Update 🤗
"Aduh mas!"rintih Alena sembari berteriak memanggil suaminya.
Bagas yang sedang mandi di kamar mandi keluar dengan tergesa-gesa menghampiri Alena yang tengah merintih kesakitan di ranjang.
"Subhanallah ketuban kamu udah pecah sayang, kamu mau lahiran!"
Dalam keadaan panik Bagas langsung memakai pakaiannya terlebih dahulu.
"Ayo sayang mas gendong."
"Nggak mau. Mau jalan,"jawab Alena sambil mencoba berdiri di bantu oleh Bagas.
"Tapi sayang-"
"Nggak mau mas kalau di gendong nanti perut aku jadi ketekan, aku mau jalan kaki aja,"jawab Alena.
Bagas akhirnya pasrah, ia menuntun istrinya untuk keluar dari kamar.
"Pah, mah!"panggil Bagas pada orangtuanya yang berada di ruang makan.
Soraya bergegas menghampiri menantunya dan ikut menuntun Alena menuju mobil yang sudah terparkir di depan. Untung saja Soraya menginap di rumah ini jika tidak mungkin Bagas akan panik dan tidak tahu apa yang harus di lakukan lebih dulu.
"Coba atur nafas ya nak,"titah Soraya.
Alena mengangguk, ia mencoba mengikuti arahan mertuanya yang sudah berpengalaman dalam hal ini.
"Bagas, semua perlengkapan sudah di siapin di mobil kan?"tanya Soraya.
"Udah mau, aku udah masukin perlengkapan bayi dan lainnya ke dalam mobil dari jauh-jauh hari,"jawab Bagas.
"Papah sudah menghubungi dokternya, dan dokter sudah siap di sana,"ucap Sandi.
"Papah yang nyetir ya pah,"pinta Bagas.
"Iya gas."
Mereka lalu memasuki mobil dan mobil segera berjalan menuju rumah sakit yang jaraknya dari rumah sekitar 400 meter.
Tangan Alena begitu erat meremas tangan Bagas karena menahan rasa mulas di perutnya.
"Aduh ayah!"rintih Alena membuat Bagas sangat panik.
"Ayah harus gimana bun? Ayah bingung,"ucap Bagas. Bagas hanya bisa mengelus punggung Alena.
"Atur nafas lagi coba nak, jangan di coba mengejan dulu ya nak kita belum tahu kamu sudah pembukaan berapa."
Alena mengangguk berusaha untuk menanggapi perkataan mertuanya.
Alena mencoba mengatur nafasnya, ini pertama kalinya ia akan melahirkan dan rasanya begitu sakit.
Perutnya mulas seperti di bejek-bejek.Mobil sudah berada di depan pintu masuk rumah sakit.
"Bagas kamu turun dan ambil kursi roda,"perintah Soraya.
"Iya mah."
Bagas segera turun dari mobil dan ia kembali lagi dengan membawa kursi roda dan satu orang perawat.
"Ayo sayang, pelan-pelan mas bantu,"ucap Bagas sambil membantu menurunkan Alena dari mobil dan mendudukkannya di kursi roda.
"Mari pak langsung ke ruangan bersalin, sudah di tunggu oleh dokternya,"ucap perawat tersebut.
Mereka bergegas menuju ruang yang di maksud.
Alena sudah berbaring di ranjang rumah sakit dengan kaki mengangkang tengah di cek pembukaannya oleh dokter dan sudah USG juga tadi untuk melihat posisi bayinya dan sudah memasuki area panggul.
Bagas merasa bahagia karena anaknya adalah laki-laki dan akan menjadi penerusnya nanti. Lengkap sudah dirinya memiliki satu putri dan putra.
Sedangkan Bagas saat ini berdiri di sebelah Alena dan menggenggam tangan Alena begitu kuat.

KAMU SEDANG MEMBACA
-
Romance[Repost] " Ayah aku ingin punya adik." Anin berkata pada ayahnya. "Ayah tidak punya istri, bagaimana caranya?"tanya sang ayah. "Menikahlah lagi yah." "Dengan siapa?" "Sahabatku Alena." ________________ Bagaimana cerita selanjutnya? Apakah sang ayah...