Sein mengikuti arahan intuisinya menuju ke tempat di mana pintu ganda berwarna hitam dengan simbol 'mata di atas cawan' berada. Dia menatap kosong untuk waktu yang lama.
"Berasal dari orang yang sama?" tanyanya dengan tidak pasti, dia enggan mengakui hal ini. Dia adalah dia, Rui juga mengakuinya, lalu bagaimana mungkin dia hanyalah proyeksi?! Itu mustahil! Rui tidak mungkin tertipu!
Sein menyangkal pernyataan bahwa dia adalah proyeksi dengan begitu banyak kata-kata di hatinya.
"Jika aku proyeksi, siapa yang nyata? Itu artinya, Rui mengenali orang yang salah?" Suaranya semakin pelan dan bergetar. Kemungkinan negatif selalu membayangi hatinya.
Dia tidak bisa menahan tawa mencela diri sendiri, dia melanjutkan ocehan kacaunya, "Seharusnya benar begitu. Aku bukan seseorang yang dia panggil adik kecilnya, aku hanya orang lewat, tidak, bahkan sepertinya aku bukan orang nyata."
Dunia Kognitif bergetar menanggapi kehancuran mental pemiliknya. Tujuan hidup utamanya di dunia manapun itu adalah Rui. Rui mengorbankan dirinya di regresi terakhir, Sein semakin menyesali dirinya sendiri jika Rui memang tertipu.
Simbol 'mata di atas cawan' pada pintu itu tiba-tiba bersinar cemerlang menanggapi keputusasaan Sein. Sein seharusnya tidak boleh dibiarkan memikirkan hal-hal terlalu berlebihan.
'Bayangan' itu terlambat menahannya saat dia tiba di sana, pintu itu terbuka di depan Sein dan kabut hitam yang penuh energi keputusasaan dan kebencian menjeratnya.
"Apakah kau benar-benar akan menyerah? Kau menciptakanku untuk membimbingmu bila kau jatuh, tapi kau akan menyerah? Bukankah semua usahaku sia-sia?"
Sein tak bisa mendengar peringatan 'bayangan' itu, kabut hitam mengaburkan persepsinya di Dunia Kognitif ini.
Apa yang ada di dasar jurang? Keputusasaan di balik pintu itu merupakan puncak gunung es, di bagian terbawah mengandung kegelapan tak terbatas.
'Bayangan' itu tidak bergerak maju untuk menarik Sein karena itu bukan solusi memecahkan "hantu" yang membuat Sein jatuh dari ego aslinya yang positif.
Melihat dirinya sendiri akan dimakan oleh hal-hal gelap itu, 'bayangan' masih tenang. Jika dia yang membuka pintu itu, hanya akan ada ruangan yang tak mengancam, dia sendiri adalah perwujudan isinya, mana mungkin dia bisa ditarik ke kegelapan bila dia adalah kegelapan itu sendiri?
Namun, Sein berbeda, dia pasti akan ditangkap oleh kegelapan dan dicemari. Pada saat itu, simbol yang terukir di gerbang beresonansi dengan kegelapan, energi misterius mendorong Sein menjauh dari kabut keputusasaan dan gerbang tersebut menutup kembali dengan sendirinya.
'Bayangan' itu tercengang untuk waktu yang lama sampai dia mendengar rintihan Sein, dia mendekati Sein yang telah lepas dari kesurupannya. "Kakak melakukan hal ini lagi," lirihnya sambil meraih tangan Sein dan menyeretnya kembali ke penjara.
Sein didudukkan di bangku penjara dan ekspresinya yang menunjukkan kebingungan mulai mereda, dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi didahului oleh 'bayangan' itu.
"Sampai kapan kau akan menolakku?" tanya 'bayangan' itu sambil menggenggam kedua tangan Sein.
Wajahnya merupakan replika dari Cail dengan mata ruby-nya dan rambut hitam, tetapi dia lebih tinggi dan dewasa dari Sein.
Sein mencoba menarik tangannya, sayangnya 'bayangan' itu tidak membiarkannya pergi sampai dia menjawabnya.
"Sebenarnya, siapa kau? Apakah kita berasal dari orang yang sama? Aku hanya proyeksi, kan?" Sein akhirnya mengutarakan keraguannya.
'Bayangan' itu tak bisa berkata-kata selama beberapa saat. Ketika pemahamannya menembus makna pertanyaan Sein, ekspresinya tenggelam.
"Kau pasti bertemu 'itu'. Apakah kau mempercayai apa yang 'itu' katakan padamu?" Dia menatap mata Sein yang tampak tidak fokus, lalu melanjutkan dengan nada membimbing, "Kebenaran sesuatu itu bukan berarti kenyataan, hanya jika kau menganggapnya benar, maka kebenaran itu akan menjadi nyata."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kebahagiaan Protagonis
FantasyKarya Original, bukan fanfic atau terjemahan! Cover dari Canva *** Protagonis novel "Ways of Heroes" tidak mendapatkan jawaban atas ketidakbahagiaannya sampai akhir, sebagai pembaca berat novel tersebut, Yoo Han benar-benar berharap dia bisa memban...