Happy reading
Alena berjalan mondar mandir sendari tadi didalam kamarnya, Bagas masih dibawah sedang berbicara dengan papah dan ayahnya. Alena sedang gelisah sekarang karena memikirkan apa yang dikatakan bundanya tadi.
Setelah tadi makan malam, ia yang ingin kembali ke kamar mengurungkan niatnya saat mengingat ada yang perlu ditanyakan pada ibunya jadi ia lebih memilih ke kamar ibunya terlebih dahulu .
Flashback.....
"Alena kamu tidur saja duluan, mas masih mau bicara masalah kerjaan sama papah dan ayah, takutnya kamu juga bosan mendengarkan pembicaraan kita,"ujar Bagas. Mereka kini sedang berada diruang keluarga, tadi setelah makan malam keluarga Bagas memang belum pulang karena berencana tidur disini semalam.
Dan sekarang yang berada diruang tengah hanya ada Rendra, Sandi, Bagas dan Alena saja. Anin, Ranti, dan juga soraya sudah memilih ke kamar karena katanya sudah mengantuk.
"Iya benar Alena, kamu mendingan kekamar aja istirahat sana kamu pasti capek," Ujar Rendra pada anaknya.
"Em baiklah Alena pamit ke kamar ya mas."pamit Alena, Bagas mengangguk, ia lalu meninggalkan ruang keluarga.
Saat akan menuju kamarnya, Alena mengingat ada yang ingin dibicarakan pada bundanya, maka dari itu ia memilih melangkahkan kakinya menuju kamar Ranti. Ia berdoa semoga bundanya belum tidur, sesampainya didepan kamar Ranti , ia mengetuk pintunya.
Tok...tok...tok
"Bunda udah tidur?"tanya Alena masih didepan pintu, tak lama kemudian terdengar pintu dibuka.
Ceklek
"Ada apa Len?"tanya Ranti .
"Bun, Lena ganggu waktu tidur bunda yah? kalau begitu ngga jadi sekarang deh besok ajah ngomongya,"ujar Alena dengan cepat.
"Loh, nggak papa dong Len. Memangnya kamu mau ngomong apa sama bunda, ya udah kita masuk dulu ya biar nyaman bicaranya dari pada didepan pintu gini."
Ranti dan Alena masuk kedalam kamar dan duduk disofa yang berada disana.
"Tapi nggak ganggu waktu tidur bunda kan? takutnya bunda udah ngatuk."
"Enggak lah. Bunda belum ngatuk, tadi juga bunda lagi beresin pakaian, ya udah sekarang ceritain mau ngomong apa sama bunda."
Ranti melihat anaknya, yang terlihat ragu-ragu untuk berbicara.
"Em bun, aku mau tanya soal perkataan bunda sebelum aku menikah. Maksud melayani suaminya dengan ikhlas kata bunda kemarin apakah jika aku menolaknya dan tidak ikhlas melakukannya akan berdosa bunda?"
"Kamu bicara soal melayani, melayani yang diatas ranjang maksud kamu?"tanya Ranti, Alena mengangguk malu karena bundanya langsung menangkap apa yang dikatakannya.
"Itu berdosa Alena, walaupun itu hal yang sepele. Jika kamu memang belum siap untuk melakukannya bicarakanlah baik-baik dengan suamimu pasti Bagas akan mengerti, tapi saran bunda jangan terlalu lama membiarkan Bagas tidak menyentuhmu. Karena apa, Bagas itu sudah duda belasan tahun dan sekarang sudah mempunyai istri tapi tidak bisa melakukan apapun pada istrinya karena istrinya tidak mengijinkan, pasti Bagas akan sangat tersiksa tidak bisa menyentuhmu. Apalagi nanti kalian akan tidur seranjang, dan ya semoga Bagas tidak khilaf untuk jajan diluar, kamu mengerti kan maksud bunda?"ujar Ranti yang sebenarnya berniat menakut nakuti anaknya.
Ranti ingin melihat reaksi anaknya jika berkata seperti itu, terbukti Alena menegang setelah mendengar perkataan Ranti yang terakhir tentang jajan diluar, yah dia tahu itu apa artinya, dia tidak akan mau jika itu sampai itu terjadi. Tapi dia masih belum bersedia untuk sekarang mungkin nanti dia bisa, tapi apakah Bagas masih bisa sabar menunggunya..

KAMU SEDANG MEMBACA
-
Romance[Repost] " Ayah aku ingin punya adik." Anin berkata pada ayahnya. "Ayah tidak punya istri, bagaimana caranya?"tanya sang ayah. "Menikahlah lagi yah." "Dengan siapa?" "Sahabatku Alena." ________________ Bagaimana cerita selanjutnya? Apakah sang ayah...