Kalau belum baca You never know, jangan langsung baca ini nanti kalian bingung xixixi....
Jadi baca you never know dulu, baru baca ini ok?Sequel
'You Never Know'Jensoo
JenTop
Happy Reading All......
♡♡♡
Sudah 3 bulan lamanya semenjak Jero mendengar bahwa Jisoo akan bertunangan dengan Sean, dan setelah itu Jero tak tahu lagi bagaimana kabar Jisoo maupun Sean. Ia hanya bisa mendoakan Jisoo agar selalu bahagia, tanpa harus merasa penderitaan seperti dirinya.
Dan 3 bulan ini juga, Jero berjualan kue keliling. Terkadang, jika tengah beruntug, Jero bisa mendapatkan uang lebih dari jualannya, tapi jika tidak, maka ia hanya bisa membeli apa yang di perlukannya. Bahkan, ada juga yang menipunya karena keadaannya yang buta. Dan Jero hanya bisa pasrah karena mereka menipunya, apalagi ia tak bisa melakukan apa-apa dan tak tahu siapa orang yang menipunya.
Ada seorang remaja lelaki yang pernah membantunya, saat itu uang Jero hampir saja di ambil semua oleh lelaki tua yang ingin menipunya, namun remaja itu membantu Jero. Ia bernama Jimmy, dan semenjak itu Jimmy selalu sering membantu Jero jualan. Dan Jero tak lagi khawatir, jika ada yang akan menipunya karena adanya Jimmy disampingnya.
Jimmy seorang lelaki yang lebih muda daripada Jero, Jimmy masih duduk di kelas 3 SMA. Dan sebentar lagi ia akan lulus dan berencana melanjutkan kuliahnya di universitas yang sama seperti Jero dulu. Karena Jero yang merekomendasikan universitas itu pada Jimmy, dan Jimmy tentunya menerimanya. Dan berencana akan mendaftar disana setelah kelulusannya.
"Jimmy, syukur ya… kuenya laku keras." Kata Jero.
"Iya, Kak. Uangnya juga dapat banyak, Kak." Girang Jimmy dengan senyuman lebar.
"Ini karena kamu, makasih ya udah bantuin Kakak. Kalau kamu mau ambil uangnya, ambil saja, Jim… kan tadi udah bantuin kakak." Kata Jero.
"Gak usah, kak. Jimmy tadi udah dikasih uang lebih sama Tante Jimmy, nanti Jimmy bingung mau habisin gimana kalau di tambah uang dari kakak." Jero terkekeh mendengarnya.
"Pasti tante kamu bahagia punya ponakan kayak kamu, kamu orangnya baik dan gak sombong."
"Jadi malu di puji sama Kakak." Kekeh Jimmy sambil menggaruk kepalanya yang sama sekali tak terasa gatal.Jimmy menuntun Jero kembali. Karena kue yang mereka jual telah habis, Jimmy mengantar Jero untuk pulang. Ini memang rutinitas Jimmy setelah pulang dari Sekolah, ia akan membantu Jero dan kemudian pulang setelah Jero menyelesaikan jualannya.
Hanya dengan jualan kue seperti itu yang bisa Jero lakukan, untuk menyambung kehidupannya. Bahkan juga untuk membayar kontrakannya. Beruntungnya, uang kontrakan Jero selama 3 bulan ke depan telah dibayar oleh Stefano, jadi Jero bisa berjualan dengan perasaan lega. Meski awalnya Jero menolak, tapi Stefano tetap memaksanya.
"Kamu gak mampir dulu, Jim?"
"Lain kali saja, Kak. Tante Jimmy udah nyariin Jimmy, nih udah di telepon." Gerutu Jimmy.
"Oh gitu. Maaf, ya… karena sering bantuin Kakak, kamu malah jadi sering pulang sore kayak gini. Tapi… emang kamu gak tinggal sama Mama kamu?" Tanya Jero.
"Gak sih, Kak. Jadi setelah aku naik kelas 3 SMA, Mama sama Papa itu dapat pekerjaan di luar negeri, karena aku gak mau keluar negeri, jadinya di titipin di Tante."
"Lho… kenapa gak ikut keluar negeri saja?" Bingung Jero.
"Disana gak asyik, Kak. Jimmy pengennya di Indo saja, Jimmy temannya disini, kalau disana Jimmy gak ada temen. Malas buat nyari lagi." Jero terkekeh mendengar alasan Jimmy.Jimmy masih membantu Jero untuk meletakkan barang yang dibawa Jero jualan tadi ke Rumah kontrakan Jero.
"Besok… Jimmy kesini lagi, Kak. Jimmy pulang dulu, ya?" Jero mengangguk.
"Hati-hati, ya, Jimmy."
"Bye... Kak Jero."
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story | JenSoo
أدب الهواةTempat penampungan Os, 2S, 3S dan Short story sebagainya.... JenSoo Always..... JenTop Empire With JiBot