#42 Dunia Semakin Panas

3 2 0
                                    

Baiklah Lisa kami sudah mendapat pointnya, terimakasih tanggapannya. Lalu pembawa acara mengatakan,
"Baiklah selanjutnya, apakah ada penelpon selanjutnya, jangan lupa sebutkan nama anda.
Terdengar suara berat dan lambat diujung telpon,

"Saya Móguī saya hanya ingin mengingatkan kalian, jangan menganggap remeh kekuatan kami. Oh ya Johanson…" tiba-tiba Móguī berhenti bicara sebentar. Suara Móguī terdengar lambat, tenang, namun berkesan angker, lalu Ia melanjutkan "Hati-hati!" Lanjut Móguī namun sekaligus memutuskan hubungan telponnya. Johanson yang disebut namanya terlihat tidak nyaman.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan perang terhadap Mahluk bernama Móguī. Keadaan semakin memanas. Cogent melakukan rapat mendadak. Kali ini kembali melalui teleconference.

Marzuki menyetel ruangan rapat agak berbeda. Semua dindingnya berwarna putih solid, mejanya pun berwarna putih, kursi dan semua visualnya termasuk perabotan berwarna putih polos. Yang sebenarnya semua itu hanyalah tampilan dari layar. Tidak benar-benar ada vas besar berwarna putih disudut ruangan. Semua hanyalah tampilan layar. Putu Tantra mengapresiasi pertama kali tampilan tersebut.

"Nah ini terlihat modern, saya suka tampilan seperti ini, kesannya bersih dan peradaban yang maju" kata Putu Tantra sambil melihat-lihat sekitar.
Lalu Sarah menimpali,
"Ya ada kesan higienis sekaligus futuristik, saya juga suka. Dan paling tidak jika berganti-ganti seperti ini disetiap rapat, menjadikan rapat tidak membosankan."
Marzuki senang modifikasi ruangannya disukai orang.
"Ya semoga saja semua suka, mana ini Nurmeilina biasanya dia paling cepat respon." tanya Marzuki,

Beberapa detik kemudian Nurmeilina hadir di rapat.
"Ih keren, serba putih, bagus saya suka. Ada kesan canggih rasanya"
Marzuki membalas pujian Nurmeilina,
"Iya Nurmeilina, dan kamu adalah orang ketiga yang bilang begitu, berarti mayoritas suka dengan tampilan ini."
Mattulada menyaut,
"Ini memang super canggih Nurmeilina."
Tak lama kemudian Prabu dan Holyman muncul.

"Baiklah semua sudah hadir sepertinya ini." Mattulada membuka Teleconference,

"Selamat pagi semua, terimakasih untuk semua yang mau meluangkan waktu untuk hadir di teleconference ini. Seperti yang kita ketahui situasi dunia saat ini semakin panas. Setelah Móguī melakukan kekacauan dibanyak negara. Dan hari ini Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan rekomendasi untuk memerangi Móguī. Seperti yang kalian sudah ketahui semua, Móguī adalah musuh saya. Yang awalnya kami pikir. Kami itu Saya, Marzuki dan Sarah berpikir bahwa Móguī telah mati. Namun nyatanya tidak, Móguī masih hidup dan dia membangun pasukan. Oleh karena seluruh dunia tau Móguī musuh dari Mada, maka, apapun soal Móguī akan berkaitan langsung dengan Mada. Dan Mada berkaitan langsung dengan Cogent. Singkatnya, langkah apa yang saya atau bahkan Cogent bisa ambil untuk menyikapi kejadian seperti ini?"
Holy Man memberikan masukannya,

"Saya bertemu denga Móguī di London, saya tidak mencoba menghentikannya. Karena saya tau hal ini akan terjadi. Ini justru kesempatan, ya kesempatan untuk Cogent memperkenalkan diri. Itu sebab saya tidak mencoba untuk menghentikannya."

Marzuki setuju tapi Sarah baru beberapa hari melahirkan. Dia ingin Sarah istirahat beberapa hari lagi, dan dia ingin Sarah konsentrasi dengan anaknya. Akan tetapi dia tidak ingin dunia melihat kemunculan Cogent tanpa Sarah, ini tidak fair, ini seperti buah simalakama, sebab Sarah adalah anggota awal dan turut menyumbangkan pikirannya sejak awal. Marzuki pun mengungkapkan kegundahannya
"Saya setuju namun saya rasa Sarah harus istirahat untuk beberapa hari kedepan."

