Babysitter - 02

2.2K 214 30
                                    

Short Story

JenSoo

Jentop

Jennie G!p

Happy reading All.......

____________________________________

Ini sudah bulan ke-6 Jennie bekerja sebagai Babysitter untuk kedua bayi kembar Jisoo. Setidaknya, Jennie sudah sangat paham dengan situasi kedua anak kembar itu. Dan sekarang, bukan hanya Lisa saja yang memanggilnya Daddy, namun Lim juga ikut memanggilnya Daddy. Meski awalnya ia bingung, namun sekarang ia sudah terbiasa dengan panggilan kedua bocah kembar itu.

Dan mengenai perasaannya. Jennie justru malah jatuh cinta dengan Jisoo. Jennie tahu, banyak yang menjadi pesaingnya untuk memiliki Jisoo, namun lelaki itu malah mendapat penolakan dari Jisoo. Padahal, jika Jennie tidak salah menebak, Lelaki yang selalu mencoba mendekati Jisoo dari kalangan atas. Bahkan sesama CEO seperti Jisoo, hanya saja Jisoo tak berminat sama sekali dengan mereka. Bahkan, meski mereka juga bisa menerima anak kembarnya, tetap saja Jisoo tak mau. Manalagi, si kembar juga tak menerima sosok laki-laki yang melamar Jisoo. Itu juga alasan Jisoo menolak laki-laki yang selalu datang melamarnya. 

Sebenarnya, Jennie sudah berusaha untuk menghilangkan perasaannya, namun ia tak mampu menghilangkan perasaan itu. Justru semakin besar, dan setiap kali Jisoo bersama seorang lelaki, meski itu hanya sebatas teman, Jennie sangat cemburu. Dan Jennie juga tak tahu, apakah Jisoo mencintainya atau tidak. Malah ia berpikir, Jisoo tak mencintainya sama sekali. Lagipula, mana ada perempuan sukses seperti Jisoo menyukai gadis ber-junior seperti dirinya?

"Apa mereka sudah tidur?" Jisoo tiba-tiba mendekatinya, itu cukup mampu membuat Jennie terperanjat karena sempat melamun.
"Sudah, Nyonya." Jisoo tersenyum.

Lantas kemudian menatap kedua anak kembarnya yang terlihat polos dan manis saat tertidur. Lisa yang berada di gendongan Jennie, sementara Lim sudah tertidur di atas kasur.

Secara perlahan, Jennie meletakkan tubuh Lisa di atas ranjang. Kemudian, menyelimuti tubuh kedua anak kembar itu.

"Aku bertemu dengan Ayah mereka tadi siang." Ucap Jisoo tiba-tiba.
"Ayah si kembar?" Jisoo mengangguk.

Jisoo menatap Jennie, dan Jennie menatap balik mata cantik milik Jisoo itu. Mata itu sekarang terlihat memerah, seolah menahan tangis yang hampir keluar.

Selama si Kembar dalam keadaan tidur, Jennie memang sering menjadi tempat curhat Jisoo. Jisoo bahkan menganggap Jennie sebagai teman. Apalagi umur Jennie yang lebih muda dari Jisoo. Jennie berumur 7 tahun lebih muda dari Jisoo. Jennie berumur 22 tahun, sementara Jisoo berumur 29 tahun. 

"Lantas….. Apa yang dia katakan?" Tanya Jennie ragu.
"Dia tak tahu… Jika aku adalah seorang CEO. Menggantikan Ayahku. Dia menghinaku, dia bilang jika aku menjual diriku, atau bahkan menjual si kembar hingga aku bisa pergi ke Restoran mewah. Bahkan, dia berpikir jika aku bertemu dengan pria hidung belang di sana. Apa aku terlihat seperti itu, Jennie?"
"Nyonya tidak seperti itu. Dia pria gila, dia tak tahu diri. Setelah menyakiti Nyonya, dia menghilang dan menelantarkan si Kembar. Nyonya tak perlu khawatir, dia pasti akan mendapatkan karmanya!" Jennie berusaha menenangkan. 
"Aku sakit, Jennie. Dia merendahkanku. Dia pikir, dia orang paling baik? Dia benar-benar keterlaluan!" 
"Nyonya tenang saja. Orang seperti mantan suami Nyonya itu pasti akan mendapatkan karmanya suatu saat nanti."
"Aku harap kau benar, Jennie." 

Jennie tersenyum tipis, ia menatap Jisoo yang menunduk. Hati perempuan itu sednag sakit, Jennie mengerti perasaan perempuan cantik itu. 

Jennie tiba-tiba mendesah, ia merutuki dirinya sendiri. Jennie tak henti-hentinya menatap bibir hati itu. Bibir yang seolah ingin ia cicipi rasanya. Dan pastinya, Jennie yakin rasanya akan sangat manis seperti manisnya madu. Dan Jennie bahkan pernah membayangkan jika ia akan bisa mencicipinya hingga puas dan lega. 

Short Story | JenSooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang