dan Neptunus Sar. Aku belajar mengendalikan kecepatan dan menghindari dari batu-batu antariksa. Cukup menyenangkan, tadinya saya pikir hal yang membosankan, ternyata seru juga disini dan melakukan ini semua Sar, hahaha."
"Oh kamu diajak main jauh juga sama Mattulada?"
"Ah enggak Mattulada sudah pulang dari tadi, alasannya sih lapar."
"Ok Rain aku cuma mau kasih tau itu tadi, jangan lupa kuliner, pasti kamu belum makan."













55

COGENT   - The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang