Bagas mengantar Alena pulang, setelah menginap selama 2 hari di rumahnya. Sekarang Alena berada dimobil hanya berdua saja dengan bagas karena sebelum menuju rumah Alena, Bagas terlebih dahulu mengantarkan Anin kerumah omanya atau rumah orangtua Bagas.
"Alena besok saya dan kedua orang tua saya akan datang ke rumahmu untuk meminta restu pada orangtuamu sekaligus melamarmu." pipi Alena memerah mendengarnya ia tidak menyangka baru kelas 12 sudah ada yang akan melamarnya.
"i-iya om,"jawab Alena dengan gugup.
"Em tapi om aku masih kelas 12, aku takut nanti jika menikah aku akan dikeluarkan dari sekolah. Tinggal 9 bulan lagi om aku ingin sampai lulus SMA."Alena berkata dengan hati-hati takut menyinggung perasaan Bagas.
"Kamu tenang saja Alena, kita akan tetap menikah 1 bulan lagi. Kamu tidak perlu khawatir akan dikeluarkan dari sekolah semua itu bisa diatur. Kamu tau sekolahan itu adalah milik orang tua saya jadi kamu tenang saja lagipula saya tidak akan menghamilimu saat masih awal-awal masuk sekolah, mungkin beberapa bulan sebelum kamu lulus."Bagas berkata dengan tenangnya itu semua hanya dimulut, dihatinya ia sudah merencanakan sesuatu, ia tidak mungkin tahan jika sudah menikah tidak menyentuh istrinya selama sembilan bulan itu mustahil bagi Bagas.
Pipi Alena memerah bahkan jantungnya saat ini seperti sedang berdisko, mendengar perkataan bagas itu, bisa-bisanya Bagas berkata dengan tenang.
Bagas yang melihat pipi Alena memerah jadi gemas ingin menciumnya tapi ia pendam hasratnya 1 bulan lagi itu tidak lama bukan, setelah itu ia akan melakukan apapun pada Alena karena sudah halal. Bagas tersenyum sendiri memikirkannya.
Mereka berdua sudah sampai dirumah Alena.
"Makasih ya om udah mau nganterin aku, mau mampir dulu om." tawar Alena.
"Tidak sekarang ya Alena, soalnya saya ada kerjaan yang harus segera diurus lagipula besok saya juga akan ke rumahmu. Sampai jumpa besok Alena."
"Ya sudah kalau begitu terimakasih sekali lagi ya om." Alena membuka pintu mobil, saat sudah diluar Alena menunggu mobil Bagas pergi dahulu sebelum dia masuk kedalam rumah.
............
"Assalamualaikum Bunda." Alena menghampiri bundanya yang sedang duduk di ruang keluarga lalu mencium pipi bundanya itu.
"Waalaikumsalam."
"Ehh anak bunda udah pulang kirain mau nginep lagi,"ujar Ranti.
"Hehehehe udah kangen sama bunda jadi pulang deh." Alena terkekeh lalu memeluk bundanya.
"Ohh... jadi kalau belum kangen sama bunda belum mau pulang mau nginep terus?"tanya Ranti pura-pura kesal.
"Ya nggak dong Bun aku selalu rindu sama bunda, padahal cuma dua hari kan, tapi rindunya sudah menggebu gebu," Jawab Alena berlebihan.
"Lebay kamu ah, gimana nanti kalau kamu menikah kan ngga sama bunda lagi karena harus ngikutin suami kamu, jadi mulai sekarang kamu harus terbiasa jauh dari bunda,"ujar Ranti memberikan pengertian.
Alena mengangguk.
"Bun misalnya nanti ada yang melamar aku tapi umurnya jauh diatas aku ngga apa-apa kan bun?"tanya Alena mendongkak melihat wajah ibunya.
"Ya ngga papa menurut bunda asal kamu mau dan dia bertanggung jawab sama kamu, kamu ko nanya gitu kamu udah punya pacar?"tanya Ranti melihat wajah anaknya.
"Eng-nggak Bun, cuma nanya aja. Ya udah aku ke kamar dulu ya Bun,"jawab Alena gugup saat ditanya bundanya, ia langsung berlari kecil menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda untuk Ayah
Romance[Repost] " Ayah aku ingin punya adik." Anin berkata pada ayahnya. "Ayah tidak punya istri, bagaimana caranya?"tanya sang ayah. "Menikahlah lagi yah." "Dengan siapa?" "Sahabatku Alena." ________________ Bagaimana cerita selanjutnya? Apakah sang ayah...