Sarah tersenyum "Istirahat untuk apa Marzuki? Mengapa kamu cemas berlebih? Melahirkan zaman sekarang tidak perlu istirahat berhari-hari apalagi berbulan-bulan. Besok pun saya siap. Toh kita hanya memperkenalkan diri."
"Hei selamat ya Sarah." Nurmeilina bersemangat, anakmu bagaimana? Harusnya Jet Cogent kesini jemput saya. Agar saya bisa gendong anakmu."
Putu Tantra pun ikut mengucapkan selamat untuk yang kedua kali
"Hei Sarah selamat ya."

Mattulada menyetop basa-basi diantara mereka,
"Ok kembali ketopik, lantas bagaimana dengan memperkenalkan Cogent? Apakah diperlukan sekarang ini, ya itu tadi seperti yang dimaksud oleh Holy Man, memanfaatkan moment? Atau hanya saya saja yang muncul tidak perlu Cogent? Tapi apakah momentum ini bisa kita dapatkan kembali?"

Prabu memberi saran,
"Perkenalan itu sebentar, Jet Cogent sangat cepat, kesehatan Sarah tidak akan terganggu jika hanya pergi dalam waktu satu atau dua jam sudah sampai lagi di rumah. Saya pikir ide pak Kiyai sudah bagus."

Mattulada melihat kesemua orang untuk memastikan kalimat apa yang akan Ia keluarkan selanjutnya,
"Ok apakah kita poling lagi?"
Tanya Mattulada.

Akhirnya polling dilakukan. Hasilnya dari tujuh suara hanya satu suara yang memilih Cogent tidak perlu diperkenalkan dalam satu atau dua hari kedepan. Semua langsung tau itu pasti Marzuki yang khawatir istrinya bepergian.

Dan Sarah pun tau yang tidak setuju cuma Marzuki suaminya, dan karena itu dia meyakinkan,
"Terus terang saya ingin Cogent memperkenalkan diri." ujar Sarah sambil melihat Marzuki,
"Jadi kali ini saya akan tanya kepada semua orang disini. Siapa yang tidak setuju Cogent memperkenalkan diri besok, angkat tangan."

Ternyata tidak ada satu pun yang angkat tangan.
"Ok saya balik, siapa yang setuju besok kita perkenalkan Cogent pada dunia luar angkat tangan "
Semua mengangkat tangannya, termasuk Marzuki. Artinya semua setuju besok Cogent akan memperkenalkan diri pada dunia.

Esok harinya, semua orang sudah berkumpul di Markas Cogent tepat jam sembilan pagi. Mereka sarapan di Markas Cogent. Untuk sarapan semua tentu tau itu adalah 'tugas' Mattulada, meski tidak ada yang memberinya tugas itu. Kali ini dia membawa makanan khas Swedia. Dan Mattulada memperkenalkan makanan itu kepada semua anggota Cogent.

"Ini makanan khas dari Swedia, dan ini saya bawa langsung dari Swedia, nama makanan ini adalah Kaldormar, yah begitulah paling tidak yang saya dengar. Jadi masakan ini adalah daging, ada daun kubis juga dan tentu saja kentang, kentangnya di haluskan dengan ditumbuk. Kalian harus coba ini. Ini luar biasa nikmat."

"Untuk makanan, anggota Cogent wajib percaya Mattulada, dia ini sudah menjadi ahli kuliner. Jadi kalo dia bilang enak, itu artinya ueennnak sekali." ujar Marzuki.

Sarah pun ikut memberi 'pujian' tambahan, "Ya percayalah, saya juga penasaran kebetulan untuk yang satu ini saya dan Marzuki sepertinya belum pernah coba."
Semua menikmati sarapan ala Swedia yang dibawa Mattulada dari Swedia. Nurmeilina pun menikmatinya. "Ini enak Mattulada."
Mattulada terlihat canggung,
"Aku senang kamu suka Lin. Satu kali nanti aku akan ajak kamu kerestorannya, makan langsung disana"
Sarah dan Marzuki saling lihat, Sarah mengangkat alisnya dan tersenyum, Marzuki sebenarnya sulit menahan tawa. Tentu saja mereka curiga Mattulada dan Nurmeilina saling suka. Karena gelagat itu terlihat sekali, terutama Mattulada yang sebenarnya orangnya supel, dan mudah bergaul namun setiap ada Nurmeilina, Mattulada seperti orang yang kuper dan pemalu padahal pergaulannya paling luas.







42

COGENT   - The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang