How Great Is Your Love - 02

1.2K 158 8
                                    

Sequel
'You Never Know'

Jensoo

JenTop

And Happy Reading All.....

♡♡♡


Jisoo bersandar pada kursi mobil hitam miliknya. Ia mendesah, mengingat kejadian 3 bulan yang lalu. Yang membuat dirinya kecewa sekaligus merasa bersalah. Kecewa dengan ulah Sean, dan merasa bersalah pada Jero. Rasanya, Jisoo ingin menangis, saat ingatan itu tiba-tiba datang kembali.

Ia berhenti di sebuah Taman, pikirannya kembali berkelana. Dan mencoba mencari ketenangan pun rasanya tak bisa, pikirannya selalu tertuju pada Jero. Jisoo tak tahu bagaimana kabar lelaki itu, dan apakah lelaki itu baik-baik saja setelah Jero menyelamatkan Jisoo waktu itu? Tak ada yang tahu sama sekali. Ia hanya mengetahui dari orang yang pernah menculiknya, bahwa orang itu mendorong Jero ke jalan dan menyebabkan Jero tertabrak sebuah mobil. Dan setelah itu, Jisoo tak tahu lagi keadaan Jero.

Jisoo tampak membelalakkan kedua matanya, saat ia melihat seorang lelaki yang memasuki Taman. Dengan segera, Jisoo keluar dari mobil. Segera berlari masuk ke Taman untuk mengejar lelaki itu. Jisoo semakin mempercepat larinya, hingga ia akhirnya bisa menyusul lelaki itu.

Bahkan saat ini, lelaki itu menatap Jisoo terkejut. Seolah tak percaya, jika ia bertemu dengan Jisoo di Taman itu.

"Stefano!"
"Jisoo?!" Mata Stefano terbelalak kaget saat melihat gadis yang di cintai oleh sahabatnya itu ada didepannya.
"Stefano, Jero…"

Stefano menghela nafasnya, ia mengerti dengan apa yang akan di tanyakan Jisoo setelah ini.

***

Disini, disebuah cafe yang tak jauh dari Taman. Stefano membawa Jisoo ke cafe tersebut. Stefano bisa melihat bagaimana hidup Jisoo, jika dilihat dari keadaan gadis itu saat ini. Jisoo tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja.

Bahkan, Stefano kini melihat air mata itu keluar dari kedua mata Jisoo. Air mata yang tak disukai oleh Jero, jika melihat Jisoo menangis. Jero pasti akan menghapus air mata itu, jika Jero melihat gadis itu menangis. Jero paling tidak suka jika melihat gadis pujaannya menangis seperti saat ini.

"Jero nyelametin lu, supaya lu terus bahagia, bukannya malah tambah sedih kayak gini." Kata Stefano sedikit bergurau.
"Gimana gue bisa bahagia, Stefano? Kalau gue saja gak tahu keadaan Jero saat ini."
"Lu udah cari dia kemana-mana?" Stefano bertanya.
"Iya. Gue pengen ketemu dia! Gue ngerasa bersalah sama dia!" Stefano menggeleng.
"Lu gak usah merasa bersalah, Jero gak pernah nyalahin lu sama sekali."

Jisoo menunduk, ia tak menjawab. Nafasnya tak teratur akibat menangis. Kepalanya terasa pening, namun ia tetap ingin mengetahui keberadaan Jero. Jisoo harus mengetahui keadaan Jero.

"Oh iya… gue denger pertunangan lu…." Stefano sengaja menggantungkan kalimatnya.
"Gue batalin! Soalya dia ngehamilin cewek lain!" Jisoo menggigit bibirnya, menahan tangis yang akan keluar.
"Gue udah tahu! Malah gue sendiri yang nyuruh Lisa buat ngehancurin pertunangan lu waktu itu. Sorry, Ji! Tapi, Sean memang keterlaluan! Dia milih lu, tapi dia ninggalin Lisa yang waktu itu dalam keadaan hamil anak dia!" Kata Stefano emosi.
"Jadi… lu udah tahu?" Stefano mengangguk.
"Lisa sahabat gue sama Irene, dan kalau ada apa-apa dia suka cerita sama Gue dan Irene."
"Tapi kok Lisa tahu kalau Sean bakalan tunangan sama gue waktu itu?"

Stefano tersenyum, ia mengaduk kopi pesanannya yang saat ini mulai dingin. Pikirannya kembali mengingat kejadian 3 bulan yang lalu. Dimana, saat itu Lisa menangis karena Sean meninggalkannya, dan Irene adalah orang pertama yang Lisa cari waktu itu. Dengan tangis, Lisa menceritakan semuanya pada Irene. Dan Stefano yang kebetulan saat itu ada di Rumah Irene, menyuruh Lisa untuk pergi ke pertunangan Jisoo dan Sean. Menghancurkan pertunangan mereka, sekaligus membongkar kelakuan Sean pada Jisoo.

Short Story | JenSooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang