Happy reading
Sekarang sudah malam dan Bagas belum juga pulang ke rumah, Alena yang sendari tadi menunggunya di sofa ruang tamu sudah sedikit mengantuk. Alena sebenarnya sudah disuruh untuk istirahat saja oleh Soraya dan Anin, tapi Alena tetap kekeh tidak mau dan mengatakan ingin menunggu saja suaminya hingga pulang.
Soraya dan Anin akhirnya pasrah dan mereka memilih pamit pada Alena untuk tidur."Mas kemana sih katanya nggak sampai 15 menit udah sampai, ini udah setengah jam nunggunya belum datang-datang orangnya."gumam Alena lirih karena matanya juga sudah sulit diajak kompromi maunya terpejam saja. Ia memang sudah memberi pesan pada Bagas dan Bagas mengatakan akan pulang sedikit telat karena ada banyak masalah di kantor selama dia libur, dan Bagas juga meminta Alena untuk tidak menunggunya disuruh untuk tidur saja tapi Alena tetep kekeh pada pendiriannya.
Tak lama kemudian terdengar suara mobil Bagas. Alena yang mendengar langsung membuka matanya yang tadi dilelapkan sebentar.
Bagas membuka pintu ruang tamu dia tersenyum lebar saat melihat wanita cantik yang sedang tersenyum manis didepannya sedang menyambutnya pulang, ini yang sangat dirindukan oleh Bagas selama 17 tahun, ia ingin jika pulang kantor maka istrinya lah yang menyambutnya dan memberikan senyuman manis, itu membuat rasa lelah berkerjanya hilang menurut Bagas."Assalamualaikum sayang."
"Waalaikumsalam mas." Alena mencium tangan suaminya dan mengambil tasnya Bagas dan juga membantunya melepaskan jasnya.
"Mas kan udah suruh istirahat aja, karena mas pulangnya bakal malem kok kamu masih tetep nungguin mas?"ujar Bagas sambil mengecup kening Alena.
"Nggak papa mas aku pengin aja nungguin mas pulang."
"Makasih ya sayang udah nungguin mas."
"Iya mas, mas belum makan kan aku hangatin makannya ya mas?"
"Iya, ya udah mas mandi dulu yah udah gerah banget, mas juga kayaknya masih ada baju disini nanti mas cari di kamar lama mas. Sayang udah mandi juga kan jangan-jangan belum mandi nih,"ujar Bagas sambil mencubit pelan hidung istrinya.
"Ihh aku udah mandi ya mas, orang aku udah wangi gini juga,"ujar Alena kesal.
"Hehehehe iya mas udah tau kok orang tadi dicium udah wangi banget bikin mas pengin, tapi kayaknya batal deh malam ini,"ujar Bagas.
"Apanya yang batal mas?"tanya Alena bingung.
"Bikin adik buat Anin,"jawab Bagas tersenyum jahil.
"Mas ini di rumah mamah, malu lah mas."
"Maka dari itu kita nggak bisa bikin. Harusnya tadi mas cepet-cepet selesain pekerjaannya biar kita bisa pulang dan bikin adik buat Anin,"ujar Bagas lesu karena rencana yang disusun tadi pagi gagal.
"Udah mas mandi sana, kalau mau bikin masih banyak waktu juga."
"Iya sayang, besok pulang dari sini mas kurung kamu dikamar berjam- jam,"ujar Bagas kemudian berlari kecil ke arah kamar lamanya karena takut jika istrinya akan mengamuk.
Alena yang melihat suaminya lari hanya geleng-geleng kepala ia ingin teriak tetapi sadar jika ini sudah tengah malam pastinya bakal ganggu orang yang sedang istirahat. Alena lalu berjalan ke dapur dan memanaskan makanan yang sudah dingin tadi menggunakan microwave.
"Sayang." Panggil Bagas yang sudah selesai mandi dengan baju yang lebih santai.
"Iya mas sini, ayo makan nanti keburu dingin lagi,"ujar Alena yang sedang duduk di kursi meja makan.
Bagas lalu duduk di kursi samping Alena."Suapin yang tangan mas capek, tadi habis tandatanganin banyak banget dokumen,"ujar Bagas dengan manja.
"Manja banget si suamiku, ya udah sini aku suapin, buka mulutnya sayang,"ujar Alena kemudian menyuapi Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda untuk Ayah
Romance[Repost] " Ayah aku ingin punya adik." Anin berkata pada ayahnya. "Ayah tidak punya istri, bagaimana caranya?"tanya sang ayah. "Menikahlah lagi yah." "Dengan siapa?" "Sahabatku Alena." ________________ Bagaimana cerita selanjutnya? Apakah sang ayah...