Happy reading 😊
Bagas baru saja pulang dari kantor, ia membuka pintu rumahnya, tidak biasanya istrinya tidak menyambutnya pulang.
Kemana Alena? batin Bagas. Ia memilih untuk menuju ruang keluarga.
"Assalamualaikum."Bagas memberi salam.
"Wa'alaikumsalam ayah."Anin menghampiri Bagas dan mencium tangan ayahnya.
"Kemana bunda? kok kamu yang nyambut ayah."
"Bunda ada kok yah mungkin dikamar, mungkin bunda nggak tau kalau ayah pulang."
"Iya, yaudah ayah mau ke kamar dulu ya."Bagas mengecup kening Anin singkat lalu berjalan menuju kamarnya.
Bagas membuka pintu kamarnya tapi terlihat sepi kemana istrinya.
"Sayang kamu dimana?"panggil Bagas.
Tapi tidak ada sahutan..
"Atau mungkin lagi di dapur ya,"gumam Bagas.
"Lebih baik aku mandi dulu setelah itu mencari Istriku."Bagas langsung menuju kamar mandi.
"Mas, mas dimana?"panggil Alena yang baru memasuki kamar, wajahnya tersenyum ceria karena tahu suaminya sudah pulang, berarti keinginannya akan segera terkabul.
Tapi Alena berubah murung saat mendengar bunyi air di dalam kamar mandi, berarti Bagas sedang mandi, padahal dirinya sudah menunggu dari tadi siang untuk mengutarakan keinginannya ini, tapi ia malu, dan sekarang ia sudah gagal memenuhi keinginannya karena sudah terlambat.
Alena rasanya ingin menangis, saat keinginan yang dari tadi dipendam tapi malah gagal.
"Hiks hiks hiks."Alena terisak pelan, sambil menatap nanar pintu kamar mandi, tak lama pintu kamar mandi terbuka keluarlah Bagas yang hanya menggunakan handuk sebatas pinggang, Bagas kaget melihat istrinya duduk di tepi ranjang sambil menangis dengan cepat Bagas menghampiri istrinya itu.
"Sayang kamu kenapa, kok nangis?"tanya Bagas sambil mengusap air mata istrinya.
"Hiks... hiks mas jahat hiks."tangis Alena membuat Bagas segera memeluknya.
"Mas jahat kenapa?"tanya Bagas, ia sungguh bingung dengan istrinya yang belakangan ini mudah menangis.
"Hiks padahal aku mau mandi sama mas, tapi mas udah mandi duluan hiks... hiks."
Astagah jadi karena itu istrinya menangis.
"Mas kan nggak tau sayang, kamu nggak ngasih tau mas."
"Mas aja yang nggak peka!"Bagas hanya bisa meringis mendengarnya.
Dikira dirinya cenayang kali bisa tau tanpa diberitahu, tapi ingat satu hal wanita adalah makhluk yang tidak mau disalahkan, jadi semua ini adalah salahnya dan ia harus meminta maaf supaya tidak semakin rumit masalahnya."Iya mas nggak peka maafin mas ya, terus sekarang maunya gimana?"tanya Bagas dengan lembut sambil mengelus punggung Alena yang bergetar.
Alena mengentikan tangisnya tapi masih sesenggukan."Aku mau mas mandi lagi sama aku."
Apa! mandi lagi, aku saja tadi mandi dengan cepat karena merasa dingin dan sekarang disuruh mandi lagi. Entahlah mungkin aku akan masuk angin nanti, batin Bagas, tapi saat melihat mata istrinya yang sudah berkaca-kaca ingin menangis kembali ia jadi tidak tega.
"Ini udah malam sayang, besok aja ya mandinya, pagi-pagi sama mas,"ujar Bagas memberi pengertian.
"Maunya sekarang mas, aku belum mandi dari tadi, masa nggak mandi mas,"ujar Alena dengan suara manja.

KAMU SEDANG MEMBACA
-
Romansa[Repost] " Ayah aku ingin punya adik." Anin berkata pada ayahnya. "Ayah tidak punya istri, bagaimana caranya?"tanya sang ayah. "Menikahlah lagi yah." "Dengan siapa?" "Sahabatku Alena." ________________ Bagaimana cerita selanjutnya? Apakah sang ayah